Podcast Rukun Beragama
Video
Saturday, February 4, 2023
Thursday, February 2, 2023
Soal Kualitas Penelitian PAK
![]() |
Danau Toba, dok,pribadi. |
Sebagai seorang tamatan doktor Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, yang juga menyandang dua gelar magister bidang teologi, saya heran melihat perkembangan Penelitian pada Pendidikan Tinggi Keagamaan Kristen, secara khusus Program studi Pendidikan agama Kristen.
Salah satu contoh judul
Tesis yang diajukan seorang dosen pembimbing setelah pembimbingan seperti
berikut: " Konsep silih asih, silih asah, silih asuh dalam palsafah Sunda
Markus 12:31 sebagai perwujudan toleransi beragama di Indonesia."
Penelitian adalah
pengembangan teori atau pengujian teori.
Pengembangan teori atau pembangunan teori adalah ranah Penelitian kualitatif. Sebaliknya pengujian teori adalah ranah Penelitian
kuantitatif. Penelitian R & D bisa menggunakan mix methode, tapi yang
dimaksud bukan penggabungan paradigma kualitatif dan kuantitatif. Mix methode
atau Penelitian campuran adalah penggunaan metode kualitatif untuk
mengembangkan teori, sebagaimana tujuan Kajian teori, kemudian metode
kuantitatif untuk menguji teori.
Lucunya, dalam beberapa Penelitian
di Program studi PAK untuk memberikan pencirian PAK, atau landasan teologi
mereka umumnya menggunakan eksegese. Malangnya banyak karya Penelitian itu
tidak mampu membedakan survei kondisi dengan Penelitian survey. Sehingga eksegese
digunakan untuk membangun definisi konseptual sebuah variabel Penelitian,
itulah yang terjadi pada Tesis yang menggunakan metode Penelitian Kuantitatif.
Lebih memprihatinkan lagi, eksegese disamakan dengan Penelitian kualitatif, itulah sebabnya hasil eksegese dianggap sebagai hasil bangunan teori, bisa dibayangkan bagaimana hasil eksegese seorang lulusan PAK yang minim ilmu Biblikanya, tida-tiba menghasilkan temuan baru dari hanya hasil eksegese satu dua ayat Alkitab.
Rupanya banyak dosen di
Pendidikan Teologi Agama Kristen tidak bisa membedakan paradigma Penelitian kualitatif,
dan data kualitatif. Paradigma kualitatif adalah induktif, sedang data
kualitatif adalah kata-kata. Itulah sebabnya “ konsep silih asih,silih
asah,silih asuh dalam falsafah Sunda di baca lewat eksegese Markus 12:31. Kita
bisa membayangkan kedalaman dan keluasan eksegese seperti itu. Baca saja
hasilnya, kualifikasinya untuk level Sarjana mungkin juga tidak sampai.
Bagaimana memberikan
landasan teori dari sebuah eksegese? Mestinya yang menjadi landasannya adalah
bidang kajian, misalnya Biblika atau Bidang etika kebudayaan.
Kementerian Agama perlu
mengkaji ulang sosialisasi Penelitian pada Pendidikan tinggi teologi. Karena ada
yang mengakui bahwa metode itu diusulkan Dirjen Bimas Kristen, Kementerian
Agama RI.
Lebih lucu lagi, mahasiswa
yang tak pernah belajar statistik ramai-ramai belajar SPSS, karena mereka pikir
Penelitian adalah bisa menggunakan aplikasi SPSS, itulah sebabnya banyak Penelitian
kuantitatif pada Pendidikan Tinggi Keagamaan Kristen tidak memenuhi standar Penelitian
yang baik.
Mau tahu buktinya? Silahkan
telusuri Tesis atau Disertasi Program Studi Pendidikan Agama Kristen pada Pendidikan
Tinggi Keagamaan Kristen.
Wednesday, February 1, 2023
Iman, Pengharapan, dan Kasih
Iman, Pengharapan, dan Kasih
![]() |
Danau Toba.Dokumen pribadi |
Tak ada gereja yang sempurna, sendainya pun anda menemui gereja yang sempurna, janganlah bergabung dengan gereja yang sempurna itu, karena akan membuat gereja itu tidak sempurna dengan kehadiran anda.
Ungkapan itu tidak membuktikan tentang adanya gereja yang sempurna, sebaliknya mengokohkan bahwa sesungguhnya tak ada gereja yang sempurna. Karena Gereja adalah umat pilihan Allah yang terus belajar dan bertumbuh menjadi seperti Kristus.
Dalam Perjanjian baru memang ada kelompok umat Allah, gereja lokal yang bertumbuh menjadi seperti Kristus dengan mengikuti ajaran Firman Tuhan yang disampaikan para Rasul. Salah satunya adalah pertumbuhan rohani jemaat di Tesalonika.
Jemaat di Tesalonika, adalah salah satu gereja lokal yang membuat Rasul Paulus bersyukur kepada Tuhan karena melihat pertumbuhan kehidupan rohani jemaat itu yang merespon pemberitaan Firman Tuhan yang disampaikannya,
Paulus bersyukur atas anugerah Tuhan yang berkarya di dalam Jemaat Tesalonika. Kehidupan Jemaat Tesalonika yang mengalami perubahan hidup ketika menerima pemberitaan Firman Tuhan melalui Paulus adalah karya pemilihan Allah atas Jemaat di Tesalonika.
Kehidupan rohani yang ditampilkan dalam kehidupan jemaat Tesalonika itu semata-mata adalah karena anugerah Allah “Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab, Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai” (2 Tesalonika 2:13).
Paulus mengetahui bahwa kasih Allah telah memilih jemaat di Tesalonika yang terbukti melalui kehidupan jemaat Tesalonika yang mengalami perubahan hidup, utamanya nyata dalam Iman, Pengharapan dan Kasih yang tampak dalam kehidupan Jemaat.
Mereka yang dipilih Allah mengalami perubahan hidup. Meski itu tidak berarti orang pilihan Allah itu telah sempurna, tetapi mereka memiliki kehidupan baru yang tak dapat disembunyikan.
Iman, Pengharapan dan Kasih adalah bukti kebajikan utama Kristen yang menjadi bukti keselamatan. Meski itu bukan dasar untuk menyombongkan diri, sebaliknya adalah dasar untuk mengucap syukur kepada Allah.
Iman.
Sejatinya iman itu harus memimpin pada pekerjaan, Iman tanpa perbuatan adalah mati (Yakobus 2: 14-26). Kita tidak diselamatkan oleh iman dan perbuatan. Tapi oleh iman kepada Yesus Kristus yang menghasilkan perbuatan. Tanpa perbuatan, iman bukanlah iman. Yakobus menyebutnya iman yang mati. Orang-orang di Galatia hanya menyembah Allah yang telah memilih mereka untuk diselamatkan.
Kasih.
Kasih adalah bukti keselamatan. “Dan Pengharapan tidak mengecewakan, karena Kasih Allah telah ducurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita” (Roma 5:5). Dan umat Kristen diajar oleh Allah untuk mengasihi satu dengan yang lain.
“Tentang Kasih persaudaraan tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri telah belajar kasih mengasihi dari Allah” ( I Tesalonika 4: 9). Umat Kristen melayani Allah karena mengasihi Allah, dan itu adalah pekerjaan kasih. Yohanes 4:5 menjelaskan, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.”
Pengharapan
Bukti yang ketiga adalah “Pengharapan”, yaitu pengharapan menunggu kedatangan Yesus yang kedua kali. “Dan untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari sorga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari Murkanya yang akan datang” (I Tesalonika 1:10).
Kedatangan Yesus yang kedua kali adalah tema utama dalam kitab satu dan dua Teslonika. Kedatangan Yesus yang kedua kali adalah pengharapan bagi orang percaya untuk hidup selama-lamanya di surga kekal.
Kebaijkan utama Kristen, Iman, Pengharapan dan Kasih adalah batu ujian untuk umat Kristen yang mengklaim diri sebagai orang pilihan Allah. Kualitas-kualitas rohani itu merupakan pemberian Allah. Jika kualitas-kualitas rohani itu ada pada orang percaya, maka kita perlu bersikap seperti Paulus, bersyukur atas anugerah pemilihan Allah itu.
Dr. Binsar Antoni Hutabarat
https://www.binsarhutabarat.com/2023/02/iman-pengharapan-dan-kasih.html
Kebebsan beragama (Bab 3)
BAB III. Kebebasan Beragama Dalam Pandangan Kristiani by binsar antoni hutabarat https://www.binsarinstitute.id/2025/08/kebebsa...

-
https://www.bhi.binsarhutabarat.com/2023/02/beda-dosen-home-base-dan-dosen-tetap.html Salah satu persoalan yang menyebabkan beberapa Pendidi...
-
Integrasi Pendidikan Tinggi Teologi Dan Pendidikan Warga Gereja: Alternatif Meningkatkan Kompetensi Pelayan Kristen . Dr. Binsar Anton...
-
Ini Rahasia Terbebas Dari Hukuman Kekal Lihatlah hidup pemberita kabar baik itu, perkataan dan perbuatanya ...