BAB I PENDAHULUAN
 
A.  
Dasar Pemikiran
Usaha mewujudkan perguruan tinggi yang mampu melahirkan
lulusan yang memiliki sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang sesuai dengan harapan masyarakat dan dunia kerja terus diupayakan. Lahirnya
Peraturan Presiden Nomor 08 Tahun 2012 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia
berupaya mendekatkan dunia pendidikan dengan pelatihan kerja dan pengalaman kerja. Dengan kata lain, lulusan
pendidikan tinggi setidaknya memiliki capaian pembelajaran sebagaimana capaian kompetensi yang dimiliki seseorang
yang mengikuti pelatihan
kerja atau pengalaman kerja. Karena itu, tujuan dari Peraturan Presiden
tersebut adalah menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang
pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan
kompetensi kerja sesuai dengan
bidang pekerjaan di berbagai sektor.
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonseia, selanjutnya disebut KKNI,
disusun sebagai respons dari ratifikasi Indonesia
tahun 2007 terhadap
konvensi UNESCO tentang
pengakuan pendidikan diploma dan pendidikan tinggi (the International Convention on the Recognition
of Studies, Diplomas and Degrees in Higher Education in Asia and the
Pasific) yang disahkan
pada tanggal 16 Desember 1983 dan diperbaharui tanggal 30 Januari
2008. KKNI tersebut berguna untuk melakukan penilaian kesetaraan capaian
pembelajaran serta kualifikasi tenaga kerja baik yang akan belajar atau bekerja di Indonesia ataupun ke luar negeri. Dengan kata lain, KKNI
menjadi acuan mutu pendidikan Indonesia ketika
disandingkan dengan pendidikan bangsa lain. Lulusan pendidikan tinggi
Indonesia dapat disejajarkan dengan
lulusan pendidikan di luar negeri melalui skema KKNI. Di lain pihak, lulusan
luar negeri yang akan masuk ke Indonesia
dapat pula disejajarkan capaian pembelajarannya dengan
KKNI yang dimiliki
Indonesia.
Posisi KKNI menjadi
penting seiring dengan perkembangan teknologi
dan pergerakan manusia.
Kesepakatan pasar bebas di wilayah
Asia Tenggara telah memungkinkan
pergerakan tenaga kerja lintas negara. Karenanya, penyetaraan capaian pembelajaran di antara negara anggota
ASEAN menjadi sangat penting. Selain itu, revolusi industri 4.0 merupakan
tantangan bagi perguruan
tinggi. Lulusan perguruan
tinggi diharapkan memiliki
kesiapan untuk menghadapi era di mana teknologi dan kecerdasan artifisial dapat menggantikan peran-peran manusia.
Implementasi KKNI dalam pengembangan kurikulum
menjadi suatu keniscayaan dengan tetap memperhatikan aspek
 
kekhususan dari Institusi. Dengan begitu, lulusan Perguruan tinggi
diharapkan dapat memenuhi tuntutan
pasar kerja dan kebutuhan stakeholders lainnya dan dapat berkiprah dalam kehidupan sosial kemasyarakatan dan pergaulan internasional dengan menunjukkan
karakter sebagai professional..
Dengan adanya KKNI, rumusan kemampuan
dinyatakan dalam istilah
“capaian pembelajaran” (learning outcomes). Kemampuan tersebut
tercakup di dalamnya atau merupakan
bagian dari capaian  
pembelajaran   (CP). Penggunaan
istilah kompetensi yang digunakan
dalam pendidikan tinggi selama ini setara dengan capaian pembelajaran yang digunakan dalam KKNI. Akan tetapi, karena di dunia kerja penggunaan istilah kompetensi
diartikan sebagai kemampuan yang sifatnya lebih terbatas, terutama
yang terkait dengan uji kompetensi dan sertifikat kompetensi, maka selanjutnya dalam kurikulum
pernyataan “kemampuan lulusan” digunakan istilah capaian pembelajaran. Di samping hal tersebut, di dalam kerangka
kualifikasi di dunia
internasional, untuk mendeskripsikan kemampuan
setiap jenjang kualifikasi digunakan istilah “learning outcomes”.
 
 
  
   
    
    
    
  
 
  
   
  
   
  
   
  
   
  
   
  
   
  
   
  
 
 
 
Gambar 1
Aspek Capaian Pembelajaran Menurut KKNI dan SNPT
 
Keterangan: Aspek capaian
pembelajaran dalam KKNI meliputi sikap dan
tata nilai, kemampuan
kerja, penguasaan pengetahuan, kewenangan dan tanggung jawab. Adapun capaian pembelajaran menurut
SNPT meliputi sikap, pengetahuan, keterampilan
umum, dan keterampilan khusus.
 
 
Dalam kerangka pengembangan kurikulum STT, tujuan pengembangan kurikulum dengan mengacu pada
KKNI dan Standar Nasional Pendidikan Tinggi
(SNPT) adalah:
1.    
Mendorong operasionalisasi visi, misi, dan tujuan ke dalam muatan
dan struktur kurikulum serta pengalaman belajar bagi mahasiswa untuk
mencapai peningkatan mutu dan aksesibilitas lulusan ke pasar kerja nasional
dan internasional;
2.    
Membangun   proses    pengakuan    yang   
akuntabel    dan    transparan
terhadap   capaian pembelajaran   yang 
 diperoleh   melalui 
 pendidikan pelatihan atau pengalaman kerja yang diakui oleh dunia kerja secara nasional dan/atau
internasional;
3.    
Meningkatkan kontribusi capaian
pembelajaran yang diperoleh melalui Pendidikan, pelatihan atau pengalaman kerja dalam pertumbuhan ekonomi nasional;
4.      
Menetapkan kualifikasi capaian
pembelajaran yang diperoleh
melalui pendidikan, pelatihan atau pengalaman kerja;
5.    
Memperoleh korelasi positif
antara mutu luaran,
capaian pembelajaran
dan proses pendidikan;
 
Dengan demikian, dalam rangka implementasi KKNI dipandang perlu untuk dibuatkan pedoman penyusunan kurikulum mengacu
pada KKNI dan SNPT. Pedoman ini diharapkan melahirkan kesamaan pola dan langkah
dalam penyusunan kurikulum program
studi di lingkungan perguruan tinggi keagamaan Kristen.
 
B.  
Dasar Hukum
1.     Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2.    Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi;
3.     Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 8 Tahun 2012 Tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia;
4.      
Peraturan Menteri Riset,
Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi                                                                                                                      Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2015 Tentang
Standar Nasional Pendidikan
Tinggi;
5.      
Peraturan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2016 tentang Ijazah,
Transkip Akademik, dan Surat Keterangan Pendamping Ijazah
Perguruan Tinggi Keagamaan
6.     Permenristek Dikti Nomor 55  Tahun 2017  tentang Standar  Pendidikan
Guru.
7.      
Peraturan Dirjen Bimas Kristen 2021,
Tentang Kurikulum Berbasis KKNI.
 
 
 
C.  
Tujuan dan Sasaran
 
1.      
Tujuan
Tujuan panduan
ini adalah:
a.   Acuan penyusunan kurikulum di setiap
program studi di lingkungan
perguruan tinggi keagamaan Kristen.
b.  Acuan pengendalian, pengawasan, dan penjaminan
mutu terhadap implementasi kurikulum di setiap program studi
perguruan tinggi keagamaan Kristen.
 
2.     Sasaran
a.     Direktur                                Pascasarjana     yang     selanjutnya menetapkan kebijakan pengembangan kurikulum
di lingkungan program
pascasarjana.
b.    Ketua     Program      Studi     untuk      menyusun     dan                mengembangkan kurikulum
sesuai dengan program
studinya.
c.   Dosen untuk mengembangkan perencanaan, proses, dan penilaian
pembelajaran yang sejalan
dengan CP lulusan
yang telah ditetapkan.
 
 
BAB II
TAHAPAN PENYUSUNAN KURIKULUM
 
A.Tahapan Penyusunan Kurikulum
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai capaian pembelajaran lulusan, bahan kajian,
proses, dan penilaian
yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan program
studi. Tahapan yang dilakukan oleh pengelola program
studi dalam menyusun
dan mengembangkan kurikulum adalah sebagai berikut:
1.     Penetapan Profil
Lulusan
2.     Penetapan Capaian
Pembelajaran Lulusan (CPL)
3.     Penetapan Bahan Kajian
4.     Penentuan Mata Kuliah
5.     Penetapan Besaran
SKS Mata Kuliah
6.     Penyusunan Struktur
Kurikulum
7.     Proses Pembelajaran
8.     Penilaian
9.     Penyusunan Rencana
Pembelajaran Semester
 
 
Bagan 1
Tahapan Penyusunan Kurikulum Program Studi
  
  
 
 
 
Perguruan tinggi keagamaan Kristen mengembangkan kurikulum
dengan memperhatikan core values yang menjadi
paradigma keilmuan, visi, misi, dan tujuan. Core values tersebut
tergambar pada deskripsi profil lulusan.
Pengembangan kurikulum tersebut
dapat dimulai dengan
analisis SWOT, penetapan visi keilmuan Program Studi yang mendukung visi dan misi Institusi, melakukan
analisis kebutuhan, serta mempertimbangkan masukan pemangku kepentingan dan asosiasi profesi/keilmuan. Rumusan
capaian pembelajaran lulusan
yang dihasilkan dari analisis profil lulusan
harus memenuhi ketentuan yang tercantum dalam SNPT dan KKNI.
 
B.Penetapan Profil Lulusan
Penetapan profil lulusan
merupakan rumusan peran yang dapat dilakukan oleh lulusan
program studi berdasarkan bidang keahlian atau kesesuaiannya dengan bidang kerja tertentu setelah menyelesaikan
studinya. Profil dapat ditetapkan berdasarkan hasil kajian terhadap kebutuhan pasar kerja yang dibutuhkan pemerintah
dan dunia usaha serta industri, juga
kebutuhan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Profil tersebut
disusun bersama oleh program studi sejenis sehingga
disepakati sebagai rumusan profil yang berlaku
secara nasional. Dalam rumusan profil tersebut termuat
peran-peran yang memerlukan “kemampuan” yang harus dimiliki.
Profil lulusan menjadi pembeda suatu program studi dengan program studi lainnya. Profil lulusan dinyatakan dengan
kata benda yang menunjukan peran dan fungsi lulusan setelah
lulus dari suatu program studi, bukan
jabatan ataupun jenis pekerjaan. Namun demikian, dengan mengidentifikasi jenis pekerjaan dan jabatan, penentuan profil lulusan dapat dilakukan dengan mudah. Program
studi dapat menambahkan profil lulusan sebagai
penciri Institusi sesuai dengan visi dan misi yang ditetapkannya, misalnya ilmuwan Kristen. Profil tersebut tidak boleh keluar dari bidang keilmuan/keahlian program studi.
 
Tabel 1
Contoh Rumusan Profil
Lulusan
 
 
 
  | 
   Contoh Profil yang
  Benar 
   | 
  
   Contoh Profil yang
  Salah 
   | 
 
 
  | 
   Komunikator 
   | 
  
   Anggota DPR 
   | 
 
 
  | 
   Pengelola projek 
   | 
  
   Pemasaran 
   | 
 
 
 
 
 
  | 
   Manajer 
   | 
  
   Birokrat 
   | 
 
 
  | 
   Konsultan sekolah 
   | 
  
   Pegawai Negeri 
   | 
 
 
  | 
   Peneliti 
   | 
  
   Staf HRD 
   | 
 
 
  | 
   Pendidik 
   | 
  
   Guru PAK 
   | 
 
 
  | 
   Penyuluh 
   | 
  
   Mandor 
   | 
 
 
  | 
   Kurator 
   | 
  
   Ketua, bendahara, sekretaris 
   | 
 
 
 
Penyusunan Profil Lulusan
dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
10. Melakukan studi pelacakan (tracer study) kepada pengguna potensial
yang sesuai dengan bidang studi,
salah satunya dengan
mengajukan pertanyaan berikut: berperan
sebagai apa sajakah lulusan program studi tertentu? Jawaban dari pertanyaan ini menunjukkan
“sinyal kebutuhan pasar” atau market signal.
11.        
Mengidentifikasi peran lulusan
berdasarkan tujuan diselenggarakannya
program studi sesuai
dengan visi dan misi.
12.
Membuat kesepakatan antar
program studi yang sama sehingga
ada penciri umum program studi.
 
Berikut adalah contoh rumusan profil lulusan dan deskripsinya: “Profil
utama lulusan Program
Studi Sarjana Pendidikan Agama
Kristen (PAK) adalah sebagai pendidik
mata pelajaran Pendidikan
Agama Kristen pada sekolah (SD, SMP, SMA//SMK/, peneliti, dan pengembang bahan ajar PAK yang berkepribadian baik, berpengetahuan luas dan mutakhir
di bidangnya serta mampu melaksanakan tugas dan bertanggung jawab berlandaskan
ajaran dan etika kristiani, keilmuan dan keahlian”. Penjabaran dari profil tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
 
Tabel 2
Profil dan Deskripsi Profil Lulusan S1 PAK
 
 
  | 
   No 
   | 
  
   Profil Lulusan 
   | 
  
   Deskripsi Profil Lulusan 
   | 
 
 
  | 
   1 
   | 
  
   Pendidik/Praktisi Pendidikan 
   | 
  
   Sarjana pendidikan yang memiliki kemampuan kerja, penguasaan pengetahuan, kemampuan manajerial dan tanggung jawab sebagai pendidik
  dalam bidang mata
  pelajaran Pendidikan Agama
  Kristen pada sekolah (SD, SMP, SMA/SMK).  
   | 
 
 
 
 
 
  | 
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
   2 
   | 
  
   Asisten                              Peneliti Pendidikan 
   | 
  
   Sarjana pendidikan yang memiliki kemampuan kerja, penguasaan pengetahuan, kemampuan manajerial dan tanggung jawab sebagai
  asisten peneliti dalam bidang Pendidikan Agama Kristen yang berkepribadian baik,
  berpengetahuan luas dan mutakhir di bidangnya serta
  mampu melaksanakan tugas
  dan bertanggung jawab
  berlandaskan ajaran   dan  
  etika   Kristen, keilmuan dan keahlian. 
   | 
 
 
  | 
   3 
   | 
  
   Pengembang                                    Bahan
  Ajar 
   | 
  
   Sarjana
  pendidikan yang
  memiliki kemampuan kerja, penguasaan pengetahuan, kemampuan manajerial dan tanggung jawab sebagai pengembang bahan ajar dalam bidang
  Pendidikan Agama Kristen
  pada sekolah(SD,SMP,
  SMA/ SMKyang berkepribadian baik,
  berpengetahuan luas dan mutakhir
  di bidangnya serta mampu melaksanakan
  tugas dan bertanggung jawab
  berlandaskan ajaran dan etika
  Kristen, keilmuan dan keahlian. 
   | 
 
 
Penentuan kemampuan profil lulusan dapat melibatkan pemangku
kepentingan    untuk memberikan kontribusi sehingga diperoleh
konvergensi dan konektivitas antara institusi
pendidikan dengan pemangku kepentingan sebagai pengguna lulusan. Pelibatan tersebut
berfungsi juga untuk menjamin
mutu lulusan. Penetapan kemampuan lulusan
harus mencakup empat unsur yang dijadikan sebagai
capaian pembelajaran lulusan
(CPL), yakni unsur
sikap, pengetahuan, keterampilan umum, dan keterampilan khusus.
Kaitan antara profil lulusan dengan
capaian pembelajaran dapat
dilihat pada diagram di bawah ini:
Bagan 2 Penetapan Profil Lulusan
 
  
 
  
 
  
 
  
 
  
 
  
 
  
   
   
   
 
    
     
     
     Peran lulusan program studi atau fungsinya di
     masyarakat setelah lulus 
      
      | 
    
   
 
  
 
  
   
   
   
 
 
  
  
 
 
 
  
 
 
 
 
  
 
  
 
  
 
  
 
  
 
  
 
  
 
  
 
                              
                              CPL
 
9
 
 
                        
 
Kemampuan sesuai
dengan profil lulusan,
               (sesuai                     KKNI, SNPT, Visi)
 
 
 
B.Penetapan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)
Tahapan penetapan Capaian 
 Pembelajaran   Lulusan 
 (CPL) 
 wajib merujuk kepada jenjang kualifikasi KKNI, terutama yang berkaitan dengan unsur keterampilan khusus (kemampuan kerja) dan penguasaan pengetahuan dan merujuk pada
SNPT yang berkaitan dengan rumusan
sikap dan keterampilan umum. Rumusan dalam KKNI dan SNPT merupakan
standar minimal. Program
studi dapat menambahkan rumusan kemampuan
untuk memberi ciri lulusan perguruan
tingginya. Deskripsi CP yang ditetapkan oleh gabungan program
studi dapat diusulkan
kepada Dirjen Bimas Kristen Kementerian Agama dan ditetapkan sebagai rujukan Program
Studi sejenis. Deskripsi
tersebut sebagai kriteria
minimal capaian pembelajaran lulusan pada lingkungan perguruan tinggi keagamaan Kristen.
Berikut ini adalah rujukan
dalam merumuskan Capaian
Pembelajaran Lulusan Program
Studi:
 
Tabel 3
Rujukan Capaian Pembelajaran Lulusan
 
 
  | 
   No 
   | 
  
   Unsur 
   | 
  
   Rujukan 
   | 
  
   Keterangan 
   | 
 
 
  | 
   1 
   | 
  
   Sikap 
   | 
  
   Sesuai dengan
  SNPT 
   | 
  
   Lihat Lampiran SNPT pada Permendikbud
  Nomor 2 Tahun 2020.  
   | 
 
 
  | 
   2 
   | 
  
   Keterampilan Umum 
   | 
  
   Sesuai dengan
  SNPT 
   | 
  
   Lihat Lampiran SNPT pada Permendikbud
  Nomor 2 Tahun 2020. 
   | 
 
 
  | 
   3 
   | 
  
   Keterampilan Khusus 
   | 
  
   Sesuai        dengan      level KKNI dalam merumuskan keterampilan khusus 
   | 
  
   Merujuk pada Lampiran Perpres Nomor 8 Tahun 2012 
   | 
 
 
  | 
   4 
   | 
  
   Pengetahuan 
   | 
  
   Sesuai dengan
  level KKNI 
   | 
  
   Merujuk                   pada 
  Lampiran                                Perpres
  Nomor 8 Tahun
  2012 
   | 
 
Keterangan: Penetapan Profil Lulusan dan Capaian Pembelajaran Lulusan
merujuk pada Peraturan Dirjen Bimas Kristen Tahun 2021.
Berdasarkan tabel di atas dapat
dijelaskan sebagai berikut:
13.  Deskripsi CP unsur Sikap
dan Keterampilan Umum diambil dari SNPT bagian
lampiran sesuai dengan
jenjang program studi.
Deskripsi yang tertera
pada   lampiran tersebut
merupakan standar minimal
dan dapat dikembangkan maupun ditambah dengan deskripsi capaian
penciri Program Studi
(termasuk unsur hak dan tanggung jawab).
 
 
14.
Unsur keterampilan khusus dan pengetahuan dapat merujuk pada deskripsi KKNI unsur kemampuan dan pengetahuan sesuai dengan jenjangnya dan
dapat ditambah penciri Program Studi.
Contohnya Jenjang S1 sesuai dengan jenjang 6 KKNI, untuk
jenjang S2 sesuai dengan jenjang 8 KKNI
dan S3 sesuai dengan jenjang 9 KKNI.
15.
Untuk Program Studi Keguruan, dalam merumuskan CPL, selain merujuk pada
ketentuan di atas, juga dapat mengacu pada Permenristekdikti Nomor 55 Tahun 2017 tentang Standar Pendidikan Guru.
CPL yang dirumuskan harus jelas, dapat diamati, diukur dan dicapai dalam
proses pembelajaran, serta dapat
didemonstrasikan dan dinilai pencapaiannya. Perumusan CPL yang baik dapat dipandu
dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan diagnostik sebagai berikut: 1) Apakah CPL dirumuskan sudah berdasarkan
SNPT, khususnya bagian sikap dan
keterampilan umum?; 2) Apakah CPL dirumuskan sudah berdasarkan level KKNI khususnya
bagian keterampilan khusus dan pengetahuan?; 3) Apakah CPL menggambarkan
visi, misi Institusi atau program studi?; 4) Apakah CPL dirumuskan berdasarkan profil lulusan?; 5) Apakah profil lulusan
sudah sesuai dengan kebutuhan bidang
kerja atau pemangku kepentingan?; 6) Apakah CPL dapat dicapai dan diukur dalam pembelajaran mahasiswa?; 7) B agaimana
mencapai dan mengukurnya?;
8) Apakah CPL dapat ditinjau dan
dievaluasi setiap berkala?; 9) Bagaimana
CPL dapat diterjemahkan ke dalam ‘kemampuan nyata’ lulusan yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat diukur
dan dicapai dalam mata kuliah?
Berikut adalah contoh turunan profil lulusan pada CP Pengetahuan Program Studi Pendidikan Agama  
Kristen  (PAK)   program  
sarjana   dengan merujuk deskripsi KKNI Level
6.
Tabel 4
Contoh Rumusan CP Unsur Pengetahuan Program Studi PAK
 
  | 
     
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
   Profil Lulusan 
   | 
  
   CP Unsur
  Pengetahuan 
   | 
 
 
  | 
   Pendidik/Praktisi Pendidikan 
   | 
  
   1.    Menguasai konsep-konsep teoritis dan landasan keilmuan pendidikan secara mendalam sebagai titik tolak dalam pengembangan potensi keagamaan peserta
  didik untuk mencapai standar kompetensi yang ditetapkan. 
  2.    Menguasai substansi kajian keilmuan Pendidikan 
   | 
 
 
 
 
 
  | 
     
   | 
  
   Agama Kristen  (Biblika,
  Dogmatika, Etika, Praktika, dan Sejarah
  Gereja) secara luas, mendalam, dan mutakhir untuk
  membimbing peserta didik
  memenuhi standar
  kompetensi yang ditetapkan. 
  3.    Menguasai teori-teori pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dan mampu memformulasikan dan mengimplementasikannya secara
  prosedural dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen di sekolah. 
  4.   Menguasai konsep integrasi keilmuan, agama, sains dan keindonesiaan dalam pembelajaran
  Pendidikan Agama  Kristen di sekolah. 
  5.     Menguasai konsep kepemimpinan pendidikan dalam rangka
  menggerakkan dan membudayaan pengamalan ajaran agama
  Kristen dan pembentukan karakter Kristen di sekolah. 
   | 
 
 
Rumusan CP Unsur pengetahuan di atas merupakan
penjabaran dari rumusan
unsur pengetahuan pada KKNI level 6, yaitu: “Menguasai
konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian
khusus dalam bidang pengetahuan tersebut
secara mendalam, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural”.
 
Adapun rumusan lengkap mengenai CP yang mencakup unsur sikap,
pengetahuan, keterampilan umum, dan keterampilan khusus, dapat dicontohkan sebagai
berikut:
UNSUR SIKAP
 
 
  | 
   Deskripsi Capaian Pembelajaran
  Bidang Sikap dan Tata Nilai 
   | 
 
 
  | 
   1.       Bertakwa kepada Tuhan
  Yang Maha Esa dan mampu
  menunjukkan sikap religius; 
  2.       Menjunjung   tinggi    nilai    kemanusiaan dalam
  menjalankan tugas
  berdasarkan agama, moral,
  dan etika; 
  3.      
  Berkontribusi dalam
  peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila; 
  4.      
  Berperan sebagai
  warga negara yang
  bangga dan cinta
  tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggung jawab pada negara dan bangsa; 
  5.     Menghargai     keanekaragaman     budaya,     pandangan,                         agama,                        dan kepercayaan, serta
  pendapat atau temuan
  orisinal orang lain; 
  6.       Bekerja     sama     dan     memiliki     kepekaan     sosial     serta                    kepedulian      terhadap masyarakat dan lingkungan; 
   | 
 
 
 
 
  | 
   7.      
  Taat hukum   dan   disiplin   dalam 
   kehidupan   bermasyarakat   dan
  bernegara; 
  8.    
  Menginternalisasi nilai, norma, dan
  etika akademik; 
  9.      
  Menunjukkan sikap
  bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri; 
  10.  Menginternalisasi       semangat       kemandirian,        kejuangan,       dan kewirausahaan; 
  11.  Memahami dirinya secara
  utuh sebagai Sarjana Pendidikan; 
  12.  Mampu beradaptasi, bekerja sama,   berkreasi,   berkontribusi,   dan berinovasi dalam menerapkan ilmu pengetahuan pada kehidupan bermasyarakat
  serta memiliki wawasan global dalam perannya sebagai warga dunia; dan 
  13.  Memiliki integritas akademik, antara lain kemampuan memahami arti plagiarisme, jenis-jenisnya, dan upaya pencegahannya, serta konsekuensinya
  apabila melakukan plagiarisme. 
  14.    Menampilkan diri sebagai
  pribadi yang stabil,
  dewasa, arif dan berwibawa serta
  berkemampuan adaptasi (adaptability), fleksibiltas (flexibility), pengendalian diri, (self direction), secara baik dan penuh
  inisitaif di tempat tugas; 
  15.  Bersikap inklusif, bertindak obyektif dan tidak deskriminatif berdasarkan pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi
  fisik, latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi; 
  16.  Menunjukkan etos kerja, tanggung
  jawab, rasa bangga, percaya diri dan cinta menjadi pendidik bidang pendidikan
  agama Kristen pada satuan pendidikan sekolah (SD/ SMP/ SMA/
  SMK/SMTK. 
  17.    Menunjukkan        sikap     kepemimpinan (leadership),      bertanggungjawab (accountability) dan responsibilitas (responsibility) atas
  pekerjaan di bidang pendidikan agama Kristen
  secara mandiri pada satuan pendidikan sekolah (SD/ SMP/ SMA/ SMK/SMTK. 
  18.    Menginternalisasi semangat kemandirian/kewirausahaan dan inovasi dalam
  pembelajaran bidang pendidikan agama
  pada satuan pendidikan sekolah (SD/ SMP/ SMA/ SMK/SMTK. 
    
   | 
 
 
  | 
   UNSUR PENGETAHUAN 
   | 
 
 
  | 
   Deskripsi Capaian Pembelajaran Bidang Pengetahuan wawasan kebangsaan (nasionalisme) dan 
  globalisasi; 
  1.  
  Menguasai pengetahuan dan langkah-langkah dalam menyampaikan gagasan
  ilmiah secara lisan dan tertulis dengan
  menggunakan bahasa 
  2.     Menguasai         pengetahuan         tentang         filsafat         pancasila, kewarganegaraan, 
   | 
 
 
 
 
 
  | 
   Indonesia yang baik dan benar dalam perkembangan dunia akademik dan dunia kerja; 
  3.   Menguasai pengetahuan dan langkah-langkah berkomunikasi baik lisan maupun tulisan dengan menggunakan bahasa
  Inggris dalam perkembangan dunia
  akademik dan dunia kerja; 
  4.   Menguasai pengetahuan dan langkah-langkah dalam mengembangkan pemikiran kritis, logis, kreatif, inovatif dan sistematis
  serta memiliki keingintahuan intelektual untuk memecahkan masalah
  pada tingkat individual dan kelompok dalam komunitas akademik dan non akademik; 
  5.     Menguasai pengetahuan dan langkah-langkah integrasi keilmuan (agama dan
  sains) sebagai paradigma keilmuan; 
  6.      Menguasai langkah-langkah mengidentifikasi ragam upaya wirausaha yang bercirikan inovasi
  dan kemandirian yang
  berlandaskan etika   Kristen, keilmuan, profesional, lokal,
  nasional dan global. 
  7.     Menguasai secara mendalam karakteristik peserta didik dari aspek fisik,
  psikologis, sosial, dan kultural untuk
  kepentingan pembelajaran; 
  8.     Memberikan layanan pembelajaran PAK (Pendidikan Agama
  Kristen) yang mendidik kepada
  peserta didik sesuai dengan karakteristiknya; 
  9.     Memfasilitasi pengembangan potensi relegius peserta didik
  secara optimal; 
  10. Menguasai landasan filosofis, yuridis, historis, sosiologis, kultural, psikologis, dan empiris
  dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran PAK (Pendidikan Agama
  Kristen); 
  11. Menguasai konsep, instrumentasi, dan praksis psikologi pendidikan dan
  bimbingan sebagai bagian dari tugas pembelajaran PAK (Pendidikan Agama Kristen); 
  12. Menguasai teori belajar dan pembelajaran
  PAK (Pendidikan Agama
  Kristen); 
  13. Memilih secara adekuat
  pendekatan dan model
  pembelajaran, bahan ajar,
  dan penilaian untuk
  kepentingan pembelajaran PAK; 
  14. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi dalam perencanaan
  pembelajaran, penyelenggaraan
  pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan pengelolaan pembelajaran PAK
  (Pendidikan Agama Kristen); 
  15. Memperbaiki dan/atau meningkatkan kualitas pembelajaran
  berdasarkan penilaian proses dan penilaian hasil
  belajar PAK (Pendidikan Agama Kristen); 
  16. Menguasai           tujuan, isi, pengalaman
  belajar, dan penilaian dalam kurikulum satuan pendidikan pada mata pelajaran PAK (Pendidikan Agama
  Kristen); 
  17. Melakukan pendalaman bidang
  kajian PAK (Pendidikan Agama Kristen) sesuai
  dengan lingkungan dan
  perkembangan jaman; 
   | 
 
 
 
 
 
  | 
   19.  Menguasai               integrasi
  teknologi, pedagogi, muatan keilmuan dan/atau keahlian, serta
  komunikasi dalam pembelajaran PAK (Pendidikan Agama
  Kristen); 
  20.  Mengembangkan             kurikulum    untuk   
   mata     pelajaran     PAK (Pendidikan Agama
  Kristen) sesuai dengan
  bidang tugas   dan  
  mengelola kurikulum tingkat satuan pendidikan; 
  21.  
  Menguasai konsep,
  metode keilmuan, substansi materi, struktur, dan pola pikir
  keilmuan Biblika sebagai sub keilmuan
  dari PAK(Pendidikan Agama Kristen); 
  22.  
  Menguasai konsep,
  metode keilmuan, substansi materi, struktur, dan pola pikir
  keilmuan Dogmatika sebagai sub keilmuan dari PAK(Pendidikan Agama Kristen); 
  23.  
  Menguasai konsep,
  metode keilmuan, substansi materi, struktur, dan pola pikir
  keilmuan Sejarah Gereja, dan Sejarah Pemikiran Pendidikan Kristen
  sebagai sub keilmuan dari PAK (Pendidikan Agama Kristen); 
  24.  
  Menguasai konsep,
  metode keilmuan, substansi materi, struktur, dan pola pikir
  keilmuan Etika Kristen sebagai sub keilmuan dari
  PAK(Pendidikan Agama Kristen); 
  25. Menguasai   teori   kewirausahaan   dalam    kerangka    pengembangan pembelajaran PAK (Pendidikan Agama Kristen) yang kreatif dan inovatif; 
  26.  
  Menguasai teori
  kepemimpinan pendidikan untuk
  memposisikan dan mengembangkan PAK (Pendidikan Agama
  Kristen) dalam pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah. 
    
    
  UNSUR KETERAMPILAN UMUM 
   | 
 
 
  | 
   Deskripsi Capaian Pembelajaran Bidang Keterampilan Umum 
   | 
 
 
  | 
   1.      
  Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis,
  sistematis, dan inovatif dalam kontek 
  pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan
  bidang keahliannya 
  2.     Mampu menunjukkan kinerja
  mandiri, bermutu dan
  terukur sebagai pendidik, peneliti dan pengembang bahan
  ajar PAK 
  3.  Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai
  humaniora sesuai dengan
  keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara, dan etika
  ilmiah dalam rangka
  menghasilkan solusi, gagasan, desain atau kritik
  seni, 
  4.    Mampu menyusun deskripsi saintifik, hasil kajiannya dalam bentuk skripsi atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi 
  5.     Mampu mengambil keputusan secara tepat, dalam
  konteks penyelasaian masalah
  di bidang keahliannya berdasarkan hasil analisis informasi dan data 
   | 
 
 
 
 
 
  | 
   6.   Mampu memelihara dan
  mengembangkan jaringan   kerja 
   dengan pembimbing, kolega dan sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya 
  7.    Mampu bertanggungjawab atas pencapaian hasil
  kerja kelompok melakukan supervise dan evaluasi terhadap penyelesaian
  pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja
  yang berada di bawah tanggungjawabnya 
  8.     Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang
  berada di bawah tanggungjawabnya dan
  mampu mengelola pembelajaran secara mandiri 
  9.   Mampu mendokumentasikan, menyimpan,   dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan mencegah plagiasi 
  10.  Menunjukkan kemampuan literasi informasi, media dan memanfaatkan
  teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan keilmuan dan kemampuan kerja; 
  11. Mampu berkomunikasi baik lisan maupun tulisan dalam perkembangan dunia akademik dan dunia kerja; 
  12. Mampu berkolaborasi dalam
  team, menunjukkan kemampuan kreatif (creativity skill), inovatif
  (innovation skill), berpikir kritis (critical thinking) dan pemecahan masalah (problem
  solving skill) dalam pengembangan keilmuan dan pelaksanaan tugas di dunia kerja: 
  14.Mampu berkhotbah dan memimpin liturgi ibadah Kristen dengan
  baik 
    
    
    
  UNSUR KETERAMPILAN KHUSUS 
   | 
 
 
  | 
   Deskripsi Capaian Pembelajaran
  Bidang Keterampilan Khusus 
   | 
 
 
  | 
   1.          Mampu menerapkan kurikulum mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen di sekolah
  sesuai dengan prosedur dan prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum; 
  2.          Mampu mengembangkan perangkat pembelajaran Pendidikan Agama Kristen disekolah secara baik dan tepat; 
  3.   
  Mampu mengembangkan media , alat dan bahan
  ajar pembelajaran Pendidikan Agama Kristen; 
  4.   
  Mampu
  melaksanakan pembelajaran yang
  mendidik, kreatif dan inovatif pada Pendidikan Agama Kristen
  di sekolah; 
  5.     Mendiseminasikan             karya akademik     dalam    bentuk     publikasi                                                 yang diunggah dalam laman perguruan tinggi dan/atau jurnal bereputasi; 
  6.     Menerapkan pengetahuan dan keterampilan teknologi informasi dalam konteks
  pengembangan keilmuan dan implementasi bidang
  keahlian secara efektif dan berdaya                guna                 untuk                              pembelajaran                        Pendidikan                   Agama 
   | 
 
 
 
 
 
  
  
  
 
 
   
    
    
    Kristen
    di sekolah; 
    7.     
        Mampu memfasilitasi pengembangan potensi keagamaan peserta
    didik untuk mengaktualisasikan kemampuan beragama dalam kehidupan nyata di sekolah
    dan di masyarakat; 
    8.   
    Mampu berkomunikasi secara efektif, empatik,   dan   santun  
    dalam pelaksanaan tugas
    pembelajaran Pendidikan Agama Kristen di sekolah, di komunitas akademik maupun dan di masyarakat; 
    9.     Mampu melaksanakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran Pendidikan Agama
    Kristen secara tepat, serta mampu memanfaatkannya untuk keperluan pembelajaran; 
    10. Mampu melaksanakan tindakan reflektif berdasarkan prosedur dan metodologi penelitian ilmiah untuk peningkatan
    kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Kristen  di sekolah; 
    11. Mampu menerapkan langkah-langkah pengembangan keilmuan dan
    keprofesian secara
    berkelanjutan, mandiri maupun kolektif dalam kerangka mewujudkan diri sebagai pendidik sejati dan pembelajar; 
     
     | 
   
  
 
Rumusan CP dengan seluruh unsurnya sebagaimana dicontohkan di atas
merupakan standar minimal.
Program Stusi mengembangkannya sesuai dengan
visi, misi, dan penciri khusus Institusi. Tabel 18 tentang
RPS adalah contoh pengembangan CP tersebut.
Capaian pembelajaran bidang sikap, pengetahuan, dan keterampilan
tersebut tidak saja dicapai
melalui pembelajaran melalui
mata kuliah, tetapi juga melalui
kegiatan kemahasiswaan lainnya. CPL tersebut dapat ditampilkan
di dalam SKPI (Surat Keterangan Pendamping Ijazah).
Setiap program studi harus melengkapi profil lulusan dan capaian pembelajarannya sesuai dengan core values,
visi, misi, dan tujuan
Institusi.
 
C.Penetapan Bahan Kajian
Langkah selanjutnya setelah
penetapan CP adalah penentuan bahan
kajian. Beberapa hal yang diperhatikan dalam perumusan bahan kajian di antaranya adalah sebagai berikut:
16.Rumusan bahan kajian dapat dianalisis pada
awalnya berdasarkan unsur pengetahuan dari
CPL yang telah dirumuskan. Unsur pengetahuan ini seyogyanya menggambarkan batas dan lingkup
bidang keilmuan/keahlian yang merupakan rangkaian bahan kajian minimal
yang harus dikuasai
oleh setiap lulusan Program Studi.
17. 
Bahan kajian ini dapat berupa satu atau lebih cabang ilmu beserta
ranting ilmunya, atau sekelompok pengetahuan yang telah terintegrasi dalam suatu pengetahuan
 
 
baru yang sudah disepakati oleh forum Program Studi sejenis sebagai ciri
bidang ilmu Program Studi tersebut.
18. Bahan kajian merupakan unsur-unsur keilmuan program studi. Bahan kajian dapat ditentukan berdasarkan struktur isi
disiplin ilmu (body of knowledge),
teknologi, dan seni program
studi.
19. 
Program studi dengan melibatkan dosen dapat mengurai
bahan kajian tersebut menjadi
lebih rinci pada tingkat penguasaan, keluasan dan kedalamannya. Bahan kajian ini kemudian menjadi
standar isi pembelajaran yang memiliki tingkat
kedalaman dan keluasan
yang mengacu pada CPL sesuai dengan kurikulum
yang dikembangkan sebagaimana
tercantum dalam SNPT pasal 9, ayat (2) Standar Nasional Pendidikan Tinggi
Tahun 2015.
20.  Keluasan adalah banyaknya Sub Pokok Bahasan
yang tercakup dalam bahan kajian. Misalnya dalam bahan   kajian  
tentang  “karakteristik peserta didik”
terdapat 10 sub pokok bahasan,
maka keluasan bahan kajian tersebut dapat ditetapkan
sebesar 10.
21.
Kedalaman bahan kajian adalah tingkat
kedalaman bahan kajian dilihat dari tingkat capaian
pembelajaran pada sub pokok bahasan. Hal ini dapat didasarkan pada gradasi pengetahuan menurut taksonomi Bloom, yaitu: mengetahui = 1, memahami
= 2, menerapkan = 3, dan menganalisis = 4, mengevaluasi = 5, mengkreasi   = 6. Misalnya
untuk kemampuan memahami
materi “karakteristik peserta
didik” kedalamannya adalah 2.
 
Tingkat kedalaman dan keluasan bahan kajian sesuai CP pengetahuan per
jenjang lulusan yang umumnya digunakan di gunakan adalah sebagai
berikut:
1.  Jenjang Sarjana (S1)/Level 6: menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan dan keterampilan tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang
pengetahuan dan keterampilan tersebut secara mendalam.
2.  
Jenjang Pendidikan Profesi/Level 7: menguasai teori aplikasi bidang pengetahuan dan keterampilan tertentu.
3.    
Jenjang Magister (S2) / Level 8: menguasai
teori dan teori aplikasi bidang pengetahuan tertentu berdasarkan pendekatan kajian inter dan multi disiplin.
4.  Jenjang Doktor (S3)/ Level 9: menguasai
filosofi keilmuan bidang pengetahuan dan keterampilan tertentu
berdasarkan pendekatan kajian inter, multi, dan trans disiplin.
 
 
 
 
CP dengan struktur keilmuan Program Studi yang dinyatakan dalam bentuk cabang
atau ranting ilmu seperti
tertera di bawah kolom “bahan kajian”
 
Tabel 5 Contoh Bahan Kajian
 
 
  | 
   Capaian Pembelajaran 
   | 
  
   Bahan Kajian 
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
     
   | 
  
   Pancasila 
   | 
  
   Kewarganegaraan 
   | 
  
   Bhs. Indonesia 
   | 
  
   Biblika 
   | 
  
     
  Dogmatika 
   | 
  
   Etika 
   | 
  
   Tafsir 
   | 
  
   Sejarah Gereja 
   | 
  
   PAK 
   | 
 
 
  | 
   1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
  dan                   mampu                        menunjukkan                        sikap 
  religius; 
   | 
  
   √ 
   | 
  
   √ 
   | 
  
   √ 
   | 
  
   √ 
   | 
  
   √ 
   | 
  
   √ 
   | 
  
   √ 
   | 
  
   √ 
   | 
  
   √ 
   | 
 
 
  | 
   2.        Menjunjung tinggi
  nilai kemanusiaan 
  dalam                       menjalankan            tugas berdasarkan agama, moral,
  dan etika; 
   | 
  
   √ 
   | 
  
   √ 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
   √ 
   | 
 
 
  | 
   3.        Berkontribusi        dalam            peningkatan mutu           kehidupan           bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila; 
   | 
  
   √ 
   | 
  
   √ 
   | 
  
   √ 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
   √ 
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
   4.        Berperan sebagai
  warga negara yang
  bangga dan cinta
  tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa
  tanggung jawab pada
  negara dan bangsa; 
   | 
  
   √ 
   | 
  
   √ 
   | 
  
   √ 
   | 
  
     
   | 
  
   √ 
   | 
  
   √ 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
   √ 
   | 
 
 
  | 
   Dst… 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
 
 
Untuk menentukan bobot bahan kajian,
dapat menggunakan contoh
berikut:
 
 
Tabel 6
Penentuan Bahan Kajian
dan Bobotnya
 
 
 
  | 
   Capaian Pembelajaran 
   | 
  
     
  No 
   | 
  
     
  Bahan Kajian 
   | 
  
   Kelua san 
   | 
  
   Kedala man 
   | 
  
   Bobot 
   | 
 
 
  | 
   Contoh CP
  Bidang Pengetahuan: Menguasai teori pengembangan kurikulum, media dan sumber belajar, serta
  penilaian dan evaluasi mata pelajaran Pendidikan Agama
  Kristen di Sekolah. 
   | 
  
   1 
   | 
  
   Teori Kurikulum 
   | 
  
   6 
   | 
  
   2 
   | 
  
   12 
   | 
 
 
  | 
   2 
   | 
  
   Sejarah Kurikulum 
   | 
  
   4 
   | 
  
   2 
   | 
  
   8 
   | 
 
 
  | 
   3 
   | 
  
   Model Kurikulum 
   | 
  
   8 
   | 
  
   3 
   | 
  
   24 
   | 
 
 
  | 
     
   | 
  
   4 
   | 
  
   Implementasi Kurikulum 
   | 
  
   8 
   | 
  
   3 
   | 
  
   24 
   | 
 
 
  | 
   5 
   | 
  
   Teori media 
   | 
  
   2 
   | 
  
   2 
   | 
  
   4 
   | 
 
 
  | 
   6 
   | 
  
   Klasifikasi Media 
   | 
  
   6 
   | 
  
   2 
   | 
  
   12 
   | 
 
 
  | 
     
  7 
   | 
  
   Pengetahuan 
  Rancangan Media 
   | 
  
     
  8 
   | 
  
     
  3 
   | 
  
     
  24 
   | 
 
 
  | 
   8 
   | 
  
   Teori Penilaian 
   | 
  
   2 
   | 
  
   2 
   | 
  
   4 
   | 
 
 
  | 
   9 
   | 
  
   Penilaian Sikap 
   | 
  
   3 
   | 
  
   3 
   | 
  
   9 
   | 
 
 
  | 
   10 
   | 
  
   Penilaian Pengetahuan 
   | 
  
   3 
   | 
  
   3 
   | 
  
   9 
   | 
 
 
  | 
   11 
   | 
  
   Penilaian Keterampilan 
   | 
  
   3 
   | 
  
   3 
   | 
  
   9 
   | 
 
 
  | 
     
   | 
  
     
  12 
   | 
  
   Penyusunan 
  Instrumen Penilaian 
   | 
  
     
  12 
   | 
  
     
  3 
   | 
  
     
  36 
   | 
 
 
  | 
   Jumlah 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
   65 
   | 
  
   31 
   | 
  
   175 
   | 
 
 
Berdasarkan tabel di atas, untuk mencapai 1 (satu) CP pengetahuan diperlukan keluasan 65 dengan tingkat kedalaman 31. Jumlah bobot untuk
mencapai CP tersebut adalah 175. Tabel di atas merupakan salah   satu contoh   penurunan  
bahan   kajian pada salah satu CP. Mata kuliah dapat diturunkan pula dari beberapa
CP sesuai dengan singgungan bahan kajian yang disusun).
 
 
Bagan 3
CP dan Bahan Kajian
  
  
 
 
 
D.  Penentuan Mata Kuliah
Setelah bahan kajian ditentukan bobot keluasan dan kedalamannya
pada setiap CP yang ditentukan, langkah selanjutnya adalah penyusunan
mata kuliah. Dalam menentukan mata kuliah, terdapat beberapa
hal yang dapat diperhatikan antara lain:
1.  
Pola penentuan mata kuliah dapat dilakukan dengan
mengelompokkan bahan kajian yang setara,
kemudian memberikan nama pada kelompok bahan kajian tersebut;
2.  
Nama mata kuliah disesuaikan kelazimannya dalam program studi sejenis. Hal tersebut didasarkan atas kesamaan rumusan
CPL pada program
studi.
Penentuan nama mata kuliah dapat dicontohkan sebagai
berikut:
 
Tabel 7
Penamaan Mata Kuliah
berdasarkan Pengelompokkan Bahan Kajian
 
 
  | 
     
  No 
   | 
  
     
  Bahan Kajian 
   | 
  
   Kelua San 
   | 
  
   Kedala Man 
   | 
  
     
  Bobot 
   | 
  
   Nama Mata Kuliah 
   | 
  
   Beban Mata 
  Kuliah 
   | 
 
 
  | 
   1 
   | 
  
   Teori Kurikulum 
   | 
  
   6 
   | 
  
   2 
   | 
  
   12 
   | 
  
   Pengembangan 
   | 
  
     
  68 
   | 
 
 
  | 
   2 
   | 
  
   Sejarah Kurikulum 
   | 
  
   4 
   | 
  
   2 
   | 
  
   8 
   | 
  
   Kurikulum 
   | 
 
 
  | 
   3 
   | 
  
   Model Kurikulum 
   | 
  
   8 
   | 
  
   3 
   | 
  
   24 
   | 
 
 
  | 
   4 
   | 
  
   Implementasi Kurikulum 
   | 
  
   8 
   | 
  
   3 
   | 
  
   24 
   | 
 
 
  | 
     
   | 
  
     
   | 
  
   Jumlah 
   | 
  
     
   | 
  
   68 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
 
 
 
 
  | 
   5 
   | 
  
   Teori media 
   | 
  
   2 
   | 
  
   2 
   | 
  
   4 
   | 
  
   Media 
   | 
  
     
  40 
   | 
 
 
  | 
   6 
   | 
  
   Klasifikasi Media 
   | 
  
   6 
   | 
  
   2 
   | 
  
   12 
   | 
  
   Pembelajaran 
   | 
 
 
  | 
   7 
   | 
  
   Pengetahuan Rancangan Media 
   | 
  
   8 
   | 
  
   3 
   | 
  
   24 
   | 
 
 
  | 
     
   | 
  
     
   | 
  
   Jumlah 
   | 
  
     
   | 
  
   40 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
   8 
   | 
  
   Teori Penilaian 
   | 
  
   2 
   | 
  
   2 
   | 
  
   4 
   | 
  
   Evaluasi 
   | 
  
     
  67 
   | 
 
 
  | 
   9 
   | 
  
   Penilaian Sikap 
   | 
  
   3 
   | 
  
   3 
   | 
  
   9 
   | 
  
   Pendidikan 
   | 
 
 
  | 
   10 
   | 
  
   Penilaian Pengetahuan 
   | 
  
   3 
   | 
  
   3 
   | 
  
   9 
   | 
 
 
  | 
   11 
   | 
  
   Penilain Keterampilan 
   | 
  
   3 
   | 
  
   3 
   | 
  
   9 
   | 
 
 
  | 
   12 
   | 
  
   Penyusunan Instrumen Penilaian 
   | 
  
   12 
   | 
  
   3 
   | 
  
   36 
   | 
 
 
Tabel 8 di atas menggambarkan bahwa untuk mencapai CPL tertentu yaitu
“Menguasai teori pengembangan kurikulum, media dan sumber belajar, serta penilaian dan evaluasi mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen
di sekolah” membutuhkan 3 mata kuliah dengan bobotnya masing- masing. Mata kuliah yang muncul untuk CPL ini adalah Pengembangan Kurikulum, Media Pembelajaran, dan Evaluasi Pendidikan. Selanjutnya, penamaan mata kuliah yang lain disusun
berdasarkan CP yang lain yang merupakan deskripsi
lengkap dari unsur CP pada profil lulusan
tertentu.
 
D.Penetapan Besaran Sistem
Kredit Semester (SKS) Mata Kuliah
Penentuan besaran SKS Mata Kuliah dapat dilakukan dengan cara membagi
beban mata kuliah dengan beban total mata kuliah untuk
seluruh CP dikalikan
dengan minimum jumlah SKS
setiap jenjang (misalnya sarjana, magister, dan doktor).
Formulasi perhitungan SKS dapat mengikuti
pola seperti ini:
  
  
 
  
  
 
 
 
  
 
 
  
 
  
 
  
 
  
 
  
 
  
 
 
           
 =                                                                                                       ℎ 
 
     
 
      
 
Keterangan:
3.     Beban MK (Mata Kuliah)
merupakan jumlah total beban bahan kajian yang dikelompokkan menjadi
mata kuliah;
4.   Beban total MK adalah
jumlah total beban
mata kuliah pada seluruh CP yang ditetapkan
5.   Jumlah SKS total jenjang
merupakan jumlah SKS minimum yang ditetapkan yang harus ditempuh
oleh mahasiswa untuk mencapai CP lulusan sesuai
jenjang.
Berdasarkan poin 3 di atas, program studi dapat memperhatikan aturan
yang ditetapkan oleh SNPT (Lihat
Lampiran SNPT pada Permendikbud Nomor 2 Tahun 2020., yaitu sebagai berikut:
 
 
Tabel 8
Jumlah SKS Minimum
Setiap Jenjang
 
 
  | 
   No 
   | 
  
   Jenjang 
   | 
  
   Lama Studi
  Maksimum 
   | 
  
   Jumlah SKS
  Minimum 
   | 
 
 
  | 
   1 
   | 
  
   Sarjana S1 
   | 
  
   7 Tahun 
   | 
  
   144 
   | 
 
 
  | 
   2 
   | 
  
   Magister (S2) 
   | 
  
   4 Tahun 
   | 
  
   36 
   | 
 
 
  | 
   3 
   | 
  
   Doktor (S3) 
   | 
  
   7 Tahun 
   | 
  
   42 
   | 
 
 
Perhitungan SKS Mata kuliah dapat dicontohkan sebagai
berikut:
 
Tabel 9 Perhitungan SKS Mata Kuliah
 
  | 
     
    
  CP 
   | 
  
     
    
  Bahan Kajian 
   | 
  
     
  Kelua San 
   | 
  
     
  Kedala Man 
   | 
  
     
  Bobot 
   | 
  
   Nama Mata Kuli ah 
   | 
  
   Beban Mata Kuliah 
   | 
  
     
  Jumlah SKS Mata
  Kuliah 
   | 
 
 
  | 
     
    
    
    
    
    
    
    
    
  Menguasai teori pengembangan kurikulum, media dan sumber
  belajar, serta penilaian dan evaluasi mata
  pelajaran Pendidikan Agama Kristen sekolah. 
   | 
  
     
    
  Teori Kurikulum 
   | 
  
   6 
   | 
  
   2 
   | 
  
   12 
   | 
  
   Pengemban gan Kurikulum 
   | 
  
     
    
    
    
    
  68 
   | 
  
   Jumlah SKS= (68/320) x 144= 30,6 SKS 
  dapat dibulatkan menjadi 31 SKS 
   | 
 
 
  | 
   Sejarah Kurikulum 
   | 
  
   4 
   | 
  
   2 
   | 
  
   8 
   | 
 
 
  | 
   Model Kurikulum 
   | 
  
   8 
   | 
  
   3 
   | 
  
   24 
   | 
 
 
  | 
   Implementasi Kurikulum 
   | 
  
   8 
   | 
  
   3 
   | 
  
   24 
   | 
 
 
  | 
     
  Teori media 
   | 
  
   2 
   | 
  
   2 
   | 
  
   4 
   | 
  
   Media Pembelajar an 
   | 
  
     
    
    
  40 
   | 
  
   Jumlah SKS= (40/320) x 144= 18 SKS 
   | 
 
 
  | 
   Klasifikasi Media 
   | 
  
   6 
   | 
  
   2 
   | 
  
   12 
   | 
 
 
  | 
     
  Pengetahuan 
  Rancangan Media 
   | 
  
   8 
   | 
  
   3 
   | 
  
   24 
   | 
 
 
  | 
   Teori Penilaian 
   | 
  
   2 
   | 
  
   2 
   | 
  
   4 
   | 
  
   Evaluasi Pendidikan 
   | 
  
     
    
    
  67 
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
   Penilaian Sikap 
   | 
  
   3 
   | 
  
   3 
   | 
  
   9 
   | 
 
 
  | 
   Penilaian Pengetahuan 
   | 
  
   3 
   | 
  
   3 
   | 
  
   9 
   | 
 
 
  | 
   Penilain Keterampilan 
   | 
  
   3 
   | 
  
   3 
   | 
  
   9 
   | 
 
 
 
 
  | 
     
   | 
  
   Penyusunan Instrumen Penilaian 
   | 
  
   12 
   | 
  
   3 
   | 
  
   36 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
   CP 2 
  ………………… 
   | 
  
   BK 2.1 
   | 
  
   X 
   | 
  
   X 
   | 
  
   X 
   | 
  
   A 
   | 
  
   Xx 
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
     
   | 
  
   BK 2.2 
   | 
  
   X 
   | 
  
   X 
   | 
  
   x 
   | 
  
   B 
   | 
  
   Xx 
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
     
   | 
  
   BK 2.3 
   | 
  
   X 
   | 
  
   X 
   | 
  
   x 
   | 
  
   C 
   | 
  
   Xx 
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
   Dst. 
   | 
  
   Dst. 
   | 
  
   Dst. 
   | 
  
   Dst. 
   | 
  
   Dst. 
   | 
  
   D 
   | 
  
   Dst. 
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
     
   | 
  
   Jumlah Total 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
   320 
   | 
  
     
   | 
 
 
 
  
 
  
 
  
 
  
 
Berdasarkan tabel di atas, jumlah SKS mata kuliah Pengembangan Kurikulum adalah:
  
  
 
 
             =                                    144 = 30,6
Dapat dibulatkan menjadi 31 SKS
 
Setiap   program   studi 
,   untuk    mewadahi   
profil dan r u m u s a n capaian
pembelajaran l u l u s a n sebagai
penciri kompetensi, dapat memasukkan
mata kuliah penciri CPL tersebut.
Adapun mata kuliah wajib yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor
12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, yang harus dimasukkan
oleh setiap program studi yaitu:
a.   
Agama, 2) Pancasila; 3)
Kewarganegaraan; dan 4) Bahasa Indonesia. Kajian agama dikembangkan menjadi beberapa mata kuliah sesuai dengan CPL yang ditentukan.
Takaran waktu pembelajaran yang dibebankan pada mahasiswa per minggu per semester dalam proses pembelajaran
yang disebut dengan SKS diatur menurut Lihat
Lampiran SNPT pada Permendikbud Nomor 2 Tahun 2020, yaitu sebagai berikut:
Tabel 10 Ketentuan
SKS
 
 
  | 
   No 
   | 
  
   Jenis Pembelajaran 
   | 
  
   Pengaturan Takaran
  Waktu 
   | 
 
 
  | 
     
    
  1 
   | 
  
     
  kuliah, responsi, atau tutorial 
   | 
  
   a.   kegiatan tatap muka 50 (lima puluh)
  menit per minggu
  per semester; 
  b.   kegiatan penugasan terstruktur 60 (enam puluh) menit per minggu per semester; dan 
  c.    kegiatan mandiri
  60 (enam puluh)
  menit per minggu
  per semester 
   | 
 
 
  | 
     
  2 
   | 
  
     
  seminar atau bentuk lain
  yang sejenis 
   | 
  
   a.   kegiatan tatap muka 100 (seratus) menit
  per minggu per
  semester; dan 
  b.   kegiatan mandiri
  70 (tujuh puluh)
  menit per 
  minggu per semester. 
   | 
 
 
  | 
     
  3 
   | 
  
   sistem blok,
  modul, atau bentuk
  lain 
   | 
  
   sesuai       dengan kebutuhan dalam memenuhi
  capaian pembelajaran 
   | 
 
 
 
 
  | 
     
    
    
    
  4 
   | 
  
     
  praktikum, praktik studio, praktik
  bengkel, praktik lapangan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan/atau                              proses pembelajaran lain yang sejenis 
   | 
  
     
  170 (seratus
  tujuh puluh) menit
  per minggu per semester. 
   | 
 
 
Program studi dapat menentukan masa studi maksimal
dan beban belajar
mahasiswa, misalnya untuk
S1, dengan cara menghitungnya seperti pola berikut:
 
  
 
  
 
Beban belajar normal mahasiswa: 8-9 jam/hari
1 SKS perkuliahan/responsi= 170 menit = 2,83 jam
8 jam/hari x 6 hari/mg
= 48 jam/mg                                  dibagi 2,83 jam/sks= 16,9 SKS/mg/smt, atau
 
 9 jam/hari x 6 hari/mg
= 54 jam/mg dibagi 2,83 jam/sks = 19,06 SKS/mg/smt
 
belajar lebih dari jumlah SKS tersebut dengan memperhatikan Lihat Lampiran
SNPT pada Permendikbud Nomor 2
Tahun 2020, yaitu:
1.  
Beban belajar mahasiswa
program sarjana yang berprestasi akademik tinggi, setelah 2 (dua) semester pada tahun akademik yang
pertama dapat mengambil maksimum 24 (dua
puluh empat) SKS per semester
pada semester berikut.
2.      Untuk “mahasiswa program magister, yang berprestasi akademik
tinggi dapat melanjutkan ke program doktor, setelah paling sedikit
2 (dua) semester mengikuti program
magister, tanpa harus lulus terlebih
dahulu dari program
magister tersebut”.
 
Terkait dengan penentuan
jumlah SKS secara keseluruhan, program studi dapat mempertimbangkan masa studi tercepat yang akan digunakan,
misalnya 8 semester. Maka jumlah maksimum
SKS keseluruhan dapat dihitung menjadi: 16,9 SKS/smt x 8
smt = 135,5 SKS ditambah SKS layanan
bimbingan skripsi 6 SKS dan KKN 3 SKS menjadi 144,5 SKS atau 19,06
SKS/smt x 8 smt = 152,5 SKS. Jika program studi menetapkan 144 SKS yang
akan ditempuh selama 8 semester,
maka perhitungan SKS mata kuliah seperti tertera pada tabel 10 dengan formula: beban MK dibagi
total beban mata kuliah dikalikan total SKS yang harus ditempuh (144).
 
E.Penyusunan Struktur Kurikulum
Mata kuliah disusun dan diberikan kode serta beban
SKS. Penyusunan struktur mata kuliah sesuai dengan urutan
keterkaitan bahan kajian
pada CP. Adapun
penentuan kode mata kuliah dapat dilakukan dengan menyusun berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya
dengan menuliskan angka awal kode berdasarkan jenjang
kualifikasi
 
 
dalam KKNI, misalnya S1= 6…, S2= 8…, dan S3= 9 … Tabel berikut dapat dijadikan contoh
struktur mata kuliah.
 
Tabel 11 Urutan Mata Kuliah
 
 
  | 
   No 
   | 
  
   Nama Mata Kuliah 
   | 
  
   Kode 
   | 
  
   Jumlah SKS 
   | 
 
 
  | 
   1 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
   2 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
   3 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
   4 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
   5 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
   6 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
   7 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
   8 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
   9 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
   Dst 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
   Jumlah 
   | 
  
     
   | 
 
Sebaran mata kuliah setiap semester disusun
berdasarkan maksimal beban yang dapat diambil
oleh mahasiswa. Struktur
mata kuliah dapat
disajikan sebagai berikut:
 
Tabel 12
Struktur Mata Kuliah
Setiap Semester
 
 
  | 
   Semester I 
   | 
  
     
   | 
  
   Semester II 
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
   No 
   | 
  
   Matakuliah 
   | 
  
   SKS 
   | 
  
   No 
   | 
  
   Matakuliah 
   | 
  
   SKS 
   | 
 
 
  | 
   1 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
   1 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
   2 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
   2 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
   Dst 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
   Dst 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
     
   | 
  
   Jumlah SKS 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
   Jumlah SKS 
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
   Semester III 
   | 
  
     
   | 
  
   Semester IV 
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
   No 
   | 
  
   Mata Kuliah 
   | 
  
   SKS 
   | 
  
   No 
   | 
  
   Mata Kuliah 
   | 
  
   SKS 
   | 
 
 
  | 
   1 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
   2 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
   Dst 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
     
   | 
  
   Jumlah SKS 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
   Jumlah SKS 
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
   Semester V 
   | 
  
     
   | 
  
   Semester VI 
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
   No 
   | 
  
   Mata Kuliah 
   | 
  
   SKS 
   | 
  
   No 
   | 
  
   Mata Kuliah 
   | 
  
   SKS 
   | 
 
 
 
 
  | 
   1 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
   2 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
   Dst 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
     
   | 
  
   Jumlah SKS 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
   Jumlah SKS 
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
   Semester VII 
   | 
  
     
   | 
  
   Semester VIII 
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
   No 
   | 
  
   Mata Kuliah 
   | 
  
   SKS 
   | 
  
   No 
   | 
  
   Mata Kuliah 
   | 
  
   SKS 
   | 
 
 
  | 
   1 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
   1 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
   2 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
   2 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
   Dst 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
   Dst 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
     
   | 
  
   Jumlah SKS 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
   Jumlah SKS 
   | 
  
     
   | 
 
 
Program studi dapat menetapkan mata kuliah dalam semester dengan dua
cara, yaitu:
6.       Cara serial didasarkan pada pertimbangan adanya struktur atau logika keilmuan/keahlian yang dianut, yaitu
pandangan bahwa   suatu
penguasaan pengetahuan tertentu diperlukan untuk mengawali pengetahuan selanjutnya (prasyarat)
7.    Cara paralel
didasarkan pada pertimbangan proses   pembelajaran. Pendekatan yang digunakannya adalah pembelajaran secara terintegrasi baik
keilmuan maupun proses pembelajaran
supaya mendapatkan hasil belajar yang lebih baik. Berikut adalah contoh penyajian struktur mata kuliah dengan cara seri yang membutuhkan prasyarat
kompetensi mata kuliah.
 
Tabel 13
Contoh Penyajian Struktur
Mata Kuliah dengan
Cara Seri
 
 
 
  | 
   Semester I 
   | 
  
     
   | 
  
   Semester II 
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
   No 
   | 
  
   Matakuliah 
   | 
  
   SKS 
   | 
  
   No 
   | 
  
   Matakuliah 
   | 
  
   SKS 
   | 
 
 
  | 
   1 
   | 
  
   Teologi 
   | 
  
   2 
   | 
  
   1 
   | 
  
   Bahasa Inggris 
   | 
  
   4 
   | 
 
 
  | 
   2 
   | 
  
   Etika 
   | 
  
   4 
   | 
  
   2 
   | 
  
   Bahasa Ibrani 
   | 
  
   3 
   | 
 
 
  | 
   3 
   | 
  
   Bahasa Indonesia 
   | 
  
   2 
   | 
  
   3 
   | 
  
   Tafsir 
   | 
  
   4 
   | 
 
 
  | 
   4 
   | 
  
   Pend.  Pancasila & Kewarganegaraan 
   | 
  
   2 
   | 
  
   4 
   | 
  
   Studi PB 
   | 
  
   3 
   | 
 
 
  | 
   5 
   | 
  
   Biblika 
   | 
  
   4 
   | 
  
   5 
   | 
  
   Psikologi Perkembangan 
   | 
  
   6 
   | 
 
 
 
 
  | 
   arat          6 
   | 
  
   Bahasa Yunani 
   | 
  
   3 
   | 
  
   6 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
     
   | 
  
   Jumlah SKS 
   | 
  
   18 
   | 
  
     
   | 
  
   Jumlah SKS 
   | 
  
   20 
   | 
 
 
  | 
   Semester III 
   | 
  
     
   | 
  
   Semester IV 
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
   No 
   | 
  
   Mata Kuliah 
   | 
  
   SKS 
   | 
  
   No 
   | 
  
   Mata Kuliah 
   | 
  
   SKS 
   | 
 
 
  | 
   1 
   | 
  
   Psikologi
  Pendidikan 
   | 
  
   4 
   | 
  
   1 
   | 
  
   Media Pembelajaran PAK 
   | 
  
   6 
   | 
 
 
  | 
   2 
   | 
  
   Filsafat Ilmu 
   | 
  
   3 
   | 
  
   2 
   | 
  
   Desain         &                     Perenc.
  Pembelajaran PAK 
   | 
  
   8 
   | 
 
 
  | 
   3 
   | 
  
   Materi                    PAK 
  SMP/SMA 
   | 
  
   6 
   | 
  
   3 
   | 
  
   Dogmatika 1 
   | 
  
   3 
   | 
 
 
  | 
   arat          4 
   | 
  
   Pengembangan 
   | 
  
   6 
   | 
  
   4 
   | 
  
   Apoogetika 
   | 
  
   3 
   | 
 
 
  | 
     
   | 
  
   Kurikulum
  PAK 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
     
   | 
  
   Jumlah SKS 
   | 
  
   19 
   | 
  
     
   | 
  
   Jumlah SKS 
   | 
  
   20 
   | 
 
 
Tabel 14
Contoh Penyajian Struktur
Mata Kuliah dengan Cara Paralel
 
 
  | 
   Semester 1 
   | 
  
   Semester 2 
   | 
 
 
  | 
   CP Utama: Penguasan Bahasa 
   | 
  
   CP Utama: Penguasaan Metodologi 
   | 
 
 
  | 
   No 
   | 
  
   Mata Kuliah 
   | 
  
   SKS 
   | 
  
   No 
   | 
  
   Mata Kuliah 
   | 
  
   SKS 
   | 
 
 
  | 
   1 
   | 
  
   Bahasa Indonesia 
   | 
  
   2 
   | 
  
   1 
   | 
  
   Tafsir 
   | 
  
   3 
   | 
 
 
  | 
   2 
   | 
  
   Bahasa Ibrani 
   | 
  
   4 
   | 
  
   2 
   | 
  
   Biblika 
   | 
  
   3 
   | 
 
 
  | 
   3 
   | 
  
   Bahasa Inggris 
   | 
  
   4 
   | 
  
   3 
   | 
  
   Metodologi Penelitian 
   | 
  
   2 
   | 
 
 
  | 
   4 
   | 
  
     
   | 
  
   2 
   | 
  
   4 
   | 
  
   Metodologi Penelitan  Teologi 
   | 
  
   2 
   | 
 
 
  | 
   5 
   | 
  
     
   | 
  
   2 
   | 
  
   5 
   | 
  
   dogmatika 
   | 
  
   3 
   | 
 
 
  | 
   6 
   | 
  
     
   | 
  
   3 
   | 
  
   6 
   | 
  
   Etika 
   | 
  
   3 
   | 
 
 
  | 
   7 
   | 
  
     
   | 
  
   2 
   | 
  
   7 
   | 
  
   Apologetika 
   | 
  
   2 
   | 
 
 
  | 
     
   | 
  
     
   | 
  
   19 
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
   18 
   | 
 
 
Program studi
harus menetapkan CP utama tiap semester. Mata kuliah disebar
untuk mendukung CP tersebut.
 
E.Sistematika Penyusunan Kurikulum
Dokumen kurikulum program studi yang telah dikembangkan dengan mengacu pada KKNI dan SNPT diadministrasikan. Bentuk pendokumentasian kurikulum
dapat mengambil contoh berikut:
 
 
Tabel 15
Sistematika Dokumen Kurikulum
 
 
  | 
   BAGIAN AWAL 
   | 
  
   A.    Cover Depan
  dengan memuat pernyataan 
  1.    Kurikulum Program
  Studi………… 
  2.    Logo Institusi 
  B.   Kata Pengantar 
  C.  
  Lembar Pengesahan yang
  ditandatangani oleh Ketua STT/Ketua Program Prodi 
  D.   Daftar Isi 
  E.    Daftar Tabel,
  Bagan, dan Gambar 
  F.    Profil Program
  Studi 
  1.   Nama Program Studi 
  2.   Jenjang 
  3.   Sejarah Singkat Program Studi 
   | 
 
 
  | 
   BAGIAN ISI 
   | 
  
   A.    Pendahuluan 
  B.   Landasan Kurikulum 
   | 
 
 
  | 
     
   | 
  
   C.   
  Struktur Kurikulum 
  1.   
  Visi, Misi,
  dan Tujuan 
  2.   
  Profil Lulusan 
  3.   
  Capaian Pembelajaran 
  4.   
  Pemetaan Bahan
  Kajian 
  5.   
  Struktur Mata
  Kuliah dan SKS 
  6.   
  Sebaran Mata
  Kuliah 
  7.   
  Rencana Pembelajaran Semester 
  8.   
  Proses pembelajaran 
  9.   
  Penilaian 
  D.   Laporan Akademik (Ijazah, Transkip Akademik, SKPI) 
  E.   
  Penutup 
   | 
 
 
  | 
   BAGIAN AKHIR 
   | 
  
   Daftar Rujukan Lampiran-Lampiran 
   | 
 
 
 
BAB III
DESKRIPSI RINCI CAPAIAN
PEMBELAJARAN
 
Capaian pembelajaran lulusan merujuk pada KKNI dan SNPT. Berikut CPL unsur sikap dan keterampilan umum untuk jenjang
S1, Pendidikan Profesi, S2, dan S3.
 
A.Capaian Pembelajaran Lulusan Program Sarjana
(S1)
 
 
 
  | 
   SIKAP 
   | 
 
 
  | 
   1.   bertakwa kepada
  Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius; 
  2.   menjunjung     tinggi     nilai     kemanusiaan    dalam     menjalankan     tugas berdasarkan agama, moral, dan
  etika; 
  3.   berkontribusi dalam
  peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila; 
  4.   berperan sebagai
  warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa
  tanggungjawab pada negara
  dan bangsa; 
  5.   menghargai      keanekaragaman      budaya,     pandangan,     agama,     dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain; 
  6.   bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta
  kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan; 
  7.   taat hukum
  dan disiplin dalam
  kehidupan bermasyarakat dan bernegara; 
  8.   menginternalisasi nilai,
  norma, dan etika
  akademik; 
  9.   menunjukkan     sikap 
   bertanggungjawab   atas     pekerjaan    di                              bidang keahliannya secara mandiri; dan 
  10. menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan
  kewirausahaan. 
   | 
 
 
  | 
   KETERAMPILAN UMUM 
   | 
 
 
  | 
   1.      mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan
  inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai
  humaniora yang sesuai
  dengan bidang keahliannya; 
  2.   mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu dan terukur; 
  3.   mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai
  humaniora sesuai dengan
  keahliannya berdasarkan kaidah,
  tata cara dan etika ilmiah
  dalam rangka meng-
  hasilkan solusi, gagasan, desain atau kritik
  seni, menyusun deskripsi saintifik hasil kajiannya dalam
  bentuk skripsi atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman
  perguruan tinggi; 
  4.   menyusun deskripsi saintifik hasil   kajian   tersebut di atas dalam bentuk   skripsi
  atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam
  laman perguruan tinggi; 
   | 
 
 
 
5.  
mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian
masalah di bidang keahliannya, berdasarkan hasil analisis
informasi dan data;
6. 
mampu memelihara dan mengembang-kan jaringan
kerja dengan pembimbing, kolega,
sejawat baik di dalam
maupun di luar lembaganya;
7.  
mampu bertanggungjawab atas pencapaian hasil kerja kelompok
dan melakukan supervisi
dan evaluasi terhadap
penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah
tanggungjawabnya;
8.    
mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok
kerja yang berada dibawah tanggung jawabnya, dan mampu
mengelola pembelajaran secara mandiri; dan
9. 
mampu mendokumentasikan, menyimpan,   mengamankan,   dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan
dan mencegah
plagiasi.
 
B.Capaian Pembelajaran
Lulusan Program Magister (S2) SIKAP
•     
Bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan mampu
menunjukkan sikap religius;
•     
Menjunjung          tinggi       nilai       kemanusiaan       dalam   menjalankan     tugas berdasarkan agama,moral, dan etika;
•     
Berkontribusi         dalam       peningkatan       mutu   kehidupan              bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan kemajuan
peradaban berdasarkan Pancasila;
•      Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki
nasionalisme serta rasa tanggung jawab pada negara dan bangsa;
•      Menghargai keanekaragaman budaya,
pandangan, agama, dan kepercayaan, serta
pendapat atau temuan
orisinal orang lain;
•          Bekerja sama dan memiliki
kepekaan sosial serta kepedulian terhadap
masyarakat dan lingkungan;
•      
Taat hukum dan disiplin
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara;
 
 
•      
Menginternalisasi nilai,
norma, dan etika akademik;
•      Menunjukkan
sikap bertanggungjawab atas pekerjaan dibidang
keahliannya secara mandiri; dan
•      
Menginternalisasi semangat
kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan
KETERAMPILAN UMUM
1.  Mampu mengembangkan pemikiran logis, kritis,
sistematis, dan kreatif melalui penelitian ilmiah,
penciptaan desain atau karya seni dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora
sesuai dengan bidang keahliannya, menyusun konsepsi ilmiah dan hasil kajian berdasarkan kaidah, tata
cara, dan etika ilmiah dalam bentuk tesis atau
bentuk lain yang setara, dan diunggah dalam laman perguruan tinggi, serta makalah yang telah diterbitkan di jurnal
ilmiah terakreditasi atau diterima di jurnal internasional;
2.   Mampu melakukan validasi akademik atau kajian sesuai bidang keahliannya dalam menyelesaikan masalah
di masyarakat atau industri yang relevan melalui
pengembangan pengetahuan dan keahliannya;
3.      Mampu menyusun
ide, hasil pemikiran, dan argumen saintifik
secara bertanggungjawab dan berdasarkan etika akademik, serta mengkomunikasikannya melalui
media kepada masyarakat akademik dan masyarakat luas;
4.   Mampu mengidentifikasi bidang keilmuan yang
menjadi obyek penelitiannya dan memposisikan ke dalam suatu peta penelitian yang dikembangkan melalui pendekatan interdisiplin atau multidisiplin;
5.      Mampu mengambil
keputusan dalam konteks
menyelesaikan masalah pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan
nilai humaniora berdasarkan kajian analisis atau eksperimental terhadap informasi dan data;
6.  Mampu mengelola, mengembangkan dan memelihara jaringan
kerja dengan kolega, sejawat
di dalam lembaga
dan komunitas penelitian yang lebih luas;
7.   Mampu meningkatkan kapasitas
pembelajaran secara mandiri;
dan
8.    Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan
kembali data hasil penelitian dalam rangka menjamin kesahihan dan
mencegah plagiasi.
 
 
BAB IV
TAHAP PEMBELAJARAN
 
A.Penyusunan Rencana Pembelajaran Semester
Rencana kegiatan
belajar mahasiswa dituangkan dalam bentuk rencana
pembelajaran semester (RPS) yang disusun oleh dosen atau tim dosen. Rencana
Pembelajaran Semester (RPS) ini merupakan
kegiatan atau tindakan
mengkoordinasikan komponen-komponen pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, cara
penyampaian kegiatan (metode, model dan
teknik) serta cara menilainya menjadi jelas dan sistematis, sehingga proses belajar
mengajar selama satu semester
menjadi efektif dan efisien.
Komponen RPS berdasarkan SNPT terdiri dari : a) nama program
studi, nama dan kode mata
kuliah, semester, SKS, nama dosen pengampu; b) capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan pada mata kuliah; c)
kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran untuk memenuhi capaian
pembelajaran lulusan; d) bahan kajian yang terkait dengan kemampuan yang akan dicapai; e) metode pembelajaran; f)
waktu yang disediakan untuk mencapai kemampuan pada tiap tahap pembelajaran; g) pengalaman belajar
mahasiswa yang diwujudkan
dalam deskripsi tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa selama satu semester; h) kriteria,
indikator, dan bobot penilaian; dan i) daftar referensi yang digunakan. Merujuk pada paradigma kesatuan ilmu menjadi komponen khusus dan tersurat dalam RPS.
 
 
Panduan Pengembangan Kurikulum pada KKNI dan SNPT
 
Tabel berikut
dapat menjadi model RPS.
 
Tabel 16
Komponen Rencana Pembelajaran Semester
 
 
  | 
   Logo
  Institusi 
   | 
  
   Nama
  Institusi  : 
  Program studi : 
  Alamat 
   | 
 
 
  | 
   FORMULIR 
  RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) 
   | 
 
 
  | 
   Mata Kuliah
  (Kode MK) : 
   | 
  
   SKS         : 
   | 
  
   Semester : 
   | 
 
 
  | 
   Program Studi              : 
   | 
  
   Dosen                  : 
   | 
 
 
  | 
   Capaian Pembelajaran          : 
   | 
 
 
  | 
   Deskripsi Mata  Kuliah          : 
   | 
 
 
  | 
     
    
  Perte muan ke 
   | 
  
   Kemam puan Akhir
  Tiap Pertemu 
  an 
   | 
  
     
    
  Indikator 
   | 
  
   Penilaian 
   | 
  
   Bahan Kajian/ Materi
  Pembela jaran 
   | 
  
     
    
  Metode 
   | 
  
     
  Bidang kajian 
   | 
  
     
    
  Pengalam an Belajar 
   | 
  
     
    
  Alokasi Waktu 
   | 
  
     
    
  Refer ensi 
   | 
 
 
  | 
   Kriteria & Bentuk 
   | 
  
     
  Bobot 
   | 
 
 
  | 
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
 
 
 
   | 
   | 
   | 
   | 
   | 
   | 
   | 
   | 
   | 
   | 
   | 
   | 
   | 
 
 
 
Pengisian format
di atas dengan
memperhatikan contoh berikut.
 
Tabel 17
Penjelasan Setiap Komponen
RPS
 
 
  | 
   No 
   | 
  
   Komponen 
   | 
  
   Penjelasan 
   | 
 
 
  | 
   1 
   | 
  
   Capaian Pembelajaran
  mata kuliah (CPMK) 
   | 
  
   CPMK adalah rumusan
  capaian pembelajaran mata kuliah
  yang diperoleh dari hasil analisis CPL dan
  bahan kajian. CPMK memuat unsur sikap, ketrampilan umum, ketrampilan khusus, dan pengetahuan. 
  Contoh pada mata kuliah
  Metodologi  
  Sikap: (diambil dari CPL Bidang Sikap dan tata nilai) 
  a.     
  Mahasiswa mampu menunjukan ketakwaan
  dan mampu menunjukkan sikap religius; 
  b.     
  Mahasiswa mampu menunjukkan sikap toleran,
  moderat, dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
  dalam menjalankan tugas berdasarkan nilai,
  moral, dan etika Kristen; 
  Pengetahuan: (diambil dari CPL Bidang Pengetahuan) 
  a.  
  Mahasiswa mampu menjelaskan teori tentang manusia, alam semesta, dan
  lingkungan menurut Kristen 
  b.  
  Mahasiswa mampu menderivasikan teologi Kristen pada landasan filosofis struktur keilmuan Keterampilan: 
  (diambil dari CPL Bidang Keterampilan) 
  a.  
  Mahasiswa mampu merancang desain kaitan
  antara teologi dan sains. 
  b.  
  Mahasiswa mampu menyajikan gagasan penting 
  kaitan antara teologi dan sains.  
   | 
 
 
  | 
   2 
   | 
  
   Minggu/Pertemuan Ke 
   | 
  
   Menunjukan kapan suatu
  kegiatan dilaksanakan, yakni mulai
  minggu ke 1 sampai ke 16 (satu
  semester) (bisa 1/2/3/4 mingguan). 
   | 
 
 
 
 
  | 
   3 
   | 
  
   Kemampuan Akhir yang
  Diharapkan 
   | 
  
   Rumusan kemampuan
  dibidang kognitif, psikomotorik,
  dan afektif diusahakan lengkap dan utuh
  (hard skills & soft skills). Hal ini merupakan tahapan
  kemampuan yang diharapkan sehingga CP dari mata
  kuliah ini tercapai di akhir semester. 
  Pada aspek
  kognitif, seperti: menganalisis 
  komponen teori
  masuknya Kristen di Indonesia. Asepek
  Afektif, seperti menilai positif terhadap komponen teori masuknya Kristen di Indonsia.
  Aspek Psikomotor, seperti merancang infografis masuknya IKristen di 
  Indonesia. 
   | 
 
 
  | 
   4 
   | 
  
   Indikator 
   | 
  
   Indikator merupakan
  penciri yang dapat menunjukkan pencapaian kemampuan yang dicanangkan, meliputi: 
  kognitif, afektif dan psikomotor. 
   | 
 
 
  | 
   5 
   | 
  
   Penilaian (Kriteria dan
  Bobot) 
   | 
  
   Kriteria penilaian
  merupakan ketentuan yang ditetapkan
  oleh dosen yang berkaitan dengan penciri kemampuan 
  Demikian pula kriteria penilaian dapat berupa kriteria penilaian kualitatif dan kriteria penilaian kuantitatif. Kriteria penilaian kualitatif, seperti:
  ketepatan analisis, kerapian sajian,
  Kreatifitas ide, kemampuan komunikasi dan yang sejenis. Kriteria                                                                                  penilaian 
  kuantitatif,         seperti: banyaknya kutipan acuan/unsur 
   | 
 
 
  | 
   6 
   | 
  
   Bahan Kajian/ Materi
  Pembelajaran 
   | 
  
   Bisa diisi pokok
  bahasan/sub pokok bahasan, atau topik bahasan. 
  Bahan kajian
  dikembangkan berdasarkan tipologi pengetahuan yang
  terdiri dari: 
  a.  
  Pengetahuan Faktual, misalnya sajian fakta tentang masuknya Kristen dalam beberapa sumber literatur 
  b.  
  Pengetahuan Konseptual, misalnya definisi, 
  teori, dan klasifikasi terkait dengan masuknya  Kristen di
  Indonesia 
  c.  
  Pengetahuan Prosedural, misalnya
  langkah- langkah dan mekanisme masuk
  dan penyebaran  Kristen di
  Indonesia. 
  d.  
  Pengetahuan Metakognitif, misalnya analisis 
  reflektif mengenai masuk
  dan penyebaran Kristen di 
   | 
 
 
 
 
  | 
   7 
   | 
  
   Metode Pembelajaran 
   | 
  
   Dapat berupa: diskusi
  kelompok, simulasi, studi kasus, pembelajaran
  kolaboratif, pembelajaran kooperatif, pembelajaran
  berbasis proyek, pembelajaran berbasis masalah,
  atau metode pembelajaran lain, atau gabungan
  berbagai bentuk. Pemilihan metode pembelajaran didasarkan pada keniscayaan
  bahwa dengan metode pembelajaran yang dipilih mahasiswa mencapai kemampuan yang diharapkan 
   | 
 
 
  | 
   8 
   | 
  
   Pengalaman Belajar 
   | 
  
   Kegiatan yang harus
  dilakukan oleh mahasiswa yang dirancang
  oleh dosen agar yang bersangkutan memiliki
  kemampuan yang telah ditetapkan (tugas, survai, menyusun paper, melakukan praktek, studi 
   | 
 
 
  | 
   9 
   | 
  
   Alokasi Waktu atau Waktu
  Belajar 
   | 
  
   Takaran waktu yang
  menyatakan beban belajar dalam satuan SKS (satuan kredit
  semester). Satu SKS setara dengan 170 (seratus tujuh puluh) menit
  kegiatan belajar per minggu per semester. 
   | 
 
 
  | 
   10 
   | 
  
   Referensi 
   | 
  
   Acuan yang dirujuk
  sesuai dengan topik dan materi pembelajaran pada masing-masing pertemuan. 
   | 
 
 
Dalam hal pengalaman belajar, dosen dapat memperkuat pengalaman mahasiswa dengan memberikan penugasan. Rancangan penugasan tersebut dapat merujuk
pada model berikut.
 
Tabel 18
Format Rancangan Tugas Mahasiswa
Mata Kuliah
: …………………………….
Semester/Tahun Akademik:
……………………………
Sks                       : ……………………………………………
Minggu Ke : …………………………………………….
Tugas Ke               : ……………………………………………
Dosen
 
 
  | 
   1 
   | 
  
   Tujuan Tugas 
   | 
  
   : …………………….. 
   | 
 
 
  | 
   2 
   | 
  
   Uraian Tugas 
   | 
  
   : …………………….. 
   | 
 
 
  | 
     
   | 
  
   a. Objek
  Tugas 
   | 
  
   : …………………….. 
   | 
 
 
  | 
     
   | 
  
   b. Batasan Pengerjaan Tugas 
   | 
  
   : …………………….. 
   | 
 
 
  | 
     
   | 
  
   c. Metode/cara dan acuan tugas 
   | 
  
   : …………………….. 
   | 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
  | 
     
   | 
   
  d. Deskripsi luaran tugas 
   | 
  
   : …………………….. 
   | 
 
 
  | 
   3 
   | 
  
   Kriteria Penilaian 
   | 
  
     
   | 
 
 
  | 
     
   | 
  
   a. ……………………….. 
   | 
  
   : …………… % 
   | 
 
 
  | 
     
   | 
  
   b. ………………………… 
   | 
  
   : …………… % 
   | 
 
 
  | 
     
   | 
  
   c. ………………………….. 
   | 
  
   : …………… % 
   | 
 
 
Tabel 19
Penjelasan Format Tugas Mahasiswa
 
 
  | 
   No 
   | 
  
   Unsur 
   | 
  
   Penjelasan 
   | 
 
 
  | 
     
  1 
   | 
  
     
  Tujuan Tugas 
   | 
  
   Rumusan kemampuan yang diharapkan dapat dicapai oleh
  mahasiswa bila ia berhasil mengerjakan tugas ini 
  (hard skill
  dan soft skill). 
   | 
 
 
  | 
   2 
   | 
  
   Objek Tugas 
   | 
  
   Berisi deskripsi obyek material yang akan dipelajari dalam tugas ini (misal teori manusia menurut
  Alkitab). 
   | 
 
 
  | 
     
    
  3 
   | 
  
     
    
  Batasan Pengerjaan Tugas 
   | 
  
   Uraian besaran, tingkat
  kerumitan, dan keluasan masalah dari obyek
  material yang harus
  dipelajari, tingkat ketajaman dan kedalaman studi. Misalnya  manusia menurut Alkitab, hasilnya harus dipresentasi di forum diskusi/seminar. 
   | 
 
 
  | 
     
    
  4 
   | 
  
     
    
  Metode/cara dan acuan tugas 
   | 
  
   Berupa petunjuk tentang
  teori/teknik/alat yang sebaiknya digunakan, alternatif langkah-langkah
  yang bisa ditempuh, data dan buku acuan yang wajib dan yang disarankan untuk digunakan,
  ketentuan dikerjakan secara kelompok/individual. 
   | 
 
 
  | 
     
    
    
  5 
   | 
  
     
    
    
  Deskripsi Luaran Tugas 
   | 
  
   Adalah uraian tentang bentuk hasil studi/kinerja yang harus
  ditunjukkan/disajikan (misal hasil
  studi tersaji dalam
  paper minimum 20 halaman termasuk skema, tabel dan
  gambar, dengan ukuran kertas kuarto, diketik
  dengan type dan besaran huruf
  yang tertentu, dan mungkin dilengkapi sajian dalam bentuk
  CD dengan 
  format powerpoint). 
   | 
 
 
  | 
     
  6 
   | 
  
     
  Kriteria Penilaian 
   | 
  
   Berisi butir-butir indikator yang dapat menunjukan tingkat keberhasilan mahasiswa dalam usaha mencapai kemampuan yang telah
  dirumuskan. 
   | 
 
A.Proses Pembelajaran
Pembelajaran                    memiliki     karakteristik      interaktif,      holistik,                                               integratif,    saintifik,
kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif, dan berpusat pada mahasiswa.
1.  
Interaktif adalah capaian
pembelajaran lulusan diraih dengan mengutamakan proses interaksi dua
arah antara mahasiswa dan dosen.
 
2.  
Holistik adalah proses pembelajaran mendorong
terbentuknya pola pikir yang komprehensif dan luas dengan menginternalisasi keunggulan dan kearifan lokal maupun nasional.
3.  
Integratif adalah capaian
pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang terintegrasi untuk memenuhi capaian
pembelajaran lulusan secara keseluruhan dalam satu kesatuan program
melalui pendekatan antardisiplin dan multidisiplin.
4.  Saintifik adalah capaian
pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang mengutamakan pendekatan ilmiah sehingga
tercipta lingkungan akademik
yang berdasarkan sistem nilai,
norma, dan kaidah ilmu pengetahuan serta menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan kebangsaan.
5.  Kontekstual adalah
capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang disesuaikan dengan tuntutan kemampuan
menyelesaikan masalah dalam ranah keahliannya.
6.  Tematik adalah capaian pembelajaran
lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik keilmuan program studi dan dikaitkan
dengan permasalahan nyata melalui pendekatan transdisiplin.
7.  
Efektif adalah capaian
pembelajaran lulusan diraih secara berhasil
guna dengan mementingkan internalisasi   materi 
 secara 
 baik 
 dan benar dalam   kurun
waktu yang optimum.
8.  Kolaboratif adalah
capaian pembelajaran lulusan diraih
melalui proses pembelajaran bersama yang melibatkan interaksi
antar individu pembelajar untuk menghasilkan kapitalisasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
9.  Berpusat pada mahasiswa
adalah capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang mengutamakan
pengembangan kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam
mencari dan menemukan pengetahuan.
10.  Penerapan ICT dalam
pembelajaran, salah satunya menggunakan pembelajaran hybrid learning. Pembelajaran
ini menggabungkan gaya pembelajaran konvensional dengan penguasaan ICT.
Pemilihan strategi
pembelajaran harus mempertimbangkan kesesuaiannya untuk pencapaian pembelajaran lulusan. Sebagai
contoh, kemampuan presentasi tidak mungkin bisa
dicapai melalui kuliah/ceramah dan ujian tulis. Dengan demikian capaian
pembelajaran harus menjadi
dasar dalam pemilihan
bentuk/strategi pembelajarannya. Pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa menjadi
prinsip yang utama, sedangkan prinsip
pembelajaran yang lain akan melengkapi. Pembelajaran tersebut
dikenal dengan istilah
Student Centered Learning (SCL). Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan dengan memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk mencapai hasil belajar sesuai dengan CPL yang diharapkan. Dalam hal ini dosen
menjadi fasilitator pembelajaran. Ciri metode
pembelajaran SCL adalah
sebagai berikut:
 
1.     
Dosen berperan tidak hanya sebagai
narasumber tetapi juga sebagai fasilitator dan motivator;
2.     
Mahasiswa harus menunjukkan kinerja yang bersifat
kreatif dan mengintregrasikan kemampuan kognitif,
psikomotorik dan afeksi secara
utuh;
3.     
Proses interaksinya menitikberatkan pada “method of inquiry
and discovery”;
4.     
Sumber belajarnya bersifat
multi demensi, artinya
bisa didapat dari mana saja
5.     
Lingkungan belajarnya harus
terancang dan kontekstual.
 
Model pembelajaran SCL beragam. Berikut
beberapa alternatifnya.
 
Tabel 20
Ragam Pembelajaran SCL
 
 
  | 
   No 
   | 
  
   Metode 
  Pembelajaran 
   | 
  
   Aktivitas Dosen 
   | 
  
   Aktivitas Mahasiswa 
   | 
 
 
  | 
   1 
   | 
  
   Small Group Discussion 
   | 
  
   a.  Membentuk kelompok (5-10) 
  b.   Memilih bahan
  diskusi 
  c.      Mepresentasikan     paper
  dan      mendiskusikan       di 
   | 
  
   a.   Membuat rancangan bahan dikusi dan aturan diskusi. 
  b.      Menjadi moderator dan sekaligus mengulas pada setiap akhir
  sesion diskusi mahasiswa. 
   | 
 
 
  | 
   2 
   | 
  
   Simulasi 
   | 
  
   a.    Mempelajari dan menjalankan suatu peran yang ditugaskan kepadanya. 
  b.   Mempraktikkan/mencoba berbagai model (komputer) yang telah 
   | 
  
   a.   Merancang
  situasi/kegiatan yang mirip dengan
  yang sesungguhnya,bisa berupa bermain peran,
  model komputer, atau berbagai
  latihan simulasi. 
  b.   Membahas kinerja
  mahasiswa. 
   | 
 
 
  | 
   3 
   | 
  
   Discovery Learning 
   | 
  
   Mencari, mengumpulkan, Dan menyusun informasi yang                           ada               untuk 
  mendeskripsikan                suatu
  pengetahuan. 
   | 
  
   a.   Menyediakan data, atau
  petunjuk (metode)                        untuk                        menelusuri                        suatu
  pengetahuan      yang                         harus dipelajari oleh mahasiswa. 
  b.      Memeriksa      dan        memberi          ulasan terhadap        hasil   belajar         mandiri 
  mahasiswa 
   | 
 
 
  | 
   4 
   | 
  
   Self-                Directed Learning 
   | 
  
   Merencanakan               kegiatan belajar, melaksanakan, dan menilai pengalaman 
  belajarnya sendiri. 
   | 
  
   Sebagai fasilitator, memberi
  arahan, bimbingan, dan konfirmasi terhadap kemajuan belajar yang
  telah 
  dilakukan individu mahasiswa. 
   | 
 
 
 
 
  | 
   5 
   | 
  
   Cooperative Learning 
   | 
  
   Membahas                                                     dan 
  menyimpulkan masalah/ tugas
  yang diberikan dosen
  secara berkelompok 
   | 
  
   a.  Merancang dan dimonitor
  proses belajar dan hasil
  belajar kelompok mahasiswa. 
  b.   Menyiapkan suatu
  masalah/kasus atau bentuk tugas untuk diselesaikan oleh mahasiswa secara
  berkelompok. 
   | 
 
 
  | 
   6 
   | 
  
   Collaborativ e Learning 
   | 
  
   a.      Bekerja sama dengan anggota
  kelompoknya dalam mengerjakan tugas 
  b.        Membuat rancangan proses         dan         bentuk 
  penilaian         berdasarkan 
   | 
  
   a.   
  Merancang tugas yang bersifat open
  ended. 
  b.  
  Sebagai fasilitator dan motivator. 
   | 
 
 
  | 
   7 
   | 
  
   Contextual Instruction 
   | 
  
   a.   Membahas konsep (teori) kaitannya dengan situasi nyata 
  b.    Melakukan studi
  lapang/ terjun di dunia nyata
  untuk                         mempelajari kesesuaian teori. 
   | 
  
   a.   Menjelaskan bahan
  kajian yang bersifat teori dan mengkaitkannya dengan
  situasi nyata dalam
  kehidupan sehari- hari,
  atau kerja profesional, atau manajerial, atau
  entrepreneurial. 
  b.   Menyusun tugas untuk
  studi mahasiswa terjun ke lapangan 
   | 
 
 
  | 
   8 
   | 
  
   Project Based Learning 
   | 
  
   a.          Mengerjakan tugas (berupa
  proyek) yang telah
  dirancang secara sistematis. 
  b.    Menunjukan kinerja dan
  mempertanggung jawabkan hasil kerjanya di 
   | 
  
   a.    Merancang suatu
  tugas (proyek) yang sistematik agar mahasiswa belajar
  pengetahuan dan ketrampilan melalui proses
  pencarian/ penggalian (inquiry), yang terstruktur dan kompleks. 
  b.    Merumuskan dan melakukan proses pembimbingan dan
  asesmen. 
   | 
 
 
  | 
   9 
   | 
  
   Problem Based Learning 
   | 
  
   Belajar dengan
  menggali/ mencari informasi (inquiry) serta                               memanfaatkan informasi tersebut untuk
  memecahkan                                     masalah faktual/ yang dirancang oleh 
  dosen. 
   | 
  
   a.      
  Merancang tugas untuk
  mencapai CP tertentu 
  b.   Membuat petunjuk (metode) untuk mahasiswa dalam mencari pemecahan masalah yang dipilih
  oleh mahasiswa sendiri atau yang ditetapkan. 
   | 
 
 
  | 
   10 
   | 
  
   Dst 
   | 
  
   Dst 
   | 
  
   Dst 
   | 
 
 
B.Penilaian
Standar penilaian
pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa dalam
rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan.
Penilaian tersebut mencakup: 1) prinsip penilaian; 2) teknik dan instrumen penilaian; 3) mekanisme dan prosedur penilaian; 4) pelaksanaan penilaian; 5) pelaporan penilaian; dan 6) kelulusan mahasiswa.
11.  Prinsip Penilaian
Prinsip penilaian
mencakup prinsip edukatif,
otentik, objektif, akuntabel,
dan transparan. Berikut ini adalah penjelasannya.
Tabel 21
Prinsip-prinsip Penilaian
 
 
  | 
   Prinsip 
   | 
  
   Penjelasan 
   | 
 
 
  | 
     
  Edukatif 
   | 
  
   Memotivasi untuk: 
  a.  Memperbaiki rencana dan cara belajarnya; 
  b.   Meraih capaian pembelajarnya; 
   | 
 
 
  | 
     
  Otentik 
   | 
  
   a.  
  Berorientasi pada proses
  belajar yang berkesinambungan; 
  b.  
  Hasil belajar yang
  mencerminkan kemampuan mahasiswa; 
   | 
 
 
  | 
     
  Objektif 
   | 
  
   a.         
  Penilaian yang standarnya disepakati antara dosen
  dan mahasiswa; 
  b.  
  Bebas dari pengaruh subjektivitas penilai dan yang 
  dinilai; 
   | 
 
 
  | 
     
  Akuntabel 
   | 
  
   Penilaian yang dilaksanakan sesuai
  dengan prosedur dan kriteria yang
  jelas, disepakati pada awal kuliah, dan 
  dipahami oleh mahasiswa. 
   | 
 
 
  | 
     
  Transparan 
   | 
  
   a.  
  Penilaian yang prosedural; 
  b.  
  Hasil penilaiannya dapat
  diakses oleh semua
  pemangku kepentingan; 
   | 
 
 
12.     
Teknik dan Instrumen Penilaian
Teknik penilaian terdiri atas observasi, partisipasi, unjuk kerja, tes
tertulis, tes lisan, dan angket.
Instrumen penilaian terdiri
atas penilaian proses dalam bentuk rubrik dan/atau penilaian hasil dalam bentuk
portofolio atau karya desain. Adapun hasil akhir penilaian merupakan integrasi
antara berbagai teknik dan instrumen
penilaian yang digunakan.
Penilaian ranah sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri,
penilaian antar mahasiswa (mahasiswa menilai kinerja rekannya
dalam satu bidang atau kelompok), dan penilaian aspek pribadi yang
menekankan pada aspek beriman, berakhlak mulia, percaya diri, disiplin dan bertanggung jawab dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan peradabannya.
 
Penilaian penguasaan pengetahuan, keterampilan umum, dan keterampilan
khusus dilakukan dengan memilih satu atau kombinasi
dari berbagi teknik dan instrumen
penilaian. Penilaian pengetahuan tersebut dapat berbentuk tes tulis dan
tes lisan yang secara teknis dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung.
Secara langsung maksudnya
adalah dosen dan mahasiswa bertemu
secara tatap muka saat penilaian, misalnya saat seminar, ujian skripsi, tesis dan disertasi. Sedangkan secara tidak langsung, misalnya
menggunakan lembar-lembar soal ujian tulis.
Adapun penilaian ranah keterampilan melalui
penilaian kinerja yang dapat diselenggarakan melalui praktikum, praktek,
simulasi, praktek lapangan,
dan lainnya yang memungkinkan mahasiswa
dapat meningkatkan kemampuan keterampilannya.
 
13.  Mekanisme dan Prosedur
Penilaian Mekanisme penilaian terdiri atas:
a.     
Menyusun, menyampaikan, menyepakati tahap, teknik, instrumen, kriteria, indikator,
dan bobot penilaian antara penilai dan yang dinilai sesuai dengan rencana pembelajaran.
b.     
Melaksanakan proses penilaian
sesuai dengan tahap, teknik, instrumen, kriteria, indikator, dan bobot penilaian yang memuat
prinsip penilaian memberikan umpan balik dan kesempatan untuk mempertanyakan hasil penilaian kepada
mahasiswa.
c.     
Mendokumentasikan penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa secara
akuntabel dan transparan.
Prosedur penilaian mencakup tahap perencanaan, kegiatan pemberian tugas
atau soal, observasi kinerja,
pengembalian hasil observasi, dan pemberian nilai akhir. Prosedur
penilaian pada tahap perencanaan dapat dilakukan melalui penilaian
bertahap dan/atau penilaian ulang.
 
14.     
Pelaksanaan Penilaian
Pelaksanaan penilaian dilakukan sesuai dengan
rencana pembelajaran. Pelaksanaan penilaian dapat dilakukan oleh:
a.    Dosen pengampu
atau tim dosen
pengampu.
b.   Dosen pengampu
atau tim dosen pengampu dengan mengikutsertakan mahasiswa, dan/atau
c.  Dosen pengampu
atau tim dosen pengampu dengan mengikutsertakan
pemangku kepentingan yang relevan.
15.     
Pelaporan Penilaian
Pelaporan penilaian
dinyatakan dalam kualifikasi keberhasilan mahasiswa dalam menempuh suatu
mata kuliah yang dinyatakan dalam kisaran:
a.   huruf A setara dengan angka 4 (empat) berkategori sangat baik;
 
b.   huruf B setara dengan
angka 3 (tiga) berkategori baik;
c.   huruf C setara dengan
angka 2 (dua) berkategori cukup;
d.   huruf D setara dengan angka 1 (satu) berkategori kurang; atau
e.   huruf E setara dengan
angka 0 (nol) berkategori sangat
kurang.
 
Penggunakan huruf antara dan angka antara untuk nilai pada kisaran 0 (nol) sampai 4 (empat). Hasil penilaian
diumumkan kepada mahasiswa setelah satu tahap
pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran.
Hasil penilaian capaian pembelajaran lulusan di tiap semester dinyatakan
dengan indeks prestasi semester
(IPS). Indeks prestasi semester (IPS) dinyatakan dalam besaran yang dihitung dengan cara menjumlahkan
perkalian antara nilai huruf setiap mata kuliah yang ditempuh dan sks mata kuliah bersangkutan dibagi dengan
jumlah sks mata kuliah yang diambil
dalam satu semester.
Hasil penilaian capaian
pembelajaran lulusan pada akhir program
studi dinyatakan dengan indeks prestasi
kumulatif (IPK). Indeks prestasi kumulatif
(IPK) dinyatakan dalam besaran
yang dihitung dengan cara menjumlahkan perkalian antara nilai huruf setiap mata kuliah yang ditempuh dan
sks mata kuliah bersangkutan dibagi dengan jumlah sks mata
kuliah yang diambil yang telah
ditempuh.
 
6.Kelulusan Mahasiswa
Mahasiswa                       yang     telah      lulus      berhak      mendapatkan      Pernyataan Kelulusan.
Pernyataan tersebut
mengikuti pola di bawah ini.
 
 
Tabel 23
Kelulusan Mahasiswa Program
Sarjana, Profesi, Magister,
dan Doktor
 
 
  | 
   No 
   | 
  
   Jenjang 
   | 
  
   Pernyataan Kelulusan 
   | 
  
   IPK 
   | 
  
   Predikat 
  Kelulusan 
   | 
 
 
  | 
     
    
    
    
  1 
   | 
  
     
    
    
    
  Sarjana 
   | 
  
   Apabila telah menempuh
  seluruh beban belajar yang ditetapkan dan
  memiliki capaian pembelajaran lulusan yang ditargetkan oleh program studi
  dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) lebih
  besar atau sama dengan 2,00 (dua koma nol nol). 
   | 
 
 
  | 
     
   | 
  
   2,76-3,00 
   | 
  
   Memuaskan 
   | 
 
 
  | 
   3,01-3,50 
   | 
  
   Sangat 
  Memuaskan 
   | 
 
 
  | 
   >3,50 Pujian 
   | 
  
   Pujian 
   | 
 
 
  | 
     
  2 
   | 
  
   Profesi, Magister (S2) Doktor (S3) 
   | 
  
   Dinyatakan lulus
  apabila telah menempuh seluruh beban belajar
  yang ditetapkan dan memiliki capaian pembelajaran lulusan yang ditargetkan oleh program studi
  dengan indeks prestasi kumulatif (IPK)
  lebih besar atau
  sama dengan 3,00
  (tiga koma 
   | 
 
 
 
 
  | 
     
   | 
  
     
   | 
  
     
   | 
  
   3,00-3,50 
   | 
  
   Memuaskan 
   | 
 
 
  | 
   3,51-3,75 
   | 
  
   Sangat 
  Memuaskan 
   | 
 
 
  | 
   >3,75 
   | 
  
   Pujian 
   | 
 
Mahasiswa  yang
dinyatakan lulus berhak
memperoleh:
f.    Ijazah, bagi lulusan program
sarjana, program magister,
dan program doktor;
g.   Sertifikat profesi,
bagi lulusan program
profesi;
h.  Gelar; dan
i.   Surat keterangan pendamping ijazah (SKPI).
(contoh SKPI terlampir)
 
 
BAB V
TAHAP EVALUASI PROGRAM
PEMBELAJARAN
 
Dalam kerangka
pengelolaan pembelajaran, sesuai dengan SNPT,
perguruan tinggi berkewajiban:
1.    Melakukan penyusunan kurikulum
dan rencana pembelajaran dalam setiap mata kuliah;
2.     Menyelenggarakan
program pembelajaran sesuai standar isi, standar proses, standar penilaian yang telah ditetapkan dalam rangka mencapai
capaian pembelajaran lulusan;
3.    Melakukan kegiatan sistemik yang menciptakan
suasana akademik dan budaya mutu yang baik;
4.   Melakukan kegiatan pemantauan dan evaluasi secara periodik dalam
rangka menjaga dan meningkatkan mutu proses
pembelajaran; dan
5.    Melaporkan hasil program pembelajaran secara
periodik sebagai sumber data dan informasi
dalam pengambilan keputusan
perbaikan dan pengembangan mutu pembelajaran.
Kegiatan evaluasi
program pembelajaran digunakan
sebagai tolok ukur keberhasilan
dan perbaikan mutu pembelajaran atau pengembangan kurikulum program
studi. Salah satu bentuk evaluasi
program pembelajaran yang dapat dilakukan
adalah penyebaran angket kepada mahasiswa
sebelum kegiatan pembelajaran selesai di setiap semester.
Hasilnya ditabulasi dan dianalisis untuk melihat
keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan
oleh dosen atau sekelompok
dosen di setiap mata kuliah. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk evaluasi
diri dan perbaikan terutama pada proses
pembelajaran.
Evaluasi dengan sistem angket dilakukan dengan mengikuti tahapan-
tahapan. Dimulai dengan kegiatan merencanakan bentuk angket, penyebaran angket pada mahasiswa, pengolahan hasil angket, analisis dan
pembahasan hasil analisis, pembuatan
rekomendasi, dan diakhiri pembuatan laporan.
 
 
BAB VI
PELAPORAN PRESTASI BELAJAR
MAHASISWA
Pelaporan prestasi
belajar mahasiswa dinyatakan dalam bentuk ijazah,
transkrip akademik, dan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI). Dalam pelaporan tersebut, perguruan tinggi kagamaan merujuk pada Peraturan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Ijazah, Transkrip Akademik, dan Surat Keterangan Pendamping Ijazah Perguruan
Tinggi Keagamaan.
Untuk memenuhi
standar nasional dan memberikan kepastian hukum bagi pihak-pihak yang terkait,
perguruan tinggi mencantumkan Nomor Induk Registrasi Masuk (NIRM) dan Nomor Induk Registrasi
Lulus (NIRL) sesuai dengan peraturan teknis
Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT), juga dapat ditelusuri dalam SIVIL (Sistem
Informasi Validasi Lulusan), dan PIN (Penomoran Ijazah Nasional).
 
 
BAB VII PENUTUP
 
Pengembangan kurikulum
merupakan implementasi regulasi,
tuntutan, tantangan, dan kebutuhan masing-masing perguruan tinggi keagamaan Kristen dalam meningkatkan mutu pendidikan secara berkelanjutan. Panduan
ini diharapkan menjadi acuan praktis sehingga dapat
membantu pengelola program studi dan dosen
dalam penyusunan kurikulum
sesuai dengan KKNI dan SNPT.
Pengelola program
studi dan dosen diharapkan dapat memahami dan mengaplikasikan panduan
ini secara optimal
dalam kerangka penyusunan kurikulum. Sebagai tindak
lanjut dari panduan ini, program studi dapat menyusun petunjuk teknis
pembelajaran, penyusunan bahan  ajar,
praktikum, dan penilaian.
Pedoman Pengembangan Kurikulum PAK