Friday, December 31, 2021

Menyambut Tahun 2022 Dengan Bersyukur

 



Menyambut Tahun 2022 Dengan Bersyukur


Tahun ini banyak derita yang kita alami di Indonesia, juga di seantero dunia. Tapi, ketika kita tahu Allah yang berdaulat dan penuh kasih itu tak pernah meninggalkan kita, maka patutlah kita bersyukur kepada Allah yang penuh cinta kasih saat akan meninggalkan tahun 2021, dan memasuki tahun 2022.

Mengapa kita mengucap syukur kepada Allah dalam penderitaan?

1. Penderitaan membuat orang Kristen mengalami pertumbuhan iman.

Iman yang tidak mengalami ujian, adalah iman yang tidak dapat dipercaya. Dengan cara itu Allah membuktikan apakah iman kita murni atau tidak. Iman ibarat otot yang perlu dilatih untuk bertumbuh lebih kuat.Penderitaan dan penganiayaan adalah cara Allah untuk menguatkan iman kita. Bersyukurlah Ketika menghadapi penderitaan di dalam Tuhan.

Kehidupan yang mudah dapat memimpin kepada iman yang dangkal. Ibrani 11 melaporkan semua orang beriman menghadapi banyak tantangan agar iman mereka dapat bertumbuh. Paulus berdoa agar iman Jemaat Tesalonika  menjadi sempurna (ITesalonika 3:10). Bersykurlah betapapun beratnya kehidupan yang kita jalani.


2. Penderitaan Membuat orang Percaya Melimpah dengan Kasih

Penderitaan dapat membuat kita cinta diri. Namun, dengan anugerah dan iman penderitaan dapat menghasilkan kasih.Iman yang bekerja oleh kasih. Ketika orang percaya menderita, orang percaya bergantung pada Allah, dan kasih mereka menjangkau saudara-saudara mereka. Kasihilah satu dengan yang lain, penderitaan tidak membatasi kita membagikan kasih, bersyukurlah kepada Tuhan.

3. Tekun dalam Tuhan

Kita bisa menjadi sabar dengan penderitaan. Penderitaan akan mengahasilkan kesabaran dan kematangan hidup. Jika kita tidak tekun dalam penderitaan yang diijinkan Tuhan, kita akan menolak kesabaran dan kematangan hidup Kristen.Bersyukurlah untuk ketekunan yang Tuhan anugerahkan melalui penderitaan yang kita alami.

4. Kesaksian bagi orang percaya lain

Penderitaan bukan hanya menolong kita bertumbuh dalam Tuhan, tetapi juga menolong saudara lain. Allah mendorong kita agar kita mendorong orang percaya lainnya untuk bertumbuh menjadi seperti Kristus.

Penderitaan akan memurnikan kehidupan kita. Iman, Pengharapan dan kasih merupakan karakteristis orang percaya dari awal (ITesalonika 1:3, Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu, dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan Kita yesus Kristus dihadapan Allah Bapa kita. 


Demikian juga kita yang saat ini sedang menghadapi pandemi Covid-19, bersyukurlah kepada Allah, karena Tuhan tetap berdaulat, Tuhan akan mebuat kita bertumbuh dalam Tuhan, dewasa rohani, melimpah dengan kasih, tekun dalam Tuhan, dan menjadi Kesaksian kepada semua orang. Kita berdoa dan berharap tahun 2022 Indonesia dan dunia terbebas dari pandemic covid-19.

Selamat menyongsong tahun baru 2022 dengan mengucap syukur kepada Allah, Muliakanlah Allah.

Dr. Binsar A. Hutabarat

Friday, December 24, 2021

Kasih Kristus Yang Menggerakan Persaudaraan

 




Cinta Kasih Kristus Yang Menggerakan Persaudaraan 
(I Petrus 1_22)


Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.


Alkitab mengajarkan kepada kita tentang kasih persaudaraan (Filea), dan Kasih Allah (Agape). Untuk menggerakan persaudaraan yang harmonis, kita memerlukan kasih Allah. Kasih yang memberi, seperti kasih Kristus yang dinyatakan pada Salib. Yesus yang adalah Allah itu menjadi manusia, lahir dikandang domba, dan mati untuk menebus dosa-dosa manusia.


Thema Cinta kasih Kristus yang menggerakan persaudaraan ini sepatutnya bukan hanya kita ucapkan, tapi juga perlu kita wujudkan dalam hidup bersama. Adalah hal yang menyedihkan umat Allah tidak selalu hidup rukun seperti yang dilukiskan dalam mazmur 133, tetapi fakta banyaknya denominasi bukan saja menunjukkan fakta perpecahan, tapi juga konflik antargereja.


Pertanyaannya kemudian, bagaimanakah kita dapat mewujudkan kehidupan persaudaraan yang harmonis antar anggota dan antar sesama manusia?


Kasih Allah dan kasih persaudaraan


Persaudaraan yang rukun hanya mungkin jika kita menerapkan kasih Allah dalam hidup antaranggota jemaat dan antar sesama manusia.


1.Kasih Allah adalah kasih yang memberi, sebuah kasih dengan pengorbanan tanpa batas. Kematian Yesus dikayu salib menunjukkan kasih yang tanpa batas itu. Roma pasal 8 mengungkapkan kasih Allah yang tanpa batas itu. Sejak kejatuhan manusia Allah, mencari manusia, Allah menjanjikan penebusan, Allah memberikan Roh Kudus untuk memampukan kita hidup melawan dosa, melawan kedagingan, dan hidup mentaati fimran Allah.

2.Kasih Persaudaraan patut kita berikan kepada sesama orang percaya, karena kita adalah satu, Kita disatukan oleh Krists. Kita dibaptisa oleh Roh yang sama menjadi satu tubuh Kristus. Namun, kita tetap manusia terbatas, karena itu persaudaraan yang rukun hanya mungkin terjadi jika kita semua bergantung pada Allah, hidup dalam anugerah Allah.


Natal adalah proklamasi bahwa Allah berada dipihak kita, Allah datang mencari manusia yang hilang, Yesus mati menebus dosa manusia, dan duduk disebelah kanan Allah serta bersyafaat untuk kita semua. Tak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah.


Natal bukan hanya penting untuk menguatkan kasih persaudaraan antar sesama gereja, tapi juga sesama manusia.


Selamat Natal

Dr. Binsar A. Hutabarat

https://www.binsarhutabarat.com/2021/12/kasih-kristus-yang-menggerakan.html

Thursday, December 23, 2021

5 Pengalaman Pengusiran Kuasa Kegelapan


5 Pengalaman Pengusiran Kuasa Kegelapan




Alkitab adalah buku yang menceritakan secara jelas mengenai penciptaan manusia, kejatuhan, penebusan, dan penyempurnaan manusia. Pendeknya, segala hal yang dibutuhkan oleh manusia berdosa untuk keluar dari jerat dosa dan hidup dalam kehendak Allah semuanya itu diceritakan oleh Alkitab dengan jelas.

Kasih Allah

Alkitab utamanya menceritakan tentang Kasih Allah kepada manusia berdosa untuk membawa manusia yang telah meninggalkan Allah, kembali pada Allah. Ungkapan kasih Allah itu secara terang bederang dinyatakan pada peristiwa penyaliban Yesus.” 

Meski Alkitab tidak melaporkan semua kejadian yang dilakukan oleh Allah dan tidak mencatat segala sesuatu yang Yesus lakukan ketika di dunia, Alkitab tetap cukup untuk membawa manusia pada Allah dan kehendak-Nya. 

Alkitab hanya menceritakan hal-hal penting yang dapat membawa manusia mengetahui berita sukacita tentang kasih Allah.

 “Memang masih banyak tanda lain yang di buat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum disini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya”( Yohanes 20:30-31)

Iblis dan Roh Jahat

Saat membaca Alkitab, kita juga menemukan ada banyak laporan tentang keberadaan iblis dan roh-roh jahat, kelicikan iblis yang menjatuhkan Adam dan Hawa,  serta akhir dari nasib iblis yang menyedihkan. 

Bahkan kekalahan iblis juga diberitakan secara jelas ketika penyalipan Yesus. Namun, laporan tentang keberadaan iblis tidak secara utuh dijelaskan oleh Alkitab, mengapa ? 

Karena Alkitab bukan buku untuk iblis, tetapi untuk manusia, dan data-data tentang iblis yang ada di dalam Alkitab hanya menjelaskan hal-hal yang terkait dengan usaha iblis menyeret manusia dalam kekuasaannya yang dimulai pada pencobaan yang dilakukan oleh iblis di taman Eden.

Kita tentu menghargai ada banyak buku yang berusaha menjelaskan mengenai berbahayanya iblis yang telah menjatuhkan Adam dan Hawa, karena memang Iblis masih berbahaya dan harus dilawan,

 “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan berkeliling sama seperti singa yang mengaum-ngaum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah ia dengan imanmu yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama” (I Petrus 5: 8-9). 

Iblis telah menjatuhkan Adam dan Hawa yang tak berwaspada menjadi budak dosa, kegelapan, dan menjadikan dirinya tuan atas Adam dan Hawa. Syukurlah oleh kasihnya Allah menebus manusia. iblis sudah kalah oleh kuasa Salib Yesus

Karena itu, usaha untuk memaparkan tentang masih berbahayanya iblis tidak boleh mengagung-agungkan iblis, sebaliknya harus berpusat pada kemenangan Kristus, karena iblis adalah pecundang.

Dalam buku-buku yang menjelaskan tentang pelayanan terhadap kuasa-kuasa kegelapan, sulit ditemui buku-buku yang secara jelas memaparkan tentang kekalahan Iblis, khususnya dalam buku-buku Kristen berbahasa Indonesia, akibanya mereka yang pernah terjerat dengan kuasa kegelapan, roh-roh jahata tanpa disadari secara bersamaan juga  mengagungkan kedasyatan Iblis, dan ini tentu saja akan menimbulkan ketakutan pada mereka yang tidak mengalaminya, apalagi jika dalam konteks masyarakat dimana mereka berada, kuasa kegelapan sangat diagungkan. 

Kehadiran film-film yang bertemakan hantu tampak jelas lebih menekankan kedasyatan kuasa-kuasa gelap dan pada porsi yang kecil menempatkan pemaparan mengenai kekalahan iblis. Bahaya ini sepatutnya diwaspadai.

Artikel yang sedang anda baca ini berisi penjelasan tentang bukti-bukti mengenai keberadaan iblis yang sudah kalah, suatu kisah nyata pengalaman pelayanan terhadap mereka yang dikuasai kuasa kegelapan, serta juga menjelaskan pengalaman tersebut dalam terang kebenaran Alkitab.

Artikel ini mengkonfirmasikan kepada kita bahwa iblis sesungguhnya sudah kalah, bahkan jeritan iblis pada waktu Yesus disalib yang sangat mengerikan itu pun merupakan terikan kekalhan iblis.

Realitas itu sebenarnya bukanlah usahanya untuk menakut-nakuti manusia, tetapi itu adalah fakta atas kekalahan iblis, dan fakta betapa takutnya iblis menghadapi hukuman yang  akan diterimanya.

Pengalaman Pertama

Sebagai seorang pembina kelompok Tumbuh bersama (sel grup) mengunjungi anggota yang tidak hadir menjadi tugas rutin. Itu juga yang saya lakukan ketika salah seorang dari anggota sel grup saya tidak hadir dalam beberapa minggu, sebut saja namanya “Y”(bukan nama sebenarnya).

Beberapa minggu sebelumnya, “Y” pernah bercerita, ia sering kali mengalami gangguan ketika ingin tekun beribadah. Pada saat ia menggebu-gebu beribadah, ia merasa orang tua perempuannya terganggu, bahkan merasa menderita, dan anehnya ia juga mengalami gangguan karenanya. “Y”juga bercerita tentang kebiasaan ibunya yang menyembah berhala dan mengalami gangguan kejiwaan

Sebagai seorang yang baru terjun dalam pelayanan saya hanya bisa menjadi pendengar yang baik ketika “Y” menceritakan kondisinya itu. Kata-kata “Y”itu masih saya ingat ketika akan mengunjungi rumahnya.

Pada saat saya mengunjunginya, “Y”ada di rumah itu. Seperti juga pada kunjungan lainnya, saya bertanya, mengapa tidak datang ibadah? Dan saya juga menyampaikan undangan untuk beribadah, dan kami pun berdialog tentang hal-hal yang berkaitan dengan aktifitas pelayanan gereja.

 Ketika kami sedang berbincang-bincang, tiba-tiba seorang perempuan tua melintas di ruangan dimana kami berada. Posisi saya yang menghadap kearah ruangan dari mana perempuan itu muncul membuat saya dapat melihat jelas keberadaan perempuan yang sedikit kusut dan membiarkan rambutnya terurai. 

Yang mengagetkan adalah mata perempuan itu menatapku, dan ada hawa kemarahan pada mata tersebut. Sebenarnya saya ingin mengalihkan diri dari tatapan mata yang mencorong itu, karena bagaimanpun juga ia adalah penghuni rumah itu. 

Ada perasaan takut ketika menghadapi kejadian itu, namun, tiba-tiba saya merasakan aliran rasa hangat disekujur tubuhku yang kemudian mengusir perasaan itu. Saya bisa menatap mata yang mengerikan itu dengan tenang tanpa mengagetkan “Y’yang sedang berdialog dengan saya. 

Ada suara berbisik di hati, kemarahan yang terpancar lewat mata perempuan tua itu bukan berasal dari diri perempuan itu, tetapi berasal dari oknum yang menguasai perempuan tua itu, yakni kuasa kegelapan. Dengan cepat perempuan itu pun menghilang masuk ke kamar yang tidak jauh dari tempat kami berada.

Syukurlah Roh Kudus telah memberi saya kekuatan dan ketenangan, dan pengalaman yang mengagetkan itu tidak sempat diketahui oleh anak ibu itu. Karena perbincangan kami sudah cukup lama, saya pun pamit dari rumah itu. Tapi, pengalaman yang mengerikan itu masih saja menggangguku.

Sesampainya di rumah saya pun masuk ke kamar dan berdoa, serta membaca Alkitab. Saya terus bertanya dalam hati mengapa wanita tua yang adalah ibu teman saya itu menatap saya dengan tatapan penuh kemarahan. 

Melalui pengalaman itu Saya bisa mengerti mengapa “Y” mengalami gangguan setiap kali ia rajin beribadah, kuasa kegelapan yang menguasai ibunya, tidak senang jika  “Y”mengalami pembebasan Tuhan.

Tiga hari lamanya saya terus merenungkan pengalaman itu, setiap hari saya mengambil waktu beberapa jam untuk berdoa dan membaca Alkitab untuk mencari tahu tentang pengalaman itu. 

Pada hari ketiga semakin jelas saya memahami bahwa iblis, kegelapan yang menguasai wanita tua itu tidak sudi kehadirannya diganggu dengan berita Injil yang saya ingin sampaikan. 

Secara pasti saya menyadari bahwa kemarahan itu bukan berasal dari wanita tua yang tak berdaya dan berada dalam jerat iblis, tetapi justru dari iblis yang sudah kalah.

Iblis yang sudah kalah itu sengaja menampilkan dirinya dengan garang, justru karena ketakutannya akan korban yang sedang dikuasinya itu dibebasakan oleh Allah. 

Namun kemarahan yang ditampilkan dengan cara yang amat mengerikan itu sesungguhnya tanda bahwa iblis mengakui kekalahannya. Kejadian itu tak berhasil menipu saya, bahkan melalui kejadian itu saya semakin tertarik untuk mempelajari bagaimana membebaskan orang yang dikuasai oleh roh-roh jahat.


Pengalamam Kedua

Pada suatu malam, kira-kira jam 11 malam, kakak saya mengatakan, adik temannya, yang biasa berkunjung ke rumah kami sedang di rasuk roh-roh jahat, saya diminta untuk menolongnya.

Saya belum pernah memiliki pengalaman melayani orang yang dirasuk setan. Yang terlintas ketika itu adalah mencari teman yang berpengalaman untuk memberikan pelayanan tersebut. 

Tapi, malam telah larut, dan saya sudah berusaha mengunjungi seorang teman yang lebih senior dalam pelayanan, tapi keluarganya tak ingin membangunkannya, terpaksalah saya pergi untuk melakukan pelayanan itu dengan didampingi adik dan kakak saya, jadi kami bertiga, dan semuanya belum pernah memiliki pengalamann melayani orang yang dirasuk roh-roh jahat.

Di dorong oleh rasa tanggung jawab untuk melayani, dan bermodalkan pengalaman kehadiran Kristus yang telah membaharui hidup saya,  keinginan untuk menolong orang tersebut sangat kuat dan mengatasi masalah tidak adanya pengalaman pelayanan.

Kami bertiga berangkat menuju rumah teman kakakku itu, dengan keyakinan bahwa Tuhan yang telah menebus dosa kami diatas kayu salib itu juga telah menang atas iblis, maka kami pun yang percaya pada-Nya ikut memiliki bagian dalam kemenangan tersebut.

Setibanya disana saya melihat wanita yang diceritakan kakakku itu duduk di kursi dengan tubuh lunglai, tampaknya ia kelelahan karena cukup lama dirasuk setan. 

Ada perasaan tenang melihat kondisi wanita itu, karena kami tak harus melayaninya lagi, apalagi kesadaran wanita itu sudah pulih.

Tanpa ada kecurigaan apapun saya menghampiri wanita itu dan menyalamnya. Dengan malas, mungkin karena kelelahan, wanita itu menyalam saya. 

Sedikit berbasa-basi saya bertanya, bagaimana kondisi nya sekarang? Tiba-tiba wanita itu menatap saya dengan mata terbelelak (melotot), ia seperti ketakutan berhadapan dengan saya.

Melihat kejadian yang berlangsung cepat itu saya terkejut, tak tahu harus berbuat apa. Salah seorang anggota keluarga yang hadir disitu dengan sigap menangkap wanita yang ketakutan melihat saya.  

Melihat ketakutan wanita itu  muncullah keberanian, apalagi saat itu saya merasakan kehadiran kuasa Allah yang luar biasa menguasai ku, seperti ada aliran listrik yang kuat pada sekujur tubuhku, terasa hangat dan memberikan keberanian, kusadari itu adalah kekuatan dari Roh Kudus.

Dengan keberanian yang  dianugerahkan Tuhan saya mulai mengusir setan yang menguasai wanita itu dengan wibawa dari Tuhan. 

Waktu itu saya hanya tahu bahwa setan takut dengan kata “darah Yesus,” sebagaimana biasanya dilakukan banyak teman-teman dari Pentakosta ketika melayani orang yang dikuasai kuasa kegelapan, dan itu saya tahu dari cerita teman-teman pelayanan, dan juga hamba-hamba Tuhan di tempat saya melayani.

Setiap kali saya memerintahkan roh jahat itu melepaskan wanita itu, roh jahat itu berteriak. Teriakanku pun makin kuat dan terasa berwibawa, “darah Yesus, Darah Yesus” Roh jahat itu terus berteriak ketakutan, tapi ia tidak juga melepaskan wanita itu.

Setelah berkali-kali mengusir roh jahat dalam tubuh wanita itu, namun tidak juga keluar, meski roh jahat itu terus berteriak ketakutan, saya mulai berpikir, cara apa yang harus saya lakukan untuk membebaskan wanita itu dari cengkeraman roh jahat. 

Tiba-tiba ada suara dalam hati saya yang terdengar jelas, Kamu adalah Anak Allah dan berkuasa atas kuasa kegelapan.

Saya menatap mata wanita itu dengan wibawa ilahi, mata itu sejenak melotot pada saya, namun saya terus menatapnya tanpa takut. 

Sebaliknya saya melihat roh jahat itu sangat ketakutan. Tiba-tiba saya digerakkan oleh Roh Allah berkata kepada roh jahat yang menguasai wanita itu, Kamu tahu siapa yang ada dihadapanmu, kamu (roh jahat) tidak berkuasa atas wanita ini, wanita ini anak Allah, pergi dari wanita ini! 

Wanita itu terkulai lemas, dan roh jahat itu membebaskannya. Kejadian itu begitu singkat dan mencengangkan banyak orang yang berkumpul melihat peristiwa itu.

Wanita itu kemudian diberikan minum, dan setelah itu saya berdoa agar wanita itu tidak lagi diganggu oleh kuasa gelap.

Kejadian yang dramatis itu mengagetkan orang banyak yang berkumpul, dan mereka mengagungkan kuasa Allah. 

Seorang majelis gereja yang hadir disitu meminta saya untuk memimpin ibadah singkat dan menyampaikan firman Tuhan. Disitu saya menjelaskan bahwa kuasa Allah malampaui kuasa apapun. 

Setelah selesai melayani saya pun kembali kerumah, malam itu saya dengan adikku tidak langsung tidur, namun kami berdoa bersama. 

Pelayanan terhadap orang yang dikuasi oleh kuasa kegelapan ini adalah kali pertama kami melayani, jadi banyak ketidak tahuan dalam diri kami, tapi kuasa Allah, oleh anugerahnya memimpin kami pada pelayanan yang mengagungkan Tuhan itu.

Saat kami sedang berdoa, kakakku masuk ketempat kami berdoa, memberitahukan bahwa ada saudara perempuan kami yang sedang menginap dirumah, tidur di kamar kakakku, dan menderita sakit, ia tidak tahu sakit apa, tapi yang jelas ia merasa terganggu dengan sakitnya itu. 

Klinik, rumah sakit jauh dari rumah kami, dan belum dipastikan apakah ada yang buka. Kakakku meminta kami mendoakannya.

Setelah kami mendoakan, saya bertanya kepada si sakit, bagaimana sekarang? Saya sudah sembuh, katanya. 

Saya sebenarnya tidak yakin dia sembuh, tapi karena dia mengatakan sudah sembuh saya tentu saja harus mempercayainya. Setelah itu ia dapat tidur kembali, dan kesembuhan dari Tuhan memang suatu fakta.

Dua pengalaman di atas mengkonfirmasikan bahwa Kuasa Allah sungguh nyata, dan kita akan melihat demonstrasi kuasa Allah ketika kita melayani Tuhan.

 Meski dengan keterbatasan pengetahuan, kuasa Tuhan tetap nyata, namun pengetahuan akan Tuhan dan firman-Nya tetap saja penting bahkan menjadi hal yang utama.

Pengalaman pelayan itu memperlihatkan bahwa Iblis dan roh-roh jahatnya sudah kalah, karena itu tak ada cara lain untuk bisa dipakai Allah untuk menyatakan kemuliaan Allah dan menyaksikan keberadaan Iblis yang telah takluk itu, kecuali aktif melayani.  


Pengalaman ketiga

Kejadian ini terjadi ketika saya sedang berlibur di Bandung, mengunjungi rumah seorang teman kuliah. Di bandung saya diajak beribadah pada satu Gereja, dan setelah ibadah ada tiga orang yang meminta dilayani untuk dibebaskan dari kuasa kegelapan, ketiganya memiliki kekuatan tenaga dalam karena belajar Karate Tenaga dalam (Kateda).

Dua dari tiga orang yang dilayani itu dilayani oleh dua orang hamba Tuhan pelayan gereja tersebut, dan yang seorang saya bersama dengan seorang teman yang di minta melayani. 

Pengalaman pelayanan melepaskan orang dari kuasa kegelapan yang pernah saya lakukan membuat saya tidak merasa canggung untuk memberikan pelayanan itu. 

Pada waktu saya berdoa mengusir roh jahat dalam diri orang itu yang hadir melalui pelatihan tenaga dalam, orang itu pun mengalami kerasukan. 

Dengan berani saya mengusir roh jahat itu, tapi roh jahat itu tidak keluar. Orang itu berteriak ketakutan, tapi roh jahat itu tidak juga pergi dari orang itu. Kejadian itu berlangsung cukup lama, kira-kira satu jam.

Pendeta yang melayani salah seorang yang kerasukan sudah selesai melayani, ia pun membantu kami melayani orang itu. Dengan tenang pendeta itu mengatakan pada orang yang kerasukan, “Tuhan beri ketenangan pada orang ini, dan kembalikan kesadarnnya.” Orang itu pun segera sadar, dan kemudian dibimbing untuk menerima Yesus secara pribadi.

Pelayanan terhadap orang yang dikuasai oleh roh jahat tidak harus sama, ada yang langsung bisa dibebaskan dengan cara mengusirnya, bisa juga dengan cara meminta kepada Tuhan agar orang itu memiliki ketenangan dan tanpa manifestasi kerasukan, kuasa kegelapan dapat di usir dari orang itu.


Pengalaman keempat

“Ada seorang yang cukup lama melayani Tuhan, bahkan memiliki pengetahuan teologi yang cukup lumayan, seorang sarjana teologi, itu berarti jauh di atas rata-rata kaum awam. 

Namun, ia bergumul dengan dirinya, karena merasa terus dijajah oleh dosa, dan merasa tak mempunyai kemampuan untuk melawannya. Tampaknya orang itu telah tertipu oleh Iblis yang adalah bapa pendusta dan senantiasa mendakwa manusia.

 Ia mengatakan, segala upaya telah diusahakan namun tak pernah berhasil keluar dari genggaman dosa. Menurut penjelasannya, seperti ada kekuatan roh jahat yang menguasanya, dan tak mampu ia lawan.

Suatu malam saya membimbing orang itu, menjelaskan bahwa kuasa Tuhan sanggup mematahkan semua kekuatan itu. 

Setelah dengan jujur ia mengakui semua yang diperbuatnya, dan berdoa memohon ampun kepada Allah, saya berdoa untuk nya agar Tuhan memberikan pembebasan untuknya. 

Tiba-tiba orang itu mengamuk, roh jahat yang berada dalm dirinya tak ingin keluar dan melepaskannya. 

Saya berdoa, dan pikiran saya seperti memberitahukan bahwa ada banyak roh jahat yang menguasainya. Saya berdoa mengusirnya, dan menyebutkan nama-nama yang terlintas dalam pikiran saya. Dengan jeritan keras, dan keterpaksaan akhirnya roh jahat itu keluar dari diri orang itu. Malam itu orang itu dapat ditenangkan. 

Keesokan harinya, pagi-pagi saat doa pagi, orang itu kembali bermanifestasi, mengamuk dengan gerakan-gerakan yang menyeramkan. 

Bahkan dalam keadaan dirasuk orang itu menuduh saya melakukan dosa yang sama. Saya tahu, itu adalah tipuan iblis. Dengan berwibawa saya berkata, darah Yesus telah menyucikan dosaku, dan engkau iblis tidak berkuasa atas aku, dan juga atas orang itu. 

Orang itu  masih menatapku sebentar, dan kemudian rebah, lemas, seiring dengan terbebasnya ia dari kuasa iblis.

Mempelajari fakta-fakta dalam Alkitab dapat dilakukan semua orang, namun membawa pesan Alkitab itu untuk kemudian menghidupinya dalam hati adalah persoalan yang berbeda. 

Hanya karena anugerah Tuhan manusia dapat membawa pengetahuannya tentang firman Tuhan untuk menjadi bagian dalam kehidupannya. Usaha untuk melakukan hal tersebut merupakan bukti bahwa kita senantiasa mewaspadai ancaman Iblis.

Pengalaman Kelima

Keinginan untuk mengalami kesembuhan sering kali dijadikan alasan seorang pendosa untuk bertobat, padahal pertobatan bukan lahir dari keinginan manusia tetapi karena anugerah Allah. 

Pelayanan kesembuhan ilahi adalah sesuatu yang diperintahkan oleh Tuhan, namun pelayanan itu berlaku untuk semua orang yang berharap mengalami kesembuhan, dan tidak selalu membawa orang pada Kristus

Pelayanan kesembuhan ilahi itu perlu namun bukan yang utama, karena kesembuhan bersifat general revelation, sedangkan pemberitaan Injil adalah anugerah khusus Allah, tidak untuk semua orang.

Dalam pelayanan kesembuhan ilahi yang bersifat umum ini, kita tidak boleh terpancing untuk hanya mengarahkan diri pada pelayanan kesembuhan, tanpa membawanya kepada keselamatan Tuhan. 

Kejadian tersebut pernah terjadi dalam pelayanan saya, seorang Tua memohon didoakan untuk mendapatkan kesembuhan, awalnya orang tersebut menyembunyikan zimat-zimat yang dimilikinya.

Entah bagaimana saya begitu yakin bahwa orang itu memiliki banyak zimat. Saya katakan kepada orang itu, saya tidak akan berdoa untuk kesembuhan bapak, jika bapak tidak bertobat.

 Orang itu mengakui dosa-dosanya dan menyerahkan zimat-zimatnya. Pada waktu saya doakan orang itu kemudian mengelami kesembuhan. Tapi, saya tidak pernah mendengar orang yamg disembuhkan Tuhan itu melayani tuhan.

Meski penderita mengungkapkan keinginannya untuk bertobat jika disembuhkan, seorang pelayan Tuhan juga tidak boleh mudah terjebak, pelayanan untuk membawanya pada Kristus harus menjadi utama, meski kita tetap boleh berdoa untuk kesembuhan yang dimohonkannya.


Setan-setan pun takut pada kami

Tunduklah pada Allah dan Lawanlah Iblis maka ia akan lari

Alkitab menyaksikan bahwa ketika murid-murid di utus oleh Tuhan Yesus, mereka melayani banyak orang yang kerasukan setan, dan setan-setan pun takut pada mereka, murid-murid mengusir banyak setang yang menguasai orang yang mereka layani.

Pengalaman pengusiran setan dari orang yang dirasuk setan atau roh jahat adalah pengalaman biasa, bukan pengalaman luar biasa, karena pengalaman itu terjadi dalam pelayanan orang percaya, dulu, sekarang dan sampai Tuhan Yesus datang kembali.

Pengalaman pelayanan ini akan memperlihatkan dengan jelas, betapa iblis dan setan-setan takut pada orang percaya, karena kuasa Allah yang hidup dalam diri orang percaya, ini terjadi hanya pada orang yang melayani, dan hidup bagi Allah, hidup mempermuliakan Allah.

Tetaplah waspada

Iblis sudah kalah, akhir dari nasibnya akan di buang ke-api yang menyala-nyala, tempat penghukuman kekal yang diganjarkan Allah untuk pemberontakkannya. 

Namun, saat ini penghakiman yang sempurna terhadap Iblis belum dijatuhkan oleh Allah, demikian juga penghakiman Allah yang sempurna pun belum dijatuhkan Allah terhadap manusia berdosa. 

Bedanya, Iblis memiliki kepastian penghukuman Allah, sebaliknya manusia menerima anugerah Allah memiliki kepastian akan diselamatkan oleh Allah.

Keberadaan iblis ini sama dengan seorang yang terpidana mati, namun belum dieksekusi mati Seperti terpidana Bom Bali, yang belum dieksekusi, masih berbahaya, bahkan masih bisa mengancam untuk melakuakan pemboman. 

Jika narapidana bom Bali berada dibawah pengawasan aparat kepolisian, iblis berada dibawah pengendalian Allah. Jika narapidana Bom Bali terpenjara dalam jeruji besi, iblis tida terpenjara pada ruang dan waktu, iblis dapat bergerak bebas, namun ia tak dapat berbuat semaunya, karena iblis sudah dikalahkan oleh Yesus Kristus dan menjadi tawanan. Baru pada penghukuman kekal iblis tidak lagi berbahaya bagi manusia, seperti terpidana mati yang telah dieksekusi.

Kewaspadaan terhadap tipu muslihat iblis hanya bisa dilakukan dengan bersandar pada Allah. Tanpa bersandar pada Allah dan firmanNya manusia tak dapat mengalahkan tipu daya iblis. 

Itulah sebabnya kelahiran kembali sebagai anugerah Allah yang tak terbatas itu harus diisi oleh orang percaya dengan pengetahuan akan firman Tuhan. 

Pengetahuan firman Tuhan yang semakin mendalam inilah yang akan membawa orang Kristen memiliki kemampuan untuk membedakan roh.

Pentingnya pertambahan pengetahuan akan Allah ini akan tak berdampak maksimal jika tidak disertai dengan kelahiran kembali. Pengetahuan akan firman hanya mungkin berada dalam tataran ientektual, tanpa mendorong manusia untuk mengabdikan dirinya pada Tuhan. 

Kondisi ini membuat orang yang memiliki pengetahuan akan firman Tuhan tak mampu berwaspada terhadap tipu daya Iblis, karena sesungguhnya ia masih berada dalam kekuasaan kegelapan. Gambaran ini sangat jelas diuraikan dalam perumpamaan tentang benih yang ditabur.

Tetap setia belajar firman Tuhan.

Kekalahan Iblis akan terlihat jelas ketika orang percaya sungguh-sungguh melawan iblis dan roh-roh jahatnya dengan iman. Pelayanan pembebasan terhadap orang yang dikuasai kuasa kegelapan membuktikan, bahwa Iblis tak mampu bertahan berhadapan dengan orang yang percaya kepada Yesus Kristus.

Pengalaman pertama demonstrasi kuasa Allah oleh kedaulatan Allah yang memakai orang percaya untuk membebaskan orang yang terikat dengan kuasa kegalapan akan membawa orang percaya menyadari bahwa orang-orang yang dikuasai, dirasuk Iblis sesungguhnya adalah orang yang terpedaya oleh Iblis.

Pengalaman dramatis mengenai demonstrasi kuasa Allah yang membebaskan seorang yang terikat dengan kuasa kegelapan, memberikan kesadaran bahwa itu adalah fakta akan adanya orang yang terpedaya oleh iblis membawa saya pada pelayanan-pelayanan lainnya.


Dr. Binsar Antoni Hutabarat


https://www.binsarhutabarat.com/2021/01/5-pengalaman-pengusiran-kuasa-kegelapan.html


Saturday, November 27, 2021

Etika Kepejabatan

 


 Etika Kepejabatan


Kita tentu setuju perbedaan imbalan yang diterima orang harus berkaitan dengan perbedaan dalam usaha dan kemampuan. Namun, kita tidak boleh membiarkan kesenjangan sosial terus melebar tanpa berjuang untuk menopang mereka yang berada dibawah garis kemiskinan agar dapat menikmati hidup yang lebih baik, khususnya bagi mereka yang memangku jabatan publik, ini adalah etika kepejabatan yang harus menjadi pegangan siapapun yang ingin mengabdi pada bangsa dan negara.


Membiarkan prospek hidup dari kelompok yang tidak beruntung  tetap tidak diperbaiki atau tidak ditingkatkan adalah tidak etis.  Tanggung jawab itu utamanya ada pada pundak pejabat publik. 


Seorang pejabat seharusnya tak pantas bersenang-senang disaat jutaan rakyat mengiba sesuap nasi. Pada kondisi ini, mereka yang mampu, khususnya pejabat pemerintah bertanggung jawab untuk menciptakan kesetaraan kondisi, dengan mengusahakan terciptanya kesetaraan kesempatan, khususnya akses pendidikan yang membuat setiap orang memiliki peluang untuk mengembangkan bakat-bakatnya, dan juga pemenuhan kebutuhan dasar seperti makanan dan kesehatan.


Tujuan kemerdekaan Indonesia adalah untuk menciptakan masyarakat adil dan makmur, karena itu disaat banyak masyarakat Indonesia masih belum mampu memenuhi kebutuhan dasarnya dikarenakan belum terciptanya kesamaan kesempatan, para pejabat publik tidak patut memamerkan kemewahan.


https://www.binsarhutabarat.com/2021/11/etika-kepejabatan.html



Thursday, November 25, 2021

Peringatan Hari Guru Nasional


Peringatan Hari Guru Nasional

Peringatan Hari Guru Nasional Perlu Jadi Momen untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru di Indonesia


Pada 25 November, sejak ditetapkannya tanggal  itu sebagai hari Guru Nasional pada tahun 1994 melalui Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994 tentang Hari Guru Nasional, semarak perayaan Hari Guru Nasional selalu saja penuh semarak, meski pada masa covid-19 pada tahun ini. 

Pemilihan Hari Guru Nasional yang bertepatan dengan hari lahirnya PGRI yang sebelumnya Bernama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) yang memperjuangkan nasib guru Indonesia. Pada 1932, nama PGHB diubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Kemudian, setelah kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada tangga 24-25 November 1945 di Surakarta dibentuklah organisasi PGRI untuk mewadahi semua guru di Indonesia.

Guru Katalis Penting

Hubungan yang kuat antara guru dan peserta didik merupakan pusat proses pengajaran. Pengetahuan bisa diperoleh dalam berbagai cara, apalagi dengan penggunaan teknologi baru di dalam kelas yang telah terbukti efektif. Namun, untuk sebagian besar peserta didik, terutama mereka yang belum menguasai keterampilan berpikir dan belajar, guru tetap menjadi katalis penting. 

Demikian juga hal nya dalam kapasitas penelitian independen, kapasitas ini hanya mungkin setelah terjadi interaksi dengan guru atau mentor intelektual. Peran guru dalam keberhasilan proses pendidikan sesungguhnya amat “crucial,” apalagi pada tahap awal pendidikan dimana citra diri pelajar terbentuk. 


Tuntutan terhadap guru profesional 

pada  pelaksanaan pendidikan di daerah-daerah tertinggal, kemampuan guru memotivasi pelajar untuk hadir di sekolah amat penting untuk pelaksanaan wajib belajar yang dicanangkan pemerintah.

Profesionalisme guru juga merupakan tuntutan kerja seiring dengan perkembangan sains teknologi dan merebaknya globalisasi dalam berbagai sektor kehidupan. Suatu pola kerja yang diproyeksikan untuk terciptanya pembelajaran yang kondusif dengan memperhatikan keberagaman sebagai sumber inspirasi untuk melakukan perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan.

Guru sebagai tenaga pendidikan secara substantif memegang peranan tidak hanya melakukan pengajaran atau transfer ilmu pengetahuan (kognitif), tetapi juga dituntut untuk mampu memberikan bimbingan dan pelatihan.

Untuk Indonesia, jabatan guru sebagai tenaga profesional ditetapkan melalui undang- undang guru dan dosen: Pasal 1: (1) Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

 Undang-undang guru dan dosen Pasal 2: (1). Menegaskan bahwa Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.(2). Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan sertifikat pendidik. 

Mengenai prinsip profesionalitas Pasal 7 menjelaskan, (1). Profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut: a. memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; b. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia; c. memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas; d. memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; e. memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; Mengenai kualifikasi, kompetensi dan sertifikasi guru pasal 8 menjelaskan, Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.


https://www.binsarhutabarat.com/2021/11/peringatan-hari-guru-nasional.html



Monday, November 22, 2021

Memahami Visi, Misi, Tujuan Institusi

 



Memahami Visi, Misi, Tujuan Institusi

 

 

Ada yang menarik terkait Visi, Misi Pendidikanm Tinggi yang didirikan oleh Gereja. Meski gereja itu tidak memiliki Misi dalam dirinya sendiri.

Vis,misi gereja perlu diturunkan dari Misi Gereja yakni untuk menjalankan amanat agung dengan menguatkan Marturia, Diakonia dan Koinonia. 

Tapi, selalu saja ada banyak institusi gereja yang pendirinya merasa memiliki Visi, Misi pribadi dan dominan terhadap isntitusi tersebut, bahkan bernai mewariskan Visi, Misi pribadinya kepada orang-orang tertentu yang menjadi pilihan sang tokoh. 

Mungkin itulah sebabnya, pada umumnya standar Visi.Misi Pendidikan Tnggi Teologi yang berada dibawah gereja selalu saja mengumandangkan peran  Visi, Misi pribadi sebagaimana dikumandangkan pada Visi, Misi Gereja yang kerap mengumandangkan Visi-Misi tokoh tertentu.

Padahal, Visi, Misi yang kemudian ditumuskan dalam Visi, Misi institusi itu tidak lagi dapat menjadi Visi, Misi pribadi. Mungkin karena itulah Pendidikan Tinggi Teologi umumnya tidak mampu merespons jaman, seperti seorang tokoh pendiri yang kemudian makin tak mampu merespon zaman karena ditelan waktu.

 

Standar Visi, Misi, tujuan dibawah ini mungkin perlu kita pahami dengan baik.

 

1. Visi harus merupakan cita-cita bersama yang dapat menjadi sumber inspirasi, motivasi, dan kekuatan yang mengilhami pikiran dan tindakan lembaga.

 

2.   Visi harus memuat tujuan dan ruang lingkup kerja yang khas dari lembaga.

 

3.  Visi seharusnya dirumuskan berdasarkan masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan.

 

4.  Visi seharusnya ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat di tingkat lokal, nasional, regional, dan global.

 

5. Misi harus memberikan arahan dalam mewujudkan visi dan dinyatakan dalam tujuan-tujuan yang dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu (3-5 tahun).

 

6. Misi harus mengandung pokok-pokok mengenai bentuk kegiatan utama yang dapat menjadi landasan hubungan kerja serta pengalokasian sumberdaya segenap pihak yang berkepentingan.

 

7. Misi harus menunjukkan ruang lingkup hasil yang hendak dicapai oleh lembaga, dan tingkat pengetahuan, ketrampilan, serta sikap dasar yang disyaratkan bagi hasil yang dimaksud.

 

8.   Misi harus menunjukkan ruang lingkup pasar yang dituju.

 

9.   Misi harus menunjukkan ruang lingkup geografis yang menjadi sasaran.

 

10. Misi harus memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan kebijakan lembaga.

 

 

 

11. Misi harus dirumuskan bersama dengan mempertimbangkan masukan-masukan pihak-pihak yang berkepentingan.

 

12. Misi harus dapat menjadi tolok ukur dalam evaluasi baik di seluruh lembaga maupun bagian-bagiannya.

 

13. Misi seharusnnya memberi keluwesan ruang gerak pengembangan kegiatan satuan-satuan lembaga yang terlibat.

 

14. Tujuan institusi harus disusun selaras dengan Visi, Misi, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.


Dr, Binsar Antoni Hutabarat



https://www.binsarhutabarat.com/2021/11/memahami-visi-misi-tujuan-institusi.html

Saturday, November 20, 2021

Membangun Kompetensi Nasional



Membangun Kompetensi Nasional


Oleh Binsar A Hutabarat


Harapan agar mutu pendidikan secepatnya diperbaiki guna meningkatkan kompetensi nasional rupanya masih harus menunggu waktu lama lagi. Target anggaran pendidikan nasional sebesar 20% dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2008 sebesar lebih Rp 700 triliun sebagaimana diamanatkan UUD 1945 sudah dipastikan tak bisa dipenuhi.


Tahun depan pemerintah mengalokasikan dana pendidikan sebesar Rp 48,72 triliun, yang berarti jauh dari target yang diamanatkan konstitusi. Dengan total APBN untuk tahun depan mencapai sekitar Rp 700 triliun, alokasi anggaran untuk pendidikan mestinya mencapai Rp 140 triliun.


Sudah bisa dibayangkan bahwa dengan tersedianya anggaran yang terbatas, dunia pendidikan masih akan menghadapi persoalan yang sama yakni kesulitan mendongkrak mutu lulusannya. Pendidikan bukannya makin maju, malah mengalami kemunduran.


Memang ada usaha untuk membuka pintu investasi asing dalam bidang pendidikan, namun hal itu tidak mudah. Berbagai kontroversi menyangkut masuknya modal asing dalam dunia pendidikan menunjukkan hal itu. Tambahan pula, indutrialisasi pendidikan yang makin transparan akhir-akhir ini dikhawatirkan akan lebih mempersempit ruang untuk orang miskin untuk menikmati pendidikan layak.


Melihat realitas tersebut di atas, Indonesia barangkali perlu belajar dari Korea Selatan. Negeri Ginseng yang merdeka belakangan dari Indonesia ini justru mencatat kemajuan ekonomi yang luar biasa. Korea Selatan kini sudah masuk dalam jajaran negara maju, sedangkan Indonesia masih tetap terseok-seok.


Belajar dari Korsel


Syngman Rhee, presiden pertama Korea, tidak membawa kemajuan berarti dalam perekonomian negeri itu karena banyaknya korupsi dari rezim lama. Mayor Jenderal Park Chung Hee yang mengambil alih kekuasaan dari tangan Rhee melalui suatu kup akhirnya mampu mengubah Korea Selatan dalam waktu singkat. Korea Selatan yang tergolong negara miskin dengan pendapatan per kapita US$ 72 segera berubah dengan geliat ekonomi yang luar biasa.


Park berperan sangat besar dalam membangun perekonomian Korea Selatan dengan melakukan perombakan besar-besaran dalam cabinet. Park bersama sejumlah ekonom merancang program Perencanaan Pembangunan Ekonomi Lima Tahun Pertama (First Five Years Economic Development Plan) yaitu mengembangkan Korea menjadi negara industri, dengan didahului peningkatan pendidikan yang luar biasa.


Pada periode lima tahun pertama pemerintahannya (1962-1967), Park memfokuskan pada pembangunan pendidikan, kesehatan dan infrastruktur. Park Chung Hee membangun gedung-gedung sekolah serta pengadaan tenaga-tenaga guru yang andal. Pada masa kepemimpinannya, tak ada satu anak pun yang boleh tinggal di rumah.


Pendidikan di Korea meningkat secara luar biasa baik dari segi jumlah maupun kualitas. Jika pada tahun 1962 perbandingan ratio jumlah guru terhadap murid untuk primary school 1:54; tahun 1980 1:30, dan untuk secondary school tahun 1962, 1:34, tahun 1980 perbandingan yang ada menjadi 1:18, total biaya pendidikan sebesar 37% disubsidi oleh pemerintah.


Hal lain yang menarik adalah perusahaan di Korea memberlakukan pembayaran gaji yang berbeda, bergantung pada jenjang pendidikan yang diperoleh. Begitu pula kenaikan gaji sangat tergantung pada produktivitas, senioritas dan profesionalisme pegawai, bukan “perkongkoan”. Itulah yang membuat rakyat Korea dapat menerima pendidikan yang memadai sesuai dengan permintaan industri yang ada.


Perusahaan-perusahaan Korea seperti Hyundai, Faywoo, Samsung, mengirim ribuan pekerjanya untuk mendapatkan pendidikan S2, S3 di Amerika dan Eropa. Bagi mereka, investasi dalam bidang pendidikan adalah indentik dengan meningkatkan kemampuan pekerja untuk dapat berinteraksi dengan cepat dan menyesuaikan dengan perubahan pekerjaan dan teknologi yang ada. Itulah kunci yang membuat national competence Korea melejit jauh melampaui Indonesia.


Di Korea ada 26 public vocational training institutes, dan setiap tahun pekerja yang dilatih di sana minimum mencapai 350,000 pekerja, kurang lebih 3% dari labour force di seluruh Korea.


Jadi human capital, terbukti sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi, kultur dan masa depan negara. Korea adalah buktinya. Negeri ini mencatat pertumbuhan ekonomi yang tinggi bersamaan peningkatan sumber daya manusianya yang luar biasa. Ketika Park mati tertembak oleh Direktur KCIA Kim-jae-kyu pada Oktober 1979, pendapatan per kapita negeri itu meningkat secara luar biasa, US$ 2.420 dari US$ 72 pada tahun 1962.


Bagaimana dengan Indonesia


Mengapa Indonesia tak ingin belajar dari Korea? Menurut data Program Pembangunan PBB (United Nations Development Programme, UNDP), hampir 55% dari laki-laki berumur 12-17 tahun di Indonesia hanya mengecap pendidikan sampai SMP, dan 30% hanya sampai dengan SD, itupun pada sekolah dengan mutu rendah.


Jumlah guru yang memenuhi standar mutu di Indonesia kira-kira tidak lebih dari 20%, selebihnya sama sekali tidak memadai, apalagi untuk era globalisasi saat ini. Sertifikasi guru untuk mendongkrak kualitas para pendidik pun tak berjalan mulus, tentu akan lebih terhambat lagi dengan anggaran pendidikan yang makin kecil. Berbagai kondisi itulah yang membuat tingkat kompetensi Indonesia makin tenggelam.


Indonesia memang membutuhkan revolusi bidang pendidikan jika ingin membangun perekonomian nasional. Tanpa itu, pertumbuhan ekonomi dan kemajuan masyarakat dan bangsa akan tetap berada di jalur impian belaka.


Belajarlah sejenak dari Korea. Negeri yang minim sumber daya alam dibandingkan Indonesia itu kini tergolong maju, hanya karena pemerintah, swasta dan rakyat sama-sama berjuang untuk memulainya dengan memfokuskan diri pada pembangunan sumber daya manusia yang kompetitif, competitiveness human development.


Kini Korea menjadi negara maju dengan berbagai produk elektronik dan otomotif yang mulai merajai pasaran dunia. Saat ini Korea menjadi salah satu negara yang sumber daya manusianya paling siap memasuki era globalisasi. Tindakan luar biasa Korea Selatan dengan mereformasi bidang pendidikan mestinya patut dicontoh Indonesia untuk mensejahterakan rakyatnya yang masih banyak berada di bawah garis kemiskinan.

Pelatihan Menulis Karya Ilmiah Akademik



 Pelatihan Menulis Karya Ilmiah Akademik


Hari pertama pelatihan menulis karya ilmiah akademik online membuktikan bahwa pada masa covid-19 , dengan menjaga jarak fisik berdasarkan protokol kesehatan, tidak membatasi kita untuk berkarya.
 

Peserta yang berasal dari beragam lulusan, baik lulusan sarjana, magister, maupun doktor tampak antusias mengikuti acara itu.

 

Narasumber Dr. Binsar A. Hutabarat membawakan tema Kiat menentukan topik tulisan dengan sangat baik, peserta dibukakan wawasan baru bahwa menentukan topik tulisan memerlukan strategi tertentu.

 

Diawali dengan menjelaskan perbedaan menulis dan mengarang, narasumber menjelaskan bahwa untuk menentukan topik yang tepat, penulis juga perlu menguasai topik yang akan ditulis secara baik.

Tentu saja penulis juga harus mampu melihat bahwa teori dari topik yang dikuasainya  berelasi dengan pemecahan masalah yang ditawarkan dalam karya tulis ilmiah akademik itu.

 

Hal utama yang perlu diketahui dalam menentukan topik tulisan adalah penulis telah memahami bagian-bagian yang akan dibahasnya secara umum sudah dipahami melalui riset awal. 

Untuk membuktikan penguasaan bahan itu penulis perlu memiliki sumber-sumber bacaan yang berisi teori, realitas dan problem yang akan dipecahkannya melalui penerapan teori yang dikuasainya. 

Disamping itu, data-data penelitian yang relevan, secacara khusus hasil-hasil penelitian pakar juga mudah di dapat, atau tersedia. Dengan demikian sebuah topik karya ilmiah bisa dipilih jika penulis meminati topik itu, menguasainya, dan penguasaan itu dibuktikan dengan sumber-sumber bacaan yang bermutu.

 

Dalam semua jenis penelitian, baik itu berupa kajian teori, penelitian kualitatif, dan kuantitatif secara global telah dipahami penulis, sehingga penulis bisa masuk ke detail masalah untuk melakukan penelitian secara mendalam.

 

Karena antusias peserta mengikuti acara itu, pembahasan juga sempat mengarah lebih jauh kepada metode penelitian yang akan dibahas pada acara berikut. Namun kepiawaian narasumber membuat acara tetap fokus pada tema yang ditentukan.

 

Kita berharap pertemuan selanjutnya akan berjalan dengan baik, dan peserta bisa menghasilkan karya-karya ilmiah akademik bermutu, sehingga dapat mendorong hadirnya jurnal-jurnal ilmiah bermutu.

 

Untuk anda yang ingin bergabung dalam Pelatihan menulis karya Ilmiah Akademik, dapat menghubungi yvindonesia@gmail.com

Informasi lebih lanjut dapat menghubungi:

Mariana Hp. 081210641245, 081219700134

 

 

Binsar Hutabarat Institute

https://www.binsarhutabarat.com/2020/09/pelatihan-menulis-karya-ilmiah-akademik_28.html



Friday, November 19, 2021

Pelatihan Menulis Karya Ilmiah Akademik

Pelatihan Menulis Karya Ilmiah Akademik

\



Persiapan apakah yang diperlukan untuk menulis sebuah karya akhir seperti Skripsi, Tesis, dan Disertasi?


Bagaimanakah menentukan topik karya ilmiah akademik?

Bagaimanakah membuat pembatasan Topik?

Bagaimanakah membuat pembatasan masalah?

Bagaimanakah menetapkan Rumusan Masalah atau Pertanyaan Penelitian?

Bagaimanakah menetapkan "State of the art " sebuah karya tulis ilmiah?

Bagaimanakah merumuskan metode penelitian?

Bagaimanakah menyusun instrumen penelitian?

Bagaimanakah membuat Laporan hasil penelitian?

Bagaimanakah menulis bagian pembahasan?

Semua pertanyaan tersebut akan dibahas dalam Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah Akademik yang diselenggarakan oleh

BINSAR HUTABARAT INSTITUTE


PERSYARATAN PESERTA

1. Membayar kontribusi peserta  sebelum pelatihan ke. Rekening. BCA 7400166760, atas Nama Binsar Antoni Hutabarat

 

3. Untuk efektivitas pelatihan, jumlah peserta maksimal 20 orang. Pendafataran ditutup setelah jumlah peserta mencapai 20 peserta.

 

4. Peserta yang telah mentransfer biaya pendaftaran harap sms ke nomor berikut: Mariana, Hp. 081210641245



https://www.binsarhutabarat.com/2021/07/pelatihan-menulis-karya-ilmiah.html

Pancasila Ibarat Payung Besar


Pancasila Ibarat Payung Besar






Pancasila ibarat sebuah payung besar yang cukup untuk memberikan perlindungan terhadap keragaman di Indonesia. Keragaman suku, budaya dan agama mendapatkan tempat persemaiannya di bumi Pancasila yang memosisikan agama pada tempat terhormat.

 

 Negara yang berdasarkan Pancasila, mengembalikan domain agama kepada pemeluknya, tetapi juga memberikan suasana yang kondusif bagi agama memberikan sumbangsih yang berharga bagi bangsa. Pancasila yang menjiwai UUD 45 menghadirkan kebijakan yang anti deskriminatif untuk semua.


Pancasila Sebagai Kompromi 

Pancasila diterima sebagai sebuah kompromi politik karena Pancasila bermanfaat bagi semua agama-agama yang ada di Indonesia. Pancasila bukan hanya mengijinkan tetapi juga mendukung apa yang disebut bukan negara sekuler dan bukan negara agama yang mendasarinya pada agama tertentu.

 

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa adalah untuk mendorong agama memainkan peran yang penting di dalam urusan-urusan publik Indonesia.  Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, harus memainkan peran yang menentukan yang menjadi dasar keempat sila yang lain, yaitu sila kemanusiaan, nasionalisme, demokrasi dan keadilan sosial.Namun, tidak berarti Pancasila harus ditafsirkan secara vertikalisme, karena agama harus menghadirkan perikemanusiaan. 

 

Namun, mengijinkan agama-agama untuk hadir dalam ruang  publik bukan persoalan mudah bagi negara-negara sekuler yang melihat agama bukan sebagai kebutuhan, bahkan telah memarginalkannya begitu lama. Apalagi pemisahan mana yang menjadi domain privat dan domain publik itu sendiri tidaklah mudah. Agama-agama perlu secara bersama membangun konsensus bersama untuk menghadirkan etika bersama yang dilandasi oleh nilai-nilai dari Pancasila.

 

Keyakinan bahwa agama dapat memberikan kontribusi penting bagi kehidupan bersama yang damai, merupakan pengalaman Indonesia. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang beragama, agama-agama budaya Indonesia hingga saat ini masih dapat dijumpai dengan mudah.


Pancasila memosisikan agama pada tempat terhormat

Sebaliknya, agama-agama besar yang masuk ke Indonesia, tidak sedikit yang kemudian mewarnai agama-agama suku itu. Masuknya agama-agama besar ke Indonesia secara damai itulah yang membuat keragama Indonesia terawat dengan baik. Jadi, Indonesia tidak pernah mengalami kehidupan tanpa agama, atau negara sekuler yang meminggirkan peran agama.

 

Indonesia yang toleran juga tidak pernah menghadirkan agama negara yang mengatur kehidupan masyarakat secara ketat. Pelajaran dari banyak negara agama menyadarkan masyarakat Indonesia bahwa negara-negara yang mengatur kehidupan masyarakatnya dengan nilai-nilai agama yang amat ketat juga tidak mampu mengatasi persoalan sosial seperti korupsi, kemiskinan dan keborobrokan birokrasi.


Finalitas jalan Pancasila

Dengan demikian jelaslah bahwa Indonesia telah berada dalam jalan yang benar, yakni menjadi bukan negara agama yang mendasari pada agama tertentu, demikian juga bukan negara sekuler yang meminggirkan peran agama. Tidak ada komunitas agama apapun yang secara jumawa bahwa mereka mempunyai jawaban untuk memajukan Indonesia. Tetapi, semua elemen bangsa di negeri ini perlu bersatu untuk mendapatkan solusi terbaik untuk memajukan Indonesia. Secara khusus setelah negeri ini merayakan kemerdekaannya yang ke-75.

 

Sengkarut antara agama dan negara pada abad pertengahan masih menyisakan trauma dan ketakutan. Runtuhnya komunisme dan kembalinya sekularisme tetap membuat masyarakat berhati-hati saat membahas  agama untuk menghindari masuk ke ranah privat terlalu dalam. 

 

Negara-negara demokrasi kini menghadapi tantangan baru, karena sebagai negara demokrasi mereka harus mengijinkan agama-agama yang beragam itu  hadir dalam ruang publik, disini hubungan antara agama dan negara memasuki fase yang baru. 

 

Indonesia sebagai negara dengan banyak agama kini menghadapi persoalan yang tidak mudah seiring dengan kebangkitan agama-agama yang menuntut untuk hadir mendominasi ruang publik dengan alasan mayoritas. Padahal, Pancasila secara jelas telah mengingatkan bahwa Pancasila tidak mengenal mayoritas dan minoritas. Satu untuk semua, semua untuk satu begitu dikatakan Presiden Soekarno.

 

Timbul pertanyaan apakah Pancasila masih mampu menjadi payung yang lebar untuk menjadi landasan etis bersama agama-agama yang kerap tergoda untuk menunjukkan hegemoninya pada ruang publik? Kita berharap kedewasaan kita sebagai bangsa Indonesia akan tetap pada pilihan, bahwa Pancasila telah Final sebagai landasan bersama seluruh rakyat Indonesia dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 

 

Dr. Binsar Antoni Hutabarat

https://www.binsarhutabarat.com/2020/08/pancasila-ibarat-payung-besar.html


Pelarangan ibadah tak boleh terjadi di Indonesia

http://dlvr.it/T6tpgz