Showing posts with label Agama dan Negara. Show all posts
Showing posts with label Agama dan Negara. Show all posts

Wednesday, October 30, 2024

Pilkada Jakarta: Nasionalis Vs Islam Politik

 

Pilkada Jakarta: Nasionalis Vs Islam Politik

Pernyataan Suswono, Janda kaya tolong nikahi pemuda yang nganggur, dan lebih lanjut dikatakan, ia terinspirasi oleh kisah Siti Khadijah, istri Nabi Muhammad SAW. Wajar saja menimbulkan kritik bukan hanya dari Intenal Islam, tapi tentunya juga dari pendukung pasangan calon lainnya. Mengapa?

1. Jika melihat dari perspektif Islam politik yang meninginkan nilai-nilai Islam menjadi dasar Indonesia dengan menafsirkan Pancasila dari Perspektif Islam semata, maka timbul pertanyaan, Apakah pernyataan Suswono itu ingin menegaskan bahwa Islam adalah agama tunggal orang Jakarta? Berarti Suswono ingin menggunakan agama untuk memenangkan kontestasi pilkada Jakarta. Dan jika Ini yang dilakukan, Jakarta, Indonesia perlu waspada bahwa usaha penetrasi nilai-nilai yang tidak sesuai dengan Pancasila, secara khusus semangat bhineka tunggal ika masih terus berlanjut, dan kembali digunakan dalam kontestasi pilkada Jakarta.

2. Pertanyaan selanjutnya, mengapa Suswono perlu meminta maaf, padahal yang dipromosikannya adalah Islam sebagai agama orang Jakarta. Kritik yang ditujukan kepada Suswono tentu bukan hanya blunder, penggunaan kata-kata yang salah, tetapi juga mereka yang menkritik, dalam hal ini kaum nasionalis telah mencium adanya usaha politisasi agama yang digunakan Suswono. Maka Suswono perlu minta maaf, karena selain mendapatkan kritik dari internal nya sendiri, dia juga mendapatkan serangan dari lawan politiknya, yang kembali bisa menggunakan kata –kata Suswono itu sebagai  serangan balik.

Masih pekanya hubungan antarumat beragama maupun hubungan internal agama tampaknya masih menyangkut warisan masa lalu. Para politisi kerap menggunakan agama sebagai instrument konflik untuk mencapai tujuan politik, bukan untuk memuliakan Agama.

Masyarkat Indonesia perlu menyadari bahwa terkait agama, kebijakan terkait agama bisa menjadi pasal karet yang menjerat siapapun. Pemahaman agama, dan komitmen untuk hidup benar sesuai agama dan kepercayaan merupakan kunci untuk menghadirkan kehidupan beragama yang rukun, baik hubungan agama-agama dengan pemerintah, hubungan antar umat beragama, maupun hubungan internal agama.

https://www.binsarinstitute.id/2024/10/pilkada-jakarta-nasionalis-vs-islam.html 

Saturday, October 19, 2024

Penistaan Agama, Kasus Roni Simamora

 

Penistaan Agama, Belajar dari Kasus Roni Simamora

 

Medsos bisa menampilkan siapa saja jadi pakar, secara khusus Pakar penciptaan kebenaran kebenaran baru, kebenaran yang dibangun berdasarkan persepsi, seperti yang dilakukan para Buzzer pemburu mammon. Itulah sebabnya kontroversi di medsos sangat keras.

Medsos adalah ruang public, sejatinya medsos menjawab kebutuhan public, tapi semangat pemburu mammon kerap tak malu-malu menggunakan medsos untuk memburu rente.

Kasus penodaan agama yang menyasar oknum berinisial RS di Deli Serdang, dan baru saja ditangkap polisi merupakan salah satu contohnya. Bukan rahasia demi memburu mammon banyak creator menciptaan sensasi dengan menciptakan kebenaran baru berdasarkan persepsi, hadirlah sang creator sebagai pakar ketika video karyanya viral. Apa keuntungannya bagi masyarakat?

Pemburu mammon, menggunakan media apapun, tentu akan merusak orang lain, masyarakat, dan dirinya sendiri, saya tidak paham apa motivasi RS membuat video-video yang menyerang agama tertentu, bukankah agama hanya bisa dipahami oleh pemeluk agama itu.

Debat-debat agama yang layaknya debat-debat dipanggung politik dengan membuktikan klaim agama tertentu itu absolut karena ada konsisitensi, dan agama lain tidak benar, atau diberikan label sesat karena tidak konsisten, atau tidak logis rasional hanya cocok berada dipanggung politik, atau debat ilmiah, bukan debat agama. Apalagi dengan melontarkan kata-kata bodoh, sesat bahkan sumpah serapah. Itulah sebabnya banyak anak muda menjauhi bicara agama, karena bicara agama sulit dilakukan secara santai, apalagi tanpa prasangka buruk.

Agama yang hanya dipahami berdasarkan iman itu boleh saja di didialogkan, tapi bukan dialok yang saling mengalahkan. Iman itu tidak memerlukan bukti, seperti layaknya pencarian kebenaran berdasarkan metode ilmiah. Jadi umat beragama tak perlu berang ketika tak mampu membuktikan apa yang diimani.

Iman agama seseorang tak akan hilang hanya karena orang beragama itu tidak dapat menjawab pertanyaan orang lain mengapa dia beriman kepada agama tertentu. Usaha kaum Ateis ataupun agnotisme yang menolak klaim-klaim agama tak akan mempengaruhi iman orang yang beragama, kecuali mereka yang menganut agama tertentu, tapi tak memiliki iman terhadap agama itu. Mungkin ini yang disasar dalam persaingan marketing agama.

Tapi jika mengamati video RS, dia bukan menolak agama seperti  serangan ateisme yang santun, yang hanya meminta bukti kebenaran agama. Bahkan klaim tokoh agama sebagai kebodohan pun dilihat berdasarkan kaca mata riset ilmiah yang berdasarkan data empiris.

Tapi, saya tidak paham kenapa RS mengkritik agama tertentu dan secara bersamaan RS juga beragama. Hal yang perlu diselidiki adalah mengapa dia memaksakan klaim agama tertentu itu salah, padahal agama adalah persoalan iman. Tapi apakah betul RS memiliki motovasi mengejar mammon dengan menghalalkan segala cara?

Memang ada yang mengatakan Tuhan tidak bisa dinista , tapi agama itu di kontruksi oleh manusia, juatru karena agama itu dikonstruksi manusia, maka komunitas agama itu menjadi identitas individu dalam komunitas itu. Maka menista agama, sama saja menista umat beragama, termasuk individu dalam komunitas agama itu.

Menurut saya agama-agama boleh saja meng klaim ajarannya sempurna dari Tuhan, tapi tak perlu menista mereka yang berbeda agama atau kepercayaan.

 https://www.binsarinstitute.id/2024/10/penistaan-agama-kasus-roni-simamora.html

 

Friday, September 20, 2024

Agama untuk perdamaian


 

Agama untuk perdamaian

Agama-agama itu kaya dengan nilai-nilai inclusive yang perlu untuk menguatkan perdamaian dalam kasih persaudaraan antarsesama umat manusia. Mengumandangkan nilai-nilai inclusive agama itu berrti menebarkan perdamaian dalam perjuangan menegakkan keadilan bersama.

Menggali dan mewartakan nilai-nilai inclusive agama tidak berarti melarang pemberitaan misi agama yang eksklusive, karena misi agama yang eksklusive itu juga berasal dari Tuhan yang satu, karena itu sejatinya mewartakan nilai-nilai inclusive agama tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai inclusive agama. Pemberitaan misi agama yang eksklusive tidak perlu menyinggung agama lain, apalagi merendahkannya, karena semua agama adalah interpretasi dari Sang Pencipta. Apalagi sang pencipta itu sendiri tidak menghakiminya, dan membiarkan interpretasi agama yang beragam itu hadir dengan segala keindahannya.

Menurut saya, pemberitaan misi agama yang eksklusif itu perlu dilandasi oleh nilai-nilai inclusive agama, sehingga pemberitaan misi agama merupakan wujud mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia. Artinya pemberitaan nilai-nilai inclusive agama perlu dilakukan secara damai, dan semangat persaudaraan umat manusia, tanpa semangat menghakimi, karena pemberitaan misi agama adalah pemberitaan kabar baik, dan baik untuk semua.

Melarang pemberitaan misi agama yang eksklusive sama saja mengabaikan identitas agama yang berbeda, dan itu merupakan pembelengguan kebebasan beragama. Sebailknya memberitakan misi agama yang eksklusif tanpa landasan nilai-nilai inklusif agama berarti mengabaikan semangat persaudaraan sebagai sesama ciptaan Tuhan yang satu.

Apabila perumusan kebijakan publik berlandaskan pada nilai-nilai bersama, tentulah kebijakan itu anti deskriminatif dan menjadi kebijakan unggul yang menghadirkan perdamaian bagi semua. Demikian juga kebijakan politik terkait agama, perlu dilandasi semangat persaudaraan sebagai sesama ciptaan Tuhan yang memberikan kebaikan bagi semua.

Semangat pemberitaan eksklusive agama adalah semangat perdamaian, mendamaikan manusia dengan sang pencipta, dan sejatinya berisi semangat perdamaian sebagai sesame ciptaan Tuhan. Agama adalah untuk perdamaian!

Dr. Binsar Antoni Hutabarat

 https://www.binsarinstitute.id/2024/09/agama-untuk-perdamaian.htm

https://hop.clickbank.net/?affiliate=bin34&vendor=prftavngrs&pid=pam1 

Pilkada Jakarta: Nasionalis Vs Islam Politik

  Pilkada Jakarta: Nasionalis Vs Islam Politik Pernyataan Suswono, Janda kaya tolong nikahi pemuda yang nganggur, dan lebih lanjut dikat...