Podcast Rukun Beragama

Video

Thursday, November 17, 2022

Cara Membuat Ringkasan Buku

 



Cara Membuat Ringkasan Buku yang Bermutu

Beda Ringkasan dan Ikhtisar

Ringkasan dan Ikhtisar perlu dibedakan. Ringkasan adalah sebuah penyajian singkat dari suatu karya tulis tetapi dengan tetap mempertahankan urutan isi dan sudut pandang penulis. Bagian bab dari buku yang diringkas dipertahankan dalam bentuk penyajian singkat.

Sedang ikhtisar tidak perlu mempertahankan urutan tulisan atau karangan dalam buku asli. Penulis dapat langsung mengemukakan inti masalah yang diapaparkan dalam buku yang diringkas. Penulis ikhtisar dapat mengabaikan bagian-bagian yang dianggap kurang penting.

Kecermatan Membaca Buku

Penulis ringkasan dapat langsung menulis ringkasan dalam bentuk kalimat-kalimat atau alinea-alinea, bagian-bagian dari buku yang diringkas. Karena itu untuk menyajikan sebuah ringkasan penulis membutuhkan waktu untuk meneliti tulisan atau buku yang yang akan diringkas. 

Meringkas adalah sebuah reproduksi, melalui hasil ringkasan juga kita paham apakah seseorang benar-benar memahami isi sebuah buku.Membuat ringkasan berarti mempelajari bagaimana seorang penulis menyusun tulisan-tulisannya , menyampaikan gagasan dalam bahasa dan susunan yang baik, dan bagaimana penulis memecahkan suatu masalah. Karena itu untuk membuat sebuah ringkasan diperlukan kecermatan membaca buku yang akan diringkas.


Tahapan menyusun ringkasan yang baik:

1. Penulis ringkasan perlu membaca buku beberapa kali buku yang akan diringkas. 

Pada tahap awal usahakan membaca buku secara keseluruhan untuk memahami maksud penulis, jika perlu beberapa kali untuk mengetahui kesan umum buku itu, maksud dan tujuan penulisan, serta sudut pandang penulis buku itu.

2. Mencatat Gagsan Utama.

Setelah membaca keseluruhan buku, bacalah bagian-bagian buku dengan mencatat gagasan utama atau gagasan penting dari buku yang akan diringkas, bisa diberi garis bawah, atau langsung saja kedalam sebuah template draft ringkasan.

3. Membuat reproduksi. 

Berdasarkan data-data yang dikumpulkan penulis, maka dibuatlah draft ringkasan berdasarkan gagasan-gagasan utama yang telah dicatat penulis. Karena ringkasan adalah sebuah reproduksi, maka penulis harus menyusun kalimat-kalimat baru sehingga inti buku itu dapat tetap tampak dalam ringkasan yang dibuat. Penulis ringkasan tidak boleh menggunakan kalimat asli dari penulis buku, kecuali jika gagasan-gagasan itu penting sekali, atau karya pemikiran penulis buku tersebut.

Membuat ringkasan merupakan tugas yang umum diberikan dosen kepada mahasiswa, tujuannya adalah jelas agar dosen mengetahu apakah mahasiswa membaca buku dengan teliti,kritis yang menjadi materi kuliah yang diberikan seorang dosen. Karena itu, mahasiswa perlu mengerjakan tugas meringkas buku dengan serius untuk agar materi kuliah dapat dipahami dan menjadi pengetahuan, yang akhirnya mewujud dalam kompetensi lulusan.  


Dr. Binsar Antoni Hutabarat

https://www.binsarhutabarat.com/2022/11/cara-membuat-ringkasan-buku.html

Tanggung Jawab Guru

 


Tanggung Jawab Guru

Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru, sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat. Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barang siapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang yang sempurna yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya. (Yakobus 3:1-2)
 

Dosa Karena Lidah

Salah satu tanda kedewasaan Kristen adalah kemampuan untuk mengendalikan lidah. Barang siapa bisa mengendalikan lidahnya, maka dia bisa mengendalikan tubuhnya.

Lidah atau perkataan yang keluar dari mulut kita seharusnya memberikan kebaikan, kontribusi positif bagi kehidupan bersama, menghibur, menguatkan, menegur, memperbaiki kesalahan. Tetapi pada saat yang bersamaan kita tahu tak ada yang bebas dari kesalahan

Bagaimanapun kuatnya kita menjaga perkataan kita, selalu saja ada kesalahan yang keluar ketika kita mengucapkan sesuatu. Perkataan kita bukannya menghiburkan, memberkati tapi menimbulkan kepedihan, kemarahan, dan pertengkaran. Lidah seperti api neraka yang menimbulkan konflik antar manusia.

Kita kerap mendengar banyak konflik karena ada perkataan-perkataan yang membangkitkn kemarahan orang lain. Bahkan di negeri ini tidak sedikit koflik besar meledak hanya karena perkataan-perkataan yang tidak tepat. Apalagi berita hoax telah benyak menyulut konflik kecil maupun besar.

 
Lidah Seorang Guru

Mengapa Alkitab mengatakan janganlah banyak orang mau menjadi guru? Menjadi guru wajib mememiliki lidah seorang guru. Teladan seorang guru adalah Yesus Sang Guru Agung. Yesus tak bersalah dalam perkataan dan perbuatan, karena itu patut mendapat sebutan guru agung.

Mereka yang mau menjadi guru perlu meneladani kehidupan Yesus, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Repotnya, tak ada seorangpun dari kita yang bebas dari salah dalam perkataan dan perbuatan.

Tapi, apakah kita tidak boleh menjadi guru? Padahal guru adalah jabatan mulia. Guru perlu hadir menjadi teladan dalam perkataan dan perbuatan?

Tanggung Jawab Guru

Mereka yang telah berjuang keras mengendalikan perkataan dan perbuatan yang berdasarkan kebenaran dengan meneladani Yesus perlu memegang jabatan guru yang penting itu.

Pada sisi lain, tanda kedewasaan seorang Kristen adalah kemampuannya menguasai lidah, berarti juga menguasai seluruh tindakannya. Meski tidak sempurna seperti Yesus, mereka yang telah berjuang mengendalikan perkataan dan perbuatannya dengan meneladani Yesus bisa menduduki jabatan guru, namun perlu dengan perasaan takut dan gentar, karena sesungguhnya seorang guru tidak bebs dari salah dalam perkataan dan perbuatan.

Seorang guru perlu terus menerus belajar agara tidak mengucapkan perkataan yang salah, demikian juga hidup dalam kebenaran firman Tuhan.

Hanya dengan bergantung pada Allah dan hidup mengikuti teladan Sang guru Agung, guru-guru pada saat ini dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

Menghadirkan generasi yang memuliakan Tuhan dan mengusahakan perdamaian dan menegakkan keadilan dalam hidup bersama merupakan tanggung jawab guru.

 

Dr. BinsarAntoni Hutabarat


https://www.binsarhutabarat.com/2022/11/tanggung-jawab-guru.html

Wednesday, November 16, 2022

Menulis Pengalaman Pribadi




Menulis Pengalaman Pribadi

 Pertama kali mendengar perkataan, apa yang diucapkan akan lenyap, dan apa yang dituliskan akan abadi, perkataan itu langsung saja menyadarkan bahwa saya harus berlatih menulis dan terus menulis secara khusus menulis pengalaman pribadi jika ingin mengabadikan jejak dan karya yang telah saya ukir.

Tekad Untuk Menulis

Menulis itu butuh latihan, untuk trampil menulis, kita perlu banyak berlatih, dan tidak bosan-bosannya berlatih menulis dan memperbaiki tulisan kita. Syukurlah saya terdorong dengan ungkapan yang mengatakan, "Apa yang dikatakan akan lenyap, dan apa yang dituliskan akan abadi!"

Sejak mendengar kalimat itu, saya berjuang untuk terus menulis, untuk mewariskan jejak sejarah perjuangan, Jejak perjuangan yang ditulis itu tak akan lenyap, dan generasi demi generasi akan menikmati karya tulis saya terkait pengalaman pribadi yang tentu saja penting.

Dengan menuliskan karya kita, karya pribadi itu bukan sekadar jadi monumen, tapi menjadi pendorong, pemberi pencerahan untuk menghadirkan temuan karya yang terus berkelanjutan. Sebuah monumen yang bisa jadi mercusuar untuk mengawasi hadirnya monumen-monument baru yang jauh lebih berkualitas.

Jejajk-jejak perjuangan, raihan bidang keilmuan kita itu perlu diketahui generasi penerus, agar jangan melangkah pada jejak yang sama, atau sekadar menikmati tenda tempat peristirahatan kita saat berpikir untuk berkarya lebih lanjut .

Memperindah monument

Generasi penerus itu perlu melanjutkan jejak-jejak yang merupakan kelanjutan perjuangan kita. jejak itu bisa berupa pengalaman hidup dalam keluarga, berelasi dengan sesama, tetapi khususnya terkait jejak perjuangan seorang ilmuwan, untuk pengembangan keilmuan, memperindah monumen yang kita warisi.

Teori dan pengembangan teori perlu untuk dapat melihat realitas lebih jelas, dari mana kita berada, mengapa kita ada pada kondisi dan situasi seperti saat ini, untuk kemudian melangkah maju mencapai Visi, Misi yang telah kita tetapkan.


Ada apa dengan kebenaran agama

 




Ada apa dengan kebenaran agama?

Kebenaran agama memang tidak selalu memiliki pembuktian empiris, tetapi pemeluk agama itu memiliki kepastian jauh lebih kuat dibandingkan mereka yang percaya pada kebenaran ilmu pengetahuan.


Iman dan pembuktian

Meski kebenaran agama itu diterima melalui iman, dan meskipun iman yang diyakini itu minim pembuktian empiris, mereka yang percaya pada agama itu memiliki kepastian yang kuat. Kita biasa mendengar mereka berkata, yang penting percaya saja!

Tentusa saja saya tak sependapat jika iman itu harus mengorbankan akal budi, karena akal budi itu sendiri berasal dari sang pencipta. Saya juga percaya maka tentulah ada pengetahuan dari apa yang di imani itu.

Jika kita mengatakan  kebenaran agama itu tidak masuk akal, maka lebih tidak masuk akal lagi ketika kita memberitakan kebenaran yang tidak masuk akal itu kepada mereka yang memiliki akal, apalagi memaksakan keyakinan itu kepada orang lain. 

 Pernyataan kebenaran agama pada saat tertentu bisa tidak logis dalam arti, tak ada argumentasi sahih yang selaras dengan klaim kebenaran itu yang kita temukan. Tapi, bukan berarti kebenaran agama itu salah.

Apa yang belum kita temukan itu, tidak berarti tidak ada, hanya saja karena keterbatasan, kita  tidak mampu menemukannya pada fase tertentu. Itulah sebanya pernyataan kebenaran menjadi tidak logis, karena memang belum ditemukan rumusan logis dari kebenaran agama itu.

Ketika kita berhasil menemukan data-data logis yang menghubungkan klaim kebenaran itu dengan bukti-bukti yang kita susun sebagai argumentasi, maka pernyataan kebenarab itu memiliki rumusan logis.

Rumusan pernyataan kebenaran agama itu sejatinya masih perlu mengalami ujian, yaitu ujian dari para pemikiran lain. Bisa saja kebenaran agama kemudian dikonfirmasi oleh kebenaran sains.

Usaha merumuskan kebenaran bersama tentu saja membutuhkan kerja sama semua pihak. Itulah sebabnya sebuah kebijakan publik tidak boleh dirumuskan oleh kelompok tertentu. agama-agama yang beragam itu perlu menghadirkan nilai-nilai inklusifnya.

Rumusan kebenaran agama boleh saja mengalami ujian, yaitu ujian dari data yang ditemukan orang lain. Kalau begitu, mengapa kita sulit untuk berbeda, bukankah berbeda tidak identik dengan kompromi?


Dr. Binsar A. Hutabarat


https://www.binsarhutabarat.com/2022/11/ada-apa-dengan-kebenaran-agama.html


Soal Check Plagiarism

 https://www.facebook.com/Binsarhutabaratcenter




Soal Check Plagiarism

Menulis selalu saja menghadirkan sebuah karya baru, dan jika menulis tidak menghadirkan kebaruan, itu berarti penulis hanya mengutip saja hasil karya orang lain atau biasa disebut plagiat.

Plagiarism Checker

 Mengutip karya orang lain perlu mencantumkan sumber, itu berarti penulis menghargai karya tulis orang lain. Jika pengutipan dilakukan tanpa mencantumkan sumber, atau tidak mengungkapkan sumber ide atau kalimat yang dikutip, tindakan itu biasa disebut plagiasi. 

Sayangnya, kemalasan penulis kemudian memunculkan cara instan dalam menulis, yaitu menggunakan cara-cara tak terpuji menghindari plagiasi. Memang alat check plagiarism bisa diperdaya dengan menekan indeks plagiasi, tapi bagi para ahli yang paham tentu saja mampu membedakan, karena alat check plagiarism hanya alat bantu, dan yang menentukan sebuah artikel itu plagiarism atau tidak adalah reviewer.

Banyaknya cara mensiasati untuk terhindar dari check plagiarism itu kemudian menyebabkan bermunculannya

 karya-karya yang dipublikasikan di jurnal tidak berkontribusi penting bagi kemajuan masyarakat, tetapi hanya sekadar memperbaharui kalimat, tanpa menghadirkan temuan baru, jika demikian, maka tenaga yang begitu banyak dikeluarkan itu, bisa jadi tak berdampak apapun. 


Meningkatkan ketrampilan menulis

Menulis merupakan ketrampilan, berarti menulis itu perlu latihan, makin giat kita berlatih menulis, maka tulisan kita akan semakin baik, dan mudah dibaca orang lain, artinya pesan yang ingin kita sampaikan lewat tulisan, dapat diterima dengan baik sesuai dengan maksud si penulis.

Menulis juga memerlukan pengetahuan, antara lain pengetahuan tata bahasa, terkait kata, prasa atau kalimat. Demikian juga pengetahuan tentang paragraf. 

Alur logis tulisan dapat semakin baik dengan makin bertambahnya pengetahuan tentang logika, dan kemampuan berpikir kritis. Semua pengetahuan itu menunjang penulis untuk terampil menulis dengan baik.

Penulis juga perlu menghargai sebuah tulisan sebagai sebuah karya yang menghadirkan temuan baru. Itulah sebabnya penulis yang menghargai sebuah karya tulis akan menjauhkan diri dari kegiatan yang menjurus pada plagiasi.

Dr. Binsar Antoni Hutabarat

Selamat Menulis!!!

https://www.binsarinstitute.id/2022/11/soal-check-plagiarism.html
HOME SCHOOL KLIK DISINI!

Anti Kristus Jaman Now

  Anti Kristus Jaman Now: PGI, PGLII, PGPI, Aras Nasional Gereja Perlu Waspada!   Gereja pada awalnya adalah sebuah komunitas misioner...