Monday, December 26, 2022

MengembangkanTeologi Kristen Nusantara





Mengembangkan Teologi Kristen Nusantara

Teologi Kristen harus bisa memberikan kontribusinya bagi pembangunan negara kesatuan republik Indonesia. Sebuah teologi yang merespons kehadiran Kristen di bumi Nusantara, atau yang saya sebut teologi kontekstual Kristen Nusantara.

Peran sekolah tinggi teologi

Untuk mengembangkan teologi kontekstual itu sekolah-sekolah tinggi teologi perlu memainkan perannya. Sekolah-sekolah tinggi teologi perlu mengembangkan teologi akademis. 

Teologi akademis yang selalu mengembangkan teologi-teologi warisan gereja yang dijaga ketat di dalam tata gereja. Teologi akademis perlu berani merevisi teologi gereja yang merupakan warisan gereja.

Para akademisi tentu saja perlu belajar doktrin gereja, tetapi bukan menjadi pasukan yang disiapkan sekadar menjaga kelestarian doktrin gereja. 

Untuk sekolah-sekolah teologi yang didirikan gereja, tugas ini tidak mudah. Apalagi jika gereja yang mendirikan menjadi penyandang dana tunggal.

Sekolah teologi harus mampu menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia. Karena itu tidak bisa mengimport begitu saja pemikiran Barat. Pengenalan konteks Indonesia dengan segala keragamannya tidak boleh diabaikan. 

Teologi misi kontekstual harus terus menerus dikembangkan. Teologi itu harus terus berkembang demikian juga penerapannya dalam pelayanan.

Dr. Binsar Antoni Hutabarat


https://www.binsarhutabarat.com/2022/11/mengembangkanteologi-kristen-nusantara.html

Friday, December 23, 2022

4 hal yang esensial dalam Hidup manusia



https://linktr.ee/binsarantonihutabarat 



Apakah yang esensial dalam kehidupan manusia? Setidaknya ada 4 hal yaitu terang, udara, air dan makanan. Terang adalah yang pertama diciptakan. Jika matahari tidak ada segala maka sesuatu akan mati, demikian juga udara, air, dan makanan. Jesus adalah sumber semuanya itu. 

1. Yesus adalah terang hidup, terang dunia. “Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya, Akulah terang dunia; barang siapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup”(Johanes 8: 12), Yesus adalah matahari kebenaran. Tetapi kamu yang takut akan nama-Ku, bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya. Kamu akan keluar dan berjingkrak-jingkrak seperti anak lembu lepas kandang” (Maleaki 4:2).

2. Melalui Roh Kudus Yesus memberikan manusia nafas  hidup.  “Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh”(Johanes 3:8). Dan sesudah berkata demikian; Ia mengembusi mereka dan berkata; “Terimalah Roh Kudus”. (Yohanes 20:22).

3. Yesus juga air kehidupan “Jawab Yesus kepadanya, “jikalau Engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah dia yang berkata kepadamu; berilah Aku minum! Niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup” (Johanes 4:10). Orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau  daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam diantara kita, dan kita telah melihat kemulian yang diberikan kepada-Nya sebagai anak tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. (Yohanes 1:3-14). Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru, “barang siapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum. Barang siapa percaya kepada-Ku seperti dikatakan oleh kitab suci’Dari dalam dirinya akan mengalir aliran-aliran air hidup”. (7:37-39).

4. Yesus adalah Roti kehidupan yang turun dari surga, “Kata Yesus kepada mereka; Akulah roti hidup;barang siapa datang kepada-Ku . ia tidak akan lapar lagi, dan barang siapa percaya kepada-Ku ia tidak akan haus lagi.” (Yohanes 6: 35). Yesus tidak hanya memiliki hidup, dan memberikan hidup, tapi Yesus Hidup. Kata yesus kepadanya; Akulah jalan, dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”  (Yohanes 14:6).

Terang dan gelap adalah tema yang muncul dalam kitab Injil (Allah adalah terang 1 Yohanes:1:5, pada sisi lain setan adalah kuasa kegelapan (Luks 22:35). Manusia mencintai terang atau kegelapan, dan pilihan itu mengontrol tindakan mereka (Yohanes 3:16-19).

Mereka yang percaya pada Kristus adalah anak-anak terang. Kata Yesus kepada mereka; Hanya sedikit waktu lagi terang ada diantara kamu. Selama terang itu ada padamu, percayalah kepadanya, supaya kegelapan jangan menguasai kamu; barang siapa berjalan dalam kegelapan, ia tidak tahu kemana ia pergi. Percayalah kepada terang itu, selama terang itu ada padamu, supaya kamu menjadi anak-anak terang.”(Johanes 12: 35-36).

Sebagaimana penciptaan mulai, jadilah terang, dan terang itu pun jadi. Dengan demikian Ciptaan baru mulai dengan masuknya terang dalam hati manusia yang percaya.” Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ie tertutup untuk mereka yang akan binasa. Yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini. Sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan kristus, yang adalah gambaran Allah. Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus. Sebab Allah yang telah berfirman: “ Dari dalam gelap akan terbit terang!” Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.” (2 Korintus 4:3-6) 

Kedatangan Yesus Kristus kedalam dunia adalah fajar sebuah hari yang baru untuk manusia berdosa (Lukas 1:78-79)

Kita tentu berpikir sudah sepatutnya manusia berdosa menyambut terang itu, tetapi kasusnya tidak selalu demikian. Kedatangan terang membawa konflik, sebagaimana kuasa kegelapan melawannya. Kedatangan Terang membawa konfik dilaporkan dalam kitab Yohanes 7-12 yang mencatat orang-orang yang tidak memahami terang itu melawan terang, orang-orang yang tidak memahami perkataan dan perbuatan Yesus melawan Yesus, puncaknya mereka menyalibkan Yesus.

Ketika Yesus mengajarkan hal-hal rohani, mereka yang tidak memahaminya menafsirkan perkataan Yesus menurut pikiran mereka sendiri, pada perspektif yang berpusat pada diri sendiri, atau perspektif dunia yang melawan Allah.

Ketika Yesus berbicara bahwa tubuh-Nya adalah bait Allah (Johanes 2: 13-21, Kelahiran kembali (Johanes 3;4) Air hidup (Johanes 4;11), Akulah Roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seoramg makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan kuberikan untuk hidup dunia.” (Johanes 6:51), kemerdekaan rohani (Johanes 8:30-36, kematian sebagai tidur (Johanes 11:11-13), dan banyak kebenaran rohani, setan berusaha membutakan orang-orang yang berada dalam belenggu kegelapan, karena kegelapan artinya kematian dan neraka, sedang terang artinya hidup dan sorga.

Kata saksi adalah kata kunci dalam kitab injil Yohanes, Yohanes adalah saksi kedatangan terang. Yohanes pembaptis adalah salah seorang yang dilahirkan untuk menjadi saksi kedatangan Yesus. Tapi Yohanes pembaptis menjadi martir dan pemimpin-pemimpin agama Yahudi pada waktu itu tidak mencegahnya.

Mengapa bangsa-bangsa menolak Yesus? Karena mereka tidak mengenal Yesus. Mereka secara rohani mengabaikan Yesus yang adalah terang hidup. Terang yang asli, dan terang-terang lain adalah “copy an”, terang yang sesungguhnya adalah Yesus. Yesus adalah penggenapan agama perjanjian lama.

Yesus adalah kebenaran, tetapi orang-orang Yahudi tidak percaya. Yesus adalah kehidupan, tapi mereka menyalibkan Yesus.

Mereka yang percaya kepada Yesus memiliki hidup, hidup baru yang berawal dari menerima terang itu dalam hati. Terang Krstus masih bersinar, Terimalah terang itu dan menjadi anak-anak Allah.

https://www.binsarhutabarat.com/2022/12/4-hal-yang-esensial-dalam-hidup-manusia.html

Tuesday, December 20, 2022

Hari Tuhan Datang Seperti Pencuri

 


https://linktr.ee/binsarantonihutabarat

Paulus dalam kitab Tesalonika 5: 2  menjelaskan bahwa, hari Tuhan datang seperti pencuri. 


                    Yesus, Juruselamat, Wahyu, Harapan


Meskipun kedatangan Yesus itu pasti dan kedatangan Yesus adalah sebagai raja yang menghakimi, orang percaya tidak perlu takut, karena pada waktu Yesus datang, orang percaya akan menyongsong kedatangan Yesus sebagai raja yang menghakimi semua manusia.

 

Memang ada keragaman pandangan mengenai kedatangan Yesus, ada yang menganggap kedatangan Yesus pertama-tama hanya untuk prang percaya,  dengan anggapan bahwa akan ada pertemuan Yesus dengan orang percaya di udara. Dan kemudian manusia yang masih hidup akan mengalami sengsara besar, dan terjadi pemerintahan Iblis dunia, sehingga orang yang percaya pada masa itu akan mengalami penderitaan berat, sampai akhirnya Yesus datang untuk menghakimi iblis dan pengikut-pengikutnya.

 

Tapi saya berpandangan Tuhan Yesus datang hanya satu kali, yaitu datang sebagai hakim, dan secara bersamaan membawa orang yang percaya ke dalam dunia baru, dan menghukum iblis dan pengikut-pengikutnya ke dalam api kekal.

 

Saya setuju, bahwa istilah pengangkatan tidak harus diartikan bahwa orang percaya akan diangkat untuk menghadiri pertemuan dengan Tuhan di udara, sebelum Yesus datang kedunia bersama-sama orang percaya menghakimi dunia.

 

Saya percaya bahwa orang yang mati di dalam Tuhan sudah bersama dengan Tuhan. Istilah tidur yang digunakan Yesus untuk Lazarus yang mati, maksudnya adalah lazarus sudah mati. Dan Yesus membangkitkan Lazarus yang sudah mati. Karena Perpisahan tubuh dengan roh adalah kematian.

 

Roh manusia kembali kepada Tuhan, dan tubuh manusia mati. Kembali ke tanah, atau disebut tidur, karena kita semua akan mendapatkan tubuh baru ketika penghakiman terakhir dan kemudian masuk pada dunia baru yang kekal.

 

Istilah diangkat dalam I tesalonika 4:17 dalam konteks kedatangan Tuhan yang mengatakan, “sesudah itu, kita yang hidup yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa, demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.”

 

Ayat itu jelas menunjukkan bahwa kedatangan Yesus hanya satu kali, dan kemudian kita semua yang percaya hidup dalm dunia baru selam-lamanya. Istilah “diangkat”ini sama dengan Kisah 8:39… Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi.

 

Jadi pengangkatan harus diartikan bahwa ketika Yesus datang, orang percaya yang masih hidup akan diangkat untuk hidup bersama dengan Tuhan, dan iblis dengan pengikut-pengikutnya mendapatkan hukuman kekal.

 

Iblis tidak dapat merebut orang percaya dari tangan Tuhan, Iblis yang telah kalah itu pada waktu kedatangan Yesus yang kedua kali akan mendapatkan hukuman kekal.

 

Ketika Yesus mati, dan naik kesurga, maka iblis dilemparkan kedunia, dan iblis tidak ada ditahta Allah. Meski Iblis berusaha menghalang-halangi pemberitaan Injil, menganiaya orang percaya, tapi iblis dan para pengikutnya tidak bisa mengambil orang percaya dari tangan Tuhan.

 

Mereka yang percaya kepada penebusan Yesus  di kayu salib, menjadi hamba Kristus, tidak bisa direbut oleh Iblis. Karena itu kedatangan Yesus yang kedua kali, dinanti-nantikan oleh orang yang percaya. Karena orang percaya akan disempurnakan dan mendapatkan tubuh baru yang bebas dari dosa, untuk kemudian hidup bersama dengan Allah selama-lamanya.

 

Bagaimana seharusnya kita menyambut kedatangan Yesus?

1. Hidup dalam Ketaatan pada Allah. Perumpamaan tentang hamba yang setia dan hamba yang jahat. Menjadi hamba yang taat kepada Tuannya, Tuhan, jangan menjadi hamba yang jahat yang ingin menjadi tuan atas hamba-hamba yang lain, dan hidup untuk kesenangan diri.

2. Hidup bijaksana, menantikan kedatangan Tuhan dengan terus menjadi terang. Hidup bergantung dengan Roh Kudus untuk terus berbuah, hidup menjadi terang dunia.

3. Menjalankan misi Allah sesuai dengan kehendak Allah. Mengembangkan talenta, karunia yang tuhan beri secara tepat, sesuai dengan misi Allah yang Tuhan berikan kepada kita.

 

Saat wabah corona umat kristen harus menjaga diri untuk tidak tertular corona, mengasihi diri sendiri, dan juga mengasihi orang lain untuk tidak tertular corona. Tapi, kita bersyukur tenaga medis di negeri ini justru rela memberikan dirinya terpapar corona meski sudah berusaha untuk menghindar dari virus corona, namun untuk menyelamatkan mereka yang terinfeksi corona mereka menjadi orang yang rentang terpapr virus corona.

 

Kapan pun Tuhan Yesus datang, kita semua mesti siap-siap, tapi wabah corona harus kita lawan sebagai penghargaan terhadap kehidupan yang tuhan beri. Perjuangan melawan corona adalah perjuangan untuk kehidupan yang Tuhan beri. Perjuangan itu memuliakan Tuhan dan menjadi kebaikan bagi sesama.

 

Kita menantikan kedatangan Yesus dengan terus bekerja sebagai pelayan yang setia,hidup waspada dengan terus menjadi terang, dan  mengembangkan talenta dan karunia yang Tuhan beri untuk melaksanakan misi Allah. Tuhan memberkati.

HARI TUHAN DATANG SEPERTI PENCURI

Kebebasan Dalam Kehidupan Kristen

  



https://linktr.ee/binsarantonihutabarat 

 Apa yang kita percaya dan bagaimana kita bertingkah laku mestinya selaras. Paulus biasanya menghubungkan dengan istilah doktrin dan tugas. Apa yang Allah telah kerjakan untuk kita itulah yang memotivasi kita untuk mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan kehendak Allah.

Kita dimerdekakan oleh Allah utuk melaksanakan misi Allah yang menjadi kewajiban kita. Kebebasan Kristen adalah untuk melaksanakan perintah Allah. Dibebaskan untuk menjadi seperti Kistus. Manusia sejati yang bebas dan melakukan perintah Allah. Kebebasan dalam kehidupan kristen tidak perlu dipertentangkan dengan kewajiban untuk melaksanakan hukum-hukum Allah atau perintah-perintah Allah.

Terkait relasi antara kebebasan dan kewajiban setidaknya ada tiga pandangan yang kemudian membentuk Pola etika. Yakni Pola Etika Heteronom (Kaidah yang lain, diluar diri manusia), kaidah  otonomi (kaidah diri sendiri), Teonomi (kaidah Tuhan).

Mereka yang mengikuti pola heteronomi beranggapam bahwa apa yang Tuhan perintahkan harus dilakukan, apakah kita setuju atau tidak setuju itu tidak penting, demikian juga apakah kita mengerti atau tidak, yang jelas apa yang Tuhan katakan dalam Alkitab harus dilakukan.

Memegang pola ini akan mengakibatkan seseorang jatuh pada legalisme. Seperti orang farisi yang menganggap diri paling benar dan telah melakukan Firman Tuhan dengan benar. Tidak ada orang yang lebih benar dari mereka. Sayangnya, kita tahu mereka yang jatuh pada legalisme ini sangat keras pada diri sendiri, tetapi tidak untuk diri sendiri.

Seperti orang-orang Farisi yang gemar menghukum orang lain, gemar mencela orang lain orang berdosa, sesat dan jauh dari Allah. Alkitab mengatakan mereka melihat kuman di seberang lautan, atau kuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tak tampak. Itulah bahaya legalisme.

Disamping itu, mereka yang memegang pola etika ini juga merendahkan dirinya sebagai manusia. Melakukan tindakan lahiriah tanpa selaras dengan motif pelaku. Memisahkan masalah batin dan lahiriah.  Padahal seharusnya apa yang kita lakukan selaras dengan motif yang ada di dalam batin kita.

Dikatakan merendahkan manusia, karena tindakan ini menyangkali adanya kebebasan manusia. Karena hukum-hukum itu berasal dari luar diri manusia, maka manusia harus mengikuti saja apa yang dikatakan Tuhan, Dan manusia yang melakukan kewajiban itu terpaksa melakukannya, dan karena terpaksa melakukannya, maka mereka merasa tidak bertanggung jawab atas dampak yang terjadi atas tindakan mereka. Itu bukan urusan saya, tapi itu urusan tuhan.

Pandangan yang kedua adalah pandangan otonomi. Mereka mengatakan, manusia tunduk pada patokan-patokanyang ditetapkan oleh rasio manusia yang dtetapkan oleh rasio yang bersifat universal. Ungkapan yang tersohor dari kelompok ini adalah, saya wajib maka saya mampu. Kewajiban mutlak. Imperatif Kategori dalam istilah Kant.

Orang-orang itu mungkin perlu bertanya dalam hati mereka, seandainya semua orang berkelakuan sesuai dengan kelakuan diri kita, apakah dunia ini menjadi lebih baik ataukah justru lebih buruk?

Jadi, asal lulus ujian rasio, kewajiban etis dapat dikenal sebagai kewajiban mutlak. Mereka mengakui bahwa kewajiban moral adalah perintah ilahi. Dan untuk melakukan itu eksistensi Allah diperlukan.

Pahlawan moral seperti ini akan terus jalan tanpa Allah. Kebanyakan orang seperti ini , menyukai hidup dibawah rezim otoriter. Tampak jelas etika ini sama saja dengan heteronomi yang menetapkan hak-hak dan kewajiban yang hanya mesti diterima saja. Karena lulus ujian rasio karena itu harus dilakukan.

Saya setuju, tidak ada tata moral yang berdiri di antara kita dan Allah. Tak ada kewajiban rasional yang mendahului perelasian kita dengan Allah. Jika tidak ada relasi antara Allah dan manusia, maka manusia tidak mungkin dapat melaksanakan kewajibannya dalam kebebasannya.

Manusia menjadi manusia dalam kebergantungan dengan Allah. Manusia tidak dapat melaksanakan kewajibannya dalam kebebasannya tanpa bergantung dengan Allah. Di dalam kebergantungan dengan Allah itulah manusia memiliki kebebasannya, dan sekaligus dapat melaksanakan kewajibannya.

Dalam alam demokrasi di Indonesia gereja dan agama-agama harus bisa menempatkan diri secara tepat. Jika tidak maka disintegrasi bangsa menjadi taruhannya, apalagi dengan ditempatkannya agama pada posisi yang terhormat pada negeri ini,

Agama-agama bukan hanya perlu hidup berdampingan dengan agama-agama lain, tetapi juga dengan berbagai denominasi gereja, bahkan dengan mereka yang disebut bidat sekalipun. Gereja-gereja di Indonesia perlu berpikir maju, dan tidak sekadar mengikuti pengalaman tokoh-tokoh agama pada masa lampau.

Teologi itu tidak pernah lahir di ruang hampa. Gereja-gereja di Indonesia harus bisa merumuskan teologinya dan mengambil sebuah keputusn etis bagaimana menjaga kerukunan hidup bersama dengan denominasi gereja yang beragam dan juga dengan agama-agama lain.

Mereka yang berlaku arogan dengan dengan denominasi gereja lain mesti mempertimbangkan apa jadinya, kalau sikap arogan itu juga dilawan dengan sikap arogan kembali. Jangan berlindung di alam demokrasi untuk untuk mengingkari tanggung jawab membangun sebuah demokrasi yang sehat.

Kalau memang gereja-gereja di Indonesia hidup untuk memuliakan Tuhan dalam pertolongan Tuhan, maka sejatinya bukan arogansi denominasi atau agama yang muncul, tapi sikap saling membangun kehidupan yang sehat dalam hidup bersama untuk merawat kehidupan.

Kita jangan lupa, konteks gereja masa lampau berbeda dengan alam demokrasi saat ini. Dan juga jangan terlena dengan jaman kejayaan gereja yang menguasai negara, yang berakibat kepemimpinan gereja pada abad pertengahan justru menjadi abad kegelapan gereja.

Jika Tuhan mengijinkan denominasi lain ada, janganlah cepat-cepat mengatakan mereka yang berbeda penafsiran dengan kita itu sesat. Karena bisa jadi hanya ada perbedaan kecil, dan banyak kesamaan yang jauh lebih besar.

Gereja memang punya kewajiban untuk menjaga kemurnian gereja, tapi pertanyaannya apakah pemurnian gereja yang kita lakukan akan membuat gereja lebih baik?

Mereka yang menganggap ibadahnya paling benar, doktrinnya paling benar, sama saja menyangkali keterbatasannya memahami Firman Tuhan. Aneh bukan, mereka yang menganggap menjadi pembela-pembela kebenaran, penjaga kemurniam gereja saat ini mengapa menjadi sangat arogan?

Apakah para rasul memang arogan? Menurut saya Tak ada para rasul yang arogan, mereka hanya menyaksikan apa yang mereka percaya. Lihatlah bagaimana Paulus berdiskusi di Areopagus. Bahkan menjelang kematiannya Paulus mengatakan, bahwa dari antara para rasul dialah yang paling berdosa. Berbeda dengan kita yang menganggap diri paling benar, paling suci. Paling murni. Saya juga tidak paham seberapa murnikah doktrin gereja-gereja itu. Sebagai seorang peneliti, tentu saya paham, tidak ada pemahaman kita yang orisinil, kita belajar dari banyak orang, dan kita mengembangkan pemikiran-pemikran teologi yang telah ada itu. Jadi, kenapa harus berhenti untuk terus belajar lebih mendalam?

Hidup harmoni dengan sesama gereja itu penting, demikian juga dengan sesama manusia. Dari hidup bersama itulah kita bisa menyaksikan Kristus yang hidup. Apalagi kita hanya menunjuk kepada Yesus. Bukan pada kita.

Yang perlu kita renungkan adalah, apakah dalam hubungan antar gereja dan antar sesama kita telah melaksanakan kebebasan kita dengan tepat, dan juga melaksanakan kewajiban-kewajiban kita. Hanya dalam Yesus kita bisa melaksanakan kewajiban-kewajiban kita, menjalankan misi Allah dan dalam kebebasan, dan itu hanya mungkin kita lakukan dalam rekasi dengan Tuhan.

Apakah kita masih merasa diri lebih baik dari orang lain. Waspadalah.


https://www.binsarhutabarat.com/2022/12/kebebasan-dalam-kehidupan-kristen.html

Sunday, December 18, 2022

Larangan Merayakan Natal Bupati Lebak

 


https://linktr.ee/binsarantonihutabarat 

Tahun ini Kementerian Agama mengijinkan umat Kristen  merayakan Natal dengan 100 % kehadiran anggota jemaat. Sayangnya tak jauh dari pusat pemerintahan, di Lebak, Kecamatan Maja, Banten, hadir berita menghebohkan terkait larangan merayakan Natal.

Setelah heboh berita larangan Natal Bupati Lebak Banten tepatnya di Kecamatan Maja, Lebak, Banten, Bupati Lebak kemudian melontarkan alasan  mengapa ia mengeluarkan larangan merayakan Natal di Kecamatan Maja yang kontroversial. Menurutnya, tak ada gereja yang memiliki ijin pendirian Gereja di Kecamatan Maja.

Pemerintah secara khusus melalui Kementerian Agama sedang giat-giatnya mempromosikan moderasi beragama. Ironisnya promosi terhadap intoleransi agama yang bertentangan dengan moderasi agama tak kalah gencar promosinya, tak tanggung-tanggung yang mempromosikannya juga pejabat publik, salah satunya adalah larangan merayakan Natal di Kecamatan Maja, Lebak, Banten.

Setelah kontroversi yang memenuhi media massa, Bupati Lebak kemudian melakukan klarifikasi bahwa ia tidak melakukan pelarangan umat Kristen Merayakan natal di Kecamatan Maja, tetapi meminta umat Kristen merayakan Natal di Rangkas Bitung yang memiliki gereja dengan ijin pendirian rumah ibadah.  

Sayangnya klarifikasi itu lagi-lagi tak sesuai dengan semangat moderasi beragama, pemerinta daerah Lebak, Banten bukannya memfasilitasi umat Kristen untuk beribadah justru melepaskan tanggung jawabnya dengan memerintahkan umat Kristen di Kecamatan Lebak banten merayakan Natal di Rangkas Bitung.

Tak ada Ijin Gereja di Maja

Alasan larangan merayakan Natal  di Maja menurut Bupati Lebak Banten adalah karena tak ada satu gereja pun di Maja yang memiliki ijin pendirian Gereja. Menurutnya, karena tidak ada gereja yang memiliki ijin pendirian Gereja, maka umat Kristen di Lebak tidak boleh merayakan Natal. Perayaan di Kecamatan Maja dilarang dilakukan di Ruko, dan di rumah-rumah.

Alasan pelarangan perayaan natal di ruko dan di rumah-rumah jelas salah nalar. Pemerintah daerah sepatutnya memberikan fasilitas ibadah baik untuk gereja yang memiliki ijin pendirian gereja maupun gereja yang belum mampu membangun rumah ibadah. 

Peraturan Bersama menteri tentang pendirian rumah ibadah semangatnya adalah untuk memfasilitasi umat beragama memiliki tempat ibadah, namun pada realitasnya justru telah menjadi instrumen larangan beribadah secara berkelompok, atau tegasnya menjdi instrumen penutupan rumah ibadah.

Terlalu banyak rumah ibadah di negeri ini yang tak memiliki ijin, dan apa salahnyaa jika pemerintah memfasilitasinya. Bukankah agama memiliki posisi penting bagi pembangunan bangsa Indonesia? 

Mestinya sebagai wujud kebebasan beribadah baik secara pribadi maupun secara berkelompok, pemerintah daerah wajib memfasilitasi tempat beribadah.

Larangan beribadah di ruko atau di rumah tidak membahayakan siapapun, sebaliknya kelompok-kelompok yang mengancam ibadah di rumah atau di ruko itu perlu dibubarkan karena itu merupakan pelanggaran hukum, dan pelanggaran terhadap hak assi manusia untuk beribadah.

Menguatkan moderasi beragama

Salah satu persoalan menguatnya intoleransi beragama yang tidak sesuai dengan moderasi beragama adalah karena peran tokoh publik. Bukan hal yang langka para tokoh publik itu berusaha meraup suara dengan menggunakan agama. Itulah sebabnya setelah mereka terpilih, perjanjian dengan kelompok tertentu menjadi hutang poltik yang perlu di bayar.

Pemerintah pusat boleh-boleh saja menggaungkan moderasi beragama, tetapi jika secara bersamaan pemerintah daerah melakukan promosi intoleransi beragama, maka usaha menguatkan moderasi beragama menjadi tidak efektif.

Sudah sepatutnya pada dunia yang makin heterogen, pemerintah di seluruh muka bumi ini menyadari bahwa daerah tertentu bukanlah milk eksklusif suku,bangsa,agama tertentu. Kita hidup dalam bumi yang satu, dan sepatutnya hidup bersama dengan rukun.

 https://www.binsarhutabarat.com/2022/12/larangan-merayakan-natal-bupati-lebak.html

Wednesday, December 14, 2022

Sekularisme dan agama sekuler


https://linktr.ee/binsarantonihutabarat 


Sekularisme menurut saya adalah agama. Membuang jauh-jauh agama dari ruang publik, sama saja mendirikan agama baru yang memaksakan semua orang untuk mengikutinya. 


Itulah sebabnya, negara sekuler sebenarnya negara dengan agama sekuler, absolutisme yang mengusir agama-agama lain dalam ruang publik.


Indonesia bukan negara agama dan bukan negara sekuler itu sudah tepat. Indonesia bukan negara bukan-bukan, Indonesia adalah negara semua buat semua ungkap Presiden Sukarno. 

Indonesia juga negara satu untuk semua, semua untuk satu. Tidak ada tirani minoritas, dan tidak ada dominasi mayoritas. 


Joe Biden, Presiden Amerika Serikat mungkin mendapatkan sorak sorai karena melegalkan pernikahan sesama jenis, tapi sekaligus juga dimaki mereka yang terdeskriminasikan. 

Mengapa lembaga agama di luar agama sekuler itu harus mensahkan pernikahan sesama jenis? 

Bukankah itu pemaksaan dan penyeragaman, kenapa tidak dibebaskan saja masyarakat yang tidak menerima pernikahan sesama jenis?

Kebijakan publik itu memaksakan, itulah sebabnya pertarungan dalam menentukan kebijakan publik sangat kuat. 

Negara bisa saja memberikan aturan permainan, tetapi jangan lupa komunitas yang saling berkompetisi itu tidak peduli dengan aturan,  itulah sebabnya untuk menghindari pemaksaan sebuah kebijakan, perumusan kebijakan menjadi pertarungan sengit.


Masih tidak peduli dengan kebijakan publik yang deskriminatif? 

Tunggu saja akibatnya, kebijakan deskriminatif itu akan membelenggu siapa saja yang jadi target deskriminasi kebijakan Itu!

Mari awasi seluruh kebijakan publik dinegeri ini, kebijakan publik yang unggul pastilah menghadirkan kedamaian dalam hidup Bersama.


https://www.binsarhutabarat.com/2022/12/sekularisme-dan-agama-sekuler.html


Saturday, December 10, 2022

Yesus Terang Hidup, Sumber Kehidupan Kekal

 Yesus Terang Hidup, Sumber Kehidupan Kekal

 




Terang itu bercahaya dalam kegelapan dan kegelapan tidak menguasainya. (Yohanes 1:5)

 

Alkitab menjelaskan bahwa Yesus adalah Firman yang kekal, ada Bersama-sama Allah Bapa. Firman Hidup itu menciptakan segala sesuatu yang ada. Firman hidup yang kekal itu adalah firman yang berinkarnasi, menjadi sama dengan manusia, bahkan mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia.

Yohanes dalam Injilnya mengatakan, kegelapan tidak menguasai terang, artinya, apapun yang terjadi dalam hidup ini, meski kegelapan berusaha menutupi manusia agar tidak dapat melihat Terang Hidup, kegelapan tak mampu menutupi terang. Terang masih bersinar!

Kegelapan memang berusaha menutupi siapapun agar tidak dapat melihat terang, itulah sebabnya Alkitab mengatakan, Yesus datang kepada milik kepunyaan-Nya, tapi milik kepunyaan-Nya itu tidak menerimanya.

Natal memberikan kabar gembira, Allah merasakan penderitaan manusia berada dalam belenggu dosa. Tidak hanya itu, Proklamasi kasih Allah secara nyata terlihat pada pengorbanan Yesus di salib untuk menebus dosa manusia.

Iblis menyangka Yesus kalah Ketika manusia menyalibkan Yesus, tapi iblis salah, justru darah Yesus yang tercurah di kayu salib itu telah membebaskan belenggu dosa, usaha iblis membelenggu manusia telah berakhir di salib. Iblis sudah kalah!

Tapi mengapa masih saja ada yang tak mampu melihat terang Kristus, kejadian itu juga terjadi pada saat Yesus ada di dunia. Yohanes sendiri menyaksikan tentang Yesus, tapi mereka memenjarakan Yohanes yang menyaksikan Yesus, bahkan mati sebagai martir Kristus.

Saat kita merayakan Natal, kita sedang melihat terang, kita melihat terang masih bersinar, karena itu teruslah mengikuti Terang Kristus. Pada sisi lain, kegelapan tidak tinggal diam, kegelapan bekerja semakin keras, menutupi mereka yang terbelenggu iblis untuk tidak dapat melihat terang.

Percayalah, sebagaimana kitab isa melihat terang oleh anugerah Allah, maka kita perlu menyaksikan terang itu meski respon terhadap terang itu tak selalu menerimanya. Terang masih bersinar.


https://www.binsarhutabarat.com/2022/12/yesus-terang-hidup-sumber-kehidupan.html

Saturday, December 3, 2022

Selamat Natal, Terang Masih Bersinar

 Thema:  Terang Masih Bersinar!  (Yohanes 1:9)

Sub Thema: Terimalah Terang Kristus dan Jadilah Anak-anak Allah! 




Natal merupakan berita tentang Inkarnasi Firman menjadi manusia. Firman sumber terang dan kehidupan itu hadir mengusir kegelapan dalam dunia, memberikan pengharapan hidup kekal pada manusia yang hidup dalam kegelapan dan tanpa harapan.


Terang Masih Bersinar

Alkitab melaporkan, “gelap gulita menutupi samudera raya” (Kejadian 1:2). Alkitab lebih lanjut menjelaskan, Berfirmanlah Allah, “jadilah terang.” Lalu terang itu jadi. Firman menghadirkan terang di  bumi, proses penciptaan kehidupan terjadi. Semua yang diciptakan Allah baik adanya.

Kejahatan hadir di Eden karena Adam dan Hawa mengingkari kebergantungannya pada Allah. Adam dan Hawa menolak Allah yang berdaulat di Eden. Mereka memproklamasikan kedaulatan manusia, sekaligus menyatakan ketundukan pada kegelapan di Eden. Tapi, syukurlah Oleh karena kasihNya, Allah mengusir Adam dan Hawa dari Eden. Adam dan Hawa tak harus mengalami kematian kekal jika memakan buah pohon kehidupan.

Kegelapan menguasai dunia, seluruh mahkluk meratapi penderitaan berada dalam kuasa kegelapan. Adan dan Hawa melepaskan otoritas Allah dengan menundukkan diri pada kegelapan. 

Allah menjanjikan terang untuk mengusir kegelapan dan  mengalahkan maut. Terang yang menelan kegelapan itu hadir pada saat Natal. Kelahiran Yesus Kristus. Dunia yang berada dalam kegelapan telah melihat terang Kristus saat Natal (Yohanes 1:9). 

Darah Yesus menjadi tebusan bagi manusia yang berada dalam belenggu kegelapan. Mereka yang percaya pada pengorbanan Yesus di salib telah menerima terang Kristus, menjadi anak-anak Allah. Terang Masih Bersinar!


Kegelapan sudah kalah (Yohanes 1:5)

Kegelapan berusaha membinasakan Terang Kristus, tapi penyaliban Yesus justru merupakan proklamasi kekalahan kegelapan. Penyaliban Yesus menelan kegalapan,  kematian dan kebangkitan Kristus membuktikan kegelapan tidak dapat menguasai terang (Yohanes 1:5), terang Kristus kian bersinar. Itulah sebabnya iblis berteriak ketakutan pada saat darah Yesus tercurah di kayu salib.

Pertarungan antara gelap dan terang masih berlangsung hingga saat ini.  Pertarungan itu akan berhenti saat Yesus datang sebagai raja untuk menghakimi bumi. Pertarungan gelap dan terang makin menjadi-jadi pada hari-hari terakhir.Iblis dan roh-roh jahat kian kalap menantikan hari terakhir.

Kegelapan tak pernah tinggal diam, kegelapan terus berusaha menguatkan belenggunya agar mereka yang terbelenggu itu merasa nyaman menikmati kegelapan, atau merasa takut membebaskan diri dari belenggu kegelapan dengan berbagai tipu muslihat iblis dan roh-roh jahat. 


Sang Terang, akan datang

Pada saat yang sama mereka yang hidup dalam terang belum melihat terang yang sempurna . Mereka yang hidup dalam terang itu masih menantikan kehadiran terang yang sempurna di surga kekal.

Mereka yang menerima terang itu perlu terus bergantung pada Kristus dalam penguasaan Roh Kudus. Itulah sebabnya Alkitab mengingatkan agar berjaga-jaga, dan melawan iblis dan roh-roh jahat. 

Dalam kemenangan Kristus, mereka yang menerima terang itu mengalami pertarungan yang tampaknya mengerikan, tapi kemenangan Kristus akan menjaga mereka dari terkaman si jahat. 

Kristus telah membuat iblis dan roh-roh jahat ibarat singa ompong dengan aum-nya yang tetap menakutkan, tapi tak mampu menerkam mereka yang berada dalam terang Kristus.

Kegelapan yang kalap menantikan hari akhir itu, berusaha meghabisi siapa saja. Tapi, kegalapan itu sudah kalah. Kegelapan tidak bisa berbuat semena-mena. Terang itu telah menelan kegelapan, mereka yang dalam terang terluput dari amukan iblis dan roh-roh jahat. Terang Masih Bersinar!

Selamat Menyambut Natal!

Sunday, November 27, 2022

Apa Tujuan Allah Menciptakan Manusia

 

Allah menciptakan manusia agar manusia hanya menyembah Allah saja. Manusia yang menyembah Allah itu sepatutnya hidup memuliakan Allah dalam kebersamaan dengan sesamanya.

Taman Eden menjadi tempat bagi manusia untuk hidup bersama menikmati ciptaan tuhan. Tapi, menusia lebih memilih mengikuti keinginan iblis, akibatnya Adam dan Hawa bukannya hidup saling tolong menolong, justru hidup saling menyalahkan. Puncaknya, manusia menyalahkan Allah di taman tempat Allah berdaulat penuh.

Manusia dan Keabadian

Alkitab secara terang bederang melukiskan rencana kasih Allah serperti berikut: “Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya demikianlah manusita itu menjadi makhluk yang hidup (Kejadian2:7). 

Napas hidup itu merupakan roh manusia yang berasal dari Allah yang bersifat kekal. Manusia yang mendapatkan nafas hidup dari Allah itu sepatutnya hidup bergantung pada Allah untuk hidup memuliakan Allah.

Yakobus 4 ayat 6 menjelaskan lebih lanjut, “Roh yang ditempatkanAllah di dalam diri kita itu-di-inginiNya dengan cemburu! “Allah tidak membinasakan manusia dalam keabadian, itulah sebabnya manusia dikeluarkan dari Eden agar tidak memakan buah pohon kehidupan, manusia tidak perlu hidup di luar Allah dalam keabadian. 

Karena Kasih Karunia

Kasih karunia Allah puncaknya mewujud dalam pengorbanan Yesus pada Salib. Yesus menanggung hukuman dosa kekal yang diperbuat daging manusia. Roh manusia yang kekal karena berasal dari Allah yang kekal itu dapat memiliki hidup dalam tubuh keabadian setelah tubuh yang fana itu binasam dan Allah menggantikannya dengan tubuh baru yang abadi.

Roh manusia tidak perlu mengalami hukuman kekal karena terpenjara dalam dosa daging. Tipu daya iblis berakhir pada salib, Yesus menanggung seluruh hukuman dosa manusia.  Allah menimpakan dosa yang meripakan buah keinginan daging pada Tubuh Yesus. Roh manusia yang terpisah dari daging saat kematian akan mendapatkan tubuh baru, Dengan tubuh baru itu manusia dapat hidup selama-lamanya bersama Allah dalam surga kekal.

Hidiup dalam Rencana Allah

Rencana Allah yang indah untuk manusia dapat hidup bersama dengan damai,  secara bersama-sama melayani Allah yang mulia, menikmati seluruh kekayaan Allah yang melimpah pada surga kekal mestinya menjadi motivasi untuk umat Kristen hidup bersama dengan damai dalam dunia yang kian rapuh, dengan banyaknya bencana alam, bencana penyakit, belum lagi gairah perang yang masih merasuki manusia seperti tragedi perang Rusia dan Ukraina.

Janji surga kekal, yang membangkitkan kerinduan untuk menikmati seluruh kekayaan Allah bersama Allah dan sesama, perlu menjadi landasan untuk menguatkan perjuangan bersama, mewujudkan kesejahteraan bersama pada dunia milik Tuhan. Itu perlu kita kerjakan mulai hari ini!


https://www.binsarhutabarat.com/2022/11/apa-tujuan-allah-menciptakan-manusia.html


Saturday, November 26, 2022

Menghindari Perang Dunia ke 3

 Menghindari Perang Dunia ke 3

 



Kekuatiran akan hadirnya perang dunia ketiga yang mengerikan, prediksi beberapa pakar kengeriannya melebih perang dunia pertama dan kedua. Pengembangan senjata nuklir hingga hingga senjata biologi, isu kuman-kuman menjadi senjata sempat menyebar pada awal covid, Terakhir pecahnya konflik Rusia dan Ukraina yang belum juga usai.

Peperangan tampaknya tak pernah usai, meski institusi-institusi perdamaian terus berdiri, baik dalam lingkup lokal, nasional dan internasional. Perang tak pernah berhenti karena keinginan untuk perang tak pernah surut dalam kehidupan manusia.

Perang-perang dalam skala besar, sesungguhnya disebabkan ketidakmampuan manusia berdamai antar individu, individu dan komunitas, dan puncaknya adalah peperangan manusia melawan Tuhan. Buku-buku yang menolak keberadaan Tuhan, atau manusi memproklamirkan diri sebagai Tuhan merupakan bukti manusia terus berperang melawan Allah.

Perang AntarKelas

Manusia hidup Bersama dalam dunia yang sama sejatinya perlu bekerjasama untuk mengusakan hidup terbaik Bersama, tapi nyatanya manusia, individu dengan individu kerap tak mampu bekerjasama, bahkan kemudian menyulut konflik antar individu, antarkomunitas dan antabangsa.

Si kaya dan si miskin terus saja berpeng karena komunitas menciptakan itu. Bukan hal yang langka perlakuan terhadap mereka yang kaya jauh lebih terhormat dibandingkan mereka yang miskin. Kita sering mendengar bahwa hukum du negeri ini lebih berpihak kepada mereka yang punya, dan mereka yang tidak punya kerap tak mendapatkan tempat.

Penggunaan jalan Tol, segala fasilitas wah, Si kaya menikmatinya dengan bebas, Si miskin meratapinya  tak tahu berbuat apa, itu sebabnya Ketika tiket masuk Borobudur ingin dinaikkan menjadi jutaan rupiah, Si miskin langsung saja menjerit, meski alasannya untuk biaya merawat Borobudur yang semakin mahal. Faktanya, Si Miskin kian tak mampu menikmati keindahan Borobudur.

Siapa yang tidak paham bahwa cara mudah membebaskan diri dari kemiskinan adalah melalui pernikahan. Maka Si Kaya pun haram menikah dengan Si Miskin. Perlakuan deskriminasi karena kelas ini juga masuk dalam pertemuan-pertemuan ibadah. Mereka yang kaya mendapat tempat terhormat, sedang Si Miskin berdiri jauh-jauh di halaman rumah ibadah. Kita berharap ini tidak terjadi di Indonesia.

Pekerja dan Pengusaha

Pemerintah memang telah mewajibkan perusahaan untuk menempatkan dana sosial atau yang biasa disebut Corporate Social Responsibity (CSR), tapi realitasmya tanggung jawab itu kerap dimanipulasi sebagai pengeluaran iklan, sehingga kebijakan CSR tak merubah kebijakan perusahaan. Apalagi Ketika CSR dimaknai sebagai Charity (layaknya dana untuk pengemis) yang tak merubah status sosial masyarakat disekitar perusahaan besar.

Masyarakat Papua meratapi hadirnya perusahaan Internasional yang tak merubah wajah kebanyakan masyarakat Papua yang miskin dan tertinggal dalam bidang pendidikan. Jaringan internet masih jadi persoalan ditengah transformasi digital di berbagai wilayah Indonesia.

Tidak pedulinya perusahaan terhadap tanggung jawab sosial itu akan terlihat pada bagaimana perusahaan membayar gaji pekerjanya. Sepak terjang pengusaha dalam mengusahakan hadirnya kebijakan yang berpihak kepada pengusaha jelas terlihat dari perlawanan serikat pekerja,

Para pengusaha masih banyak yang belum berdamai dengan pekerja, padahal tanpa pekerja itu para pengusaha tidak akan hidup melimpah. Pertarungan antarakelas pekerja dan pengusaha itu terlihat setiap kali pemerintah menetapkan besaran upah. 

Perselingkuhan antar pengusaha dan penguasa membuat kelas pekerja menderita. Peperngan ini tak pernah berhenti hingga saat ini, meski Karl Marx melakukan perlawanan, tetapi di negara-negara Marxist sekalipun tetap saja kelas pekrja menderita. 

Pemerintah sebagai pemilik segalanya tak beda dengan para pengusaha yang berselingkuh dengan pengusaha untuk menekan pekerja. Marxisme menempatkan pemerintah sebagai penguasa yang sekligus juga pengusaha. Itulah sebabnya di negeri-negara Mrxisme masyarakat kebanyakan hidup miskin.

Kalau saja perang antarkelas itu bisa meredup, mungkin tak perlu hadir institusi-institusi perdamaian, karena individu itu sendiri sesungguhnya cinta akan perdamaian. Perang dunia ke-3 tak menjadi kekuatiran, karena semua kita mencintai perdamaian. Semoga saja!


https://www.binsarhutabarat.com/2022/11/menghindari-perang-dunia-ke-3.html

Friday, November 25, 2022

Hari Guru Nasional Tahun 2022

 Hari Guru Nasional Tahun 2022

Pada peringatan Hari Guru Nasional, 25 November Tahun 2022, ada beberapa catatan penting yang perlu menjadi perhatian pemerintah,  organisasi-organisasi guru nasional, serta semua elemen bangsa untuk meningkatkan kualitas Pendidikan di Indonesia.

Catatan terkait kebijakan Profesionalisme Guru

Catatan penting pada Hari Guru Nasional Tahun 2022 saya rumuskan dari hasil Penelitian terkait  Proresionalisme Guru di Indonesia dalam perspektif kebijakan pemerintah yang menetapkan guru sebagai jabatan professional.

1.Profesionalisme guru masih menjadi isu kritis di negeri ini. Peningkatan kualitas guru di Indonesia tidak sebanding dengan makin kompleksnya tantangan yang harus dihadapi guru, akibatnya pendidikan di Indonesia terus mengalami kemerosotan.

Peningkatan kualitas guru di Indonesia belum bisa bebas dari “slogan guru tanpa tanda jasa” guru mendapatkan penghormatan yang tinggi, tapi belum mendapatkan penghargaan yang pantas sebagaimana di lantunkan dalam  lagu “Umar Bakrie” . Guru mendapatkan penghormatan, namun kurang dihargai. Profesi guru menjadi pilihan terakhir setelah pilihan-pilihan lain tidak tercapai.

2.Kebijakan Profesionalisme Guru

Penetapkan guru sebagai jabatan profesional menurut beberapa pengamat pendidikan memang sebuah revolusi penting yang perlu mendapat dukungan semua elemen bangsa, namun untuk menghadirkan guru-guru professional sebagaimana ditetapkan oleh undang-undang perlu usaha keras.

Pemerintah perlu menggelontorkan kebijakan-kebijakan yang mendukung hadirnya guru-guru professional di Indonesia.Profesionalisme guru itu bergantung pada sarana dan parasana Pendidikan guru, peningkatan gaji guru. Jangan biarkan guru memenuhi kebutuhan dasar hidupnya dengan mencari pekerjaan tambahan.

3.Pendidikan Sekolah Guru 

Menurut saya pendidikan sekolah guru berkualitas menjadi amat strategis dalam meningkatkan kualitas guru, pemerintah perlu memberikan alokasi dana khusus untuk peningkatan kualitas pendidikan guru pada Pendidikan tinggi negeri maupun swasta.

Seiring dengan meningkatnya penghargaan terhadap guru, itu akan  meningkatkan komitmen masyarakat untuk menjadi guru, karena itu pendidikan guru harus melakukan seleksi yang ketat untuk menyaring calon-calon guru.  Input calon guru tentu saja berbanding lurus dengan luaran guru yang berkualitas.

4. Peningkatan Kualitas Guru dan Kompetensi Nasional

Peningkatan kualitas guru akan berdampak langsung pada peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, dan peningkatan kualitas Pendidikan akan berbanding lurus dengan meningkatnya kompetensi manusia Indonesia.

Kompetensi yang tinggi dari manusia-manusia Indonesia, khususnya usia produktif akan memampukan Indonesia memanfaatkan jendela peluang, untuk kemudian meningkatkan derajat manusia Indonesia, dan mendudukkan Indonesia sejajar dengan negara-negara maju di dunia.

Thursday, November 24, 2022

Sebab Umat Kristen Menerima Pancasila

 Sebab Umat Kristen Menerima Pancasila





Umat Kristen menerima Pancasila bukan karena Pancasila itu hanya  menguntungkan bagi umat Kristen, atau karena Pancasila adalah sesuatu yang sudah diformalkan, sehingga dengan terpaksa umat Kristen menerimannya.

Pancasila Menaungi Semua agama dan Budaya

 Bagi umat Kristen Pancasila bukan wahyu Allah, Pancasila terbatas, karena itu walaupun umat Kristen menerima Pancasila sikap kritis terhadap tafsir Pancasila yang dilakukan oleh siapapun tidak boleh dihilangkan. 

Sakralisasi Pancasila yangmengharamkan sikap kritis bukanlah sesuatu yang tepat, justru itu hanya akan menjadikan Pancasila sebagi sesuatu yang kaku dan beku dan tidak memiliki fungsi operasional. 

Umat Kristen menerima Pancasila karena Pancasila mampu menaungi semua, karena itu berarti Pancasila memiliki nilai-nilai yang berkeadilan untuk semua. Semua agama dan budaya di Indonesia mendapat perlindungan dari Pancasila. Bisa dikatakan bahwa Pancasila ibarat paying yang lebar yang menaungi semua.

Perjuangan umat Kristen bukanlah perjuangan yang eksklusif bagi umat Kristen saja, sebaliknya perjuangan umat Kristen adalah perjuangan untuk keadilan yang bersifat inklusif, perjuangan untuk semua. 

Umat kristiani mengakui bahwa semua manusia adalah gambar Allah dan semua manusia sederajat, maka perjuangan umat Kristen adalah perjuangan bagi kemanusiaan. Karena Pancasila menerima semua kemajemukan yang ada, dan Pancasila memberikan keadilan bagi semua, maka karena itu umat Kristen menerimanya. 

Pancasila Melindungi Nilai-nilai Eksklusive

Iman Kristen memiliki nilai-nilai yang eksklusive dan inklusive. Pancasila bagi umat Kristen memberikan perlindungan bagi nilai-nilai eksklusive yang ada dalam setiap agama. Pancasila menaungi semua agama termasuk kekristenan. 

Pancasila yang berisi nilai-nilai yang bersifat universal dan dapat diterima oleh semua, berisi nilai-nilai yang inklusive dari kekristenan, sehingga pada waktu umat Kristen menerima Pancasila, umat Kristen tidak perlu mengorbankan identitasnya.

Bagi umat Kristen Pancasila merupakan pilihan yang terbaik untuk bangsa Indonesia. Karena semua keberagamana yang ada termasuk kekristenan terlindungi di dalam Pancasila.

Pancasila Pilihan Terbaik

Pancasila memang memiliki kelemahan, namun  ia tetap merupakan pilihan yang terbaik. Karena itu Pancasila perlu dijaga agar tidak diisi oleh hal-hal yang bukan merupakan hakekat Pancasila. Secara khusus dalam menyikapi heterogenitas tafsir terhadap Pancasila. 

Heterogenitas tafsir terhadap Pancasila itu sendiri merupakan suatu realitas dari keberagaman yang ada di Indonesia. Namun heterogenitas Pancasila tidaklah menjadi alasan bagi timbulnya konflik antarpandangan yang berbeda. 

Heterogenitas tafsir terhadap Pancasila merupakan bukti bahwa semua orang yang berada dalam payung Pancasila diterima keberadaannya sebagaimana adanya. Heterogenitas Pancasila seharusnya dilihat sebagai suatu kesempatan untuk belajar mengenal identitas yang berbeda dari setiap kelompok yang ada di Indonesia, baik suku maupun agama-agama. 

Kekristenan percaya bahwa manusia yang beragam pada hakekatnya sederajat yaitu sesama umat manusia yang adalah ciptaan Tuhan. Keberagaman merupakan sesuatu yang diberikan oleh Allah. Karena itu keberagamana tidak boleh diseragamkan. Usaha untuk mendapatkan manfaat dari keberagaman dapat dicapai dengan adanya persatuan. Tetapi untuk menguatkan persatuanitu tidak perlu menghilangkan identitas keberagaman. 

Usaha memeilihara persatuan tanpa menghapus keberagaman berarti meliputi usaha untuk mencari titik temu dari nilai-nilai yang universal yang ada dalam setiap individu atau kelompok. Konsensus bersama itu sejatinya perlu mangakui dan menghargai nilai-nilai eksklusive dari individu atau kelompok yang ada. 

Nilai-nilai yang universal dalam setiap individu atau kelompok inilah yang kemudian terkristalisasi dalam Pancasila. Untuk itu maka setiap individu harus terus berusaha bersama-sama mengisi Pancasila dengan nilai-nilai dari identitas-identitas yang ada di Indonesia yang bersifat universal.

 Apabila setiap kelompok yang ada di Indonesia mendasari tafsir terhadap Pancasila dengan semangat kebhinekatunggalikaan maka dalam Heterogenitas tersebut pasti ada nilai-nilai yang universal. Yaitu nilai-nilai yang inklusif dan nondiskriminatif. 

Nilai-nilai bersama yang inklusive dan nondiskriminatif itu dapat dijadikan titik perjumpaan bagi setiap kelompok yang berbeda dalam hidup bersama, sebagaimana Pancasila telah menjadi suatu kompromi bersama yang menerima semua kelompok yang ada di Indonesia tanpa menghapus identitas-identitas yang beragam itu.

Wednesday, November 23, 2022

Religius Toleran

 

Religius Toleran




Menurut saya kedalaman dan keluasan seseorang dalam memahami agamanya sesungguhnya berelasi erat dengan bagaimana orang itu berinteraksi dengan sekitarnya, termasuk juga dengan mereka yang berbeda agama. Karena agama bukan hanya mengajarkan hubungan manusia dengan penciptanya, tapi juga dengan sesamanya manusia. 


Ketika seorang beragama berelasi dengan orang lain, baik yang seagama maupun yang tidak seagama, ia bukan hanya dituntut untuk bisa memberikan kontribusi positif terhadap sesamanya, tetapi pada saat yang bersamaan ia juga dituntut untuk belajar dari sesamanya. 

Kejujuran dalam berelasi dengan sesama akan membuka mata setiap orang bahwa kebenaran bukan hanya milik eksklusive dirinya dan agamanya, tetapi juga ada pada orang lain. 

Arogansi yang memposisikan diri sebagai pemilik seluruh kebenaran bertentangan dengan kerendahan hati seorang yang religius.


Dengan demikian jelaslah bahwa eksklusivisme agama sesungguhnya merupakan pendangkalan agama, karena eksklusivisme agama menutup rapat-rapat pengetahuan yang berasal dari luar.

 Cara beragama seperti inilah yang perlu diwaspadai karena bisa melahirkan polarisasi agama, yang kemudian bisa menutup dialog agama. 

Suatu kondisi kehidupan agama-agama yang menyimpan potensi konflik yang amat besar.


Tidak sulit untuk memahami, bahwa kualitas pemahaman seseorang terkait erat dengan kuantitas pemahaman yang dimilikinya, demikian juga kemampuan mengintegrasikan kuantitas pemahan yang ada itu akan sangat mempengaruhi kualitas pengetahuan seseorang, baik tentang agamanya sendiri, maupun pengetahuannya tentang agama-agama lain. 

Seorang yang semakin religius mustahil menjadi makin eksklusive, dengan kata lain, seorang yang makin religius pastilah seorang yang toleran, karena ia telah terbiasa menerima perbedaan, dan mampu melihat perbedaan sebagai suatu berkat, bukannya malapetaka.


Kesediaan mendengar orang lain, dan menerima perbedaan-perbedaan awalnya memang menyakitkan. Namun, ketika kesabaran menerima perbedaan itu kemudian membuat wawasan seseorang semakin luas, dan makin meningkatkan kualitas pengetahuannya baik tentang sesama maupun tentang agama-agama lain, dan juga agama yang dianutnya,  kesakitan itu tidak lagi dirasakan, karena kebaikan yang dia terima melampaui kesakitan yang dialami. 

Pengetahuan kebenaran yang didapat melalui orang lain merupakan sesuatu yang amat berguna, karena itu, pengorbanan yang sedikit dalam kesabaran menerima perbedaan menjadi tidak berarti dibandingkan hal-hal positif yang diterima.


Dengan demikian jelaslah, tesis yang mengatakan bahwa kehidupan yang makin religius berbanding lurus dengan potensi konflik agama adalah tidak tepat. 

Seorang yang makin religius seharusnya adalah seorang toleran, bahkan kemampuan untuk hidup toleran dengan orang beragama lain sangat ditentukan pada sejauh mana seseorang itu memahami imannya, atau seberapa religiusnya orang itu. 

Semakin religius seseorang, maka ia akan menjadi semakin toleran.


Karena itu, gairah yang makin tinggi dari masyarakat dalam menekuni agama atau kepercayaan harus disyukuri, bahkan perlu di dorong oleh pemerintah dengan memberikan fasilitas –fasilitas yang dibutuhkan untuk meningkatkan ketaqwaan, seperti tersedianya gedung ibadah, fasilitas pendidikan agama dll.

 Hanya saja, pada konteks ini agama-agama mesti mewaspadai kemungkinan terjadinya polarisasi agama yang bisa timbul karena agama-agama hanya fokus pada pengembangan agamanya masing-masing, tanpa peduli dengan eksistensi agama-agama lain.


Agama-agama tidak boleh membentuk kelompok hanya dengan pemilik kepercayaan yang sama, yang kemudian bermuara pada pembagian kelompok-kelompok berdasarkan agama, yang membuat komunikasi antar agama tidak berjalan dengan baik. Itu akan menyebabkan timbulnya kesalahpahaman akibat kurangnya pemahaman akan kepercayaan yang beragam tersebut, kesalahpahaman tersebut bisa menimbulkan konflik agama. 


Seorang yang religius toleran paham betul bahwa sejarah melaporkan, keragaman agama tak pernah bisa diseragamkan, bumi tak pernah berada dalam keseragaman agama-agama, sebaliknya, agama-agama di bumi ini makin hari makin beragam, meski pada perbedaan tersebut terdapat juga kesamaan-kesamaan. 

Kesamaan yang ada dalam agama –agama itulah yang harus terus digali untuk dapat menjadi perekat bagi kehidupan bersama agama-agama. 


Menjadi religius mestinya juga memahami interdepedensinya terhadap agama-agama lain, serta mau  membuka diri dalam dialog dengan agama-agama lain yang didasarkan pada pengakuan terhadap pluralisme agama. Itu akan membawa agama-agama memiliki pengetahuan yang benar terhadap agama-agama lain, dan secara bersamaan menghapus kecurigaan terhadap agama-agama lain. 


Agama-agama yang berbeda itu sesungguhnya memiliki nilai-nilai yang universal yang berguna untuk semua orang. Karena itu mengabaikan keberadaan agama-agama yang berbeda dalam membangun suatu kehidupan bersama adalah suatu kerugian yang teramat besar. Semuanya itu bisa diatasi jika kita menjadi orang yang religius toleran.


https://www.binsarhutabarat.com/2021/11/religius-toleran.html

Tuesday, November 22, 2022

Empat Alasan Mengapa Kita Perlu Berdoa Pada Waktu Menderita







 Empat Alasan Mengapa Kita Perlu Berdoa Pada Waktu Menderita


Karena itu kami senantiasa berdoa juga untuk kamu, supaya Allah kita menganggap kamu layak bagi panggilan-Nya dan dengan kekuatan-Nya menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan imanmu. Sehingga nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan di dalam kamu dan kamu di dalamDia, menurut kasih karunia Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus (II Tesalonika 1: 11-12).

 
1. Penderitaan membuktikan adanya pertumbuhan Rohani.

Paulus mendorong jemaat Tesalonika untuk setia hidup dalam Tuhan ketika meghadapi Penderitaan. Pada II Tesalonika1:1-4 Paulus menorong Jemaat Tesalonika untuk mengucap syukur kepada Allah pada waktu menderita di dalam Tuhan. Karena melalui penderitaan Jemaat di Tesalonika membuktikan adanya pertumbuhan rohani jemaat, pertumbuhan Kasih kepada Allah, kasih kepada sesama, dan menjadi kesaksian yang memuliakan Tuhan.

 

Paulus juga mendorong jemaat di Tesalonika berpegang pada janji Tuhan (II Tesalonika 1:5-10), karena melalui penderitaan dalam Tuhan jemaat di Tesalonika layak menjadi umat Kerajaan Allah, Dan Allah akan membalas setiap perbuatan orang setimpal dengan perbuatannya (hukum tabur tuai), dan janjia Tuhan juga mengingatkan bahwa jemaat di Tesalonika telah dihakimi ketika Kristus mati di kayu salib. Sehingga setiap orang yang telah diampuni dosanya tidak akan dihakimi pada waktu Yesus datang pada akhir zaman. 


Sebaliknya, Yesus akan mengangkat, membebaskan orang percaya dari penderitaan untuk masuk pada dunia yang baru, kehidupan kekal di surga.

 

Kemudian dalam II Tesalonika 1:11-12, Paulus mendorong jemaat di Tesalonika untuk bertekun dalam doa ketika berada dalam penderitaan. Pertanyaannya kemudian, apa yang perlu kita doakan kekika kita berada dalam penderitaan?


2. Berdoa untuk menghargai kelayakan yang diberikan Allah untuk menjadi umat Kerajaan Allah.

Pada waktu menderita, kita perlu berdoa untuk tetap setia menjalani rencana Allah. Kita perlu berdoa agar kita hidup dalam anugerah dan kasih Allah. Hidup melakukan kebaikan pada sesama untuk memuliakan Tuhan.


Penderitaan yang dialami orang percaya membuktikan bahwa orang percaya layak untuk menjadi warga kerajaan Allah karena pengorbanan Kristus di salib.


Pada waktu kita melewati pencobaan yang membawa kita dalam penderitaan, dan oleh pertolongan Tuhan kita dapat melewati pencobaan yang berat itu, maka itu membuktikan bahwa Allah telah melayakkan kita untuk menjadi umat kerajaan Allah.


Orang percaya yang melewati penderitaan dengan tetap memuliakan Tuhan akan menjadi kesaksian bagi orang percaya lainnya. Itu menjadi kesaksian bahwa dalam penderitaan, Tuhan tidak pernah meninggalkan orang percaya.

 

3. Berdoa Untuk tetap Menjalankan Misi Allah

Setiap orang yang dipilih Tuhan, dipanggil untuk hidup dalam rencana Allah, yaitu menjalankan Misi Allah. Hidup memberitakan kabar penebusan dosa yang sudah dikerjakan Yesus di salib, dan membawa semua ciptaan Tuhan hidup memuliakan Tuhan.


Iman kepada Kristus menghasilkan perbuatan baik. Orang percaya yang hidup dalam Tuhan dapat menjalankan Misi Allah dengan kekuatan Tuhan.


Ketaatan kepada Tuhan tidak dihasilkan dengan usaha manusia semata, atau dengan kekuatan yang keluar dari diri kita. Ketaatan kepada Allah hanya mungkin jika kuasa Allah memampukan kita hidup mentaati Allah.


Jika kita beriman kepada Allah, percaya kepada Allah, maka kita akan menerima kuasa Allah. 


Kita tidak dapat hidup sebagai pemenang dalam pencobaan yang membawa kita dalam penderitaan, kecuali dengan kemenangan yang kita dapatkan dari Allah.


Kita tidak bisa membagakan pengalaman kita hidup dalam Tuhan dengan bersandar pada kekuatan kita. 


Apabila kita tidak bergantung pada Tuhan dalam setiap langkah kehidupan kita, maka kita tidak akan mampu melakukan tugas misi Allah sesuai dengan kehendak Allah.

 

4. Berdoa untuk hidup memuliakan Allah

Kristus patut dimuliakan oleh orang percaya bukan hanya ketika orang percaya berjumpa dengan Tuhan Yesus pada waktu kedatangan kerajaan Allah. Tetapi, Kristus juga patut dimuliakan dalam kehidupan orang percaya pada masa kini.


Jika kita merindukan memuliakan Tuhan pada waktu berjumpa dengan Kristus, maka pada waktu orang percaya diijinkan menderita untuk kemuliaan Allah, orang percaya perlu berdoa agar melalui penderitaan yang dialaminya Tuhan Yesus dimuliakan.


Anugerah Kristus hadir membawa kemuliaan bagi orang percaya, demikian juga pada waktu orang percaya menderita bagi Kristus, disitu kemuliaan Tuhan dinyatakan. 


Kemuliaan Tuhan dinyatakan dalam hidup orang percaya itu karena nugerah Tuhan. Sehingga segala kemuliaan hanya bagi Tuhan.


Berdasarkan hal di atas dapat dipahami bahwa dalam masa pencobaan dan penderitaan orang percaya perlu berdoa sungguh-sungguh kepada Allah. Yakni berdoa, bersyukur atas kelayakan yang Tuhan berikan sebagai umat kerajaan Allah. Dan juga berdoa adar dapat menjalan misi Allah yang menjadi tujuan pemilihan Allah atas kehidupan orang percaya, serta berdoa  agar melalui penderitaan yang kita alami Tuhan dimuliakan.

 

 

Dr, Binsar Antoni Hutabarat

https://www.binsarhutabarat.com/2020/08/doa-pada-waktu-menderita.html

Pelarangan ibadah tak boleh terjadi di Indonesia

http://dlvr.it/T6tpgz