Showing posts with label Moderasi Beragama. Show all posts
Showing posts with label Moderasi Beragama. Show all posts

Sunday, October 20, 2024

Moderasi Beragama

 Moderasi beragama:Dialog damai agama yang tidak saling mengalihkan perlu jadi alternative

 

Memperhatikan banyaknya DEBATER yang disasar undang-undang penodaan agama sejatinya debat-debat agama yang tidak produktif itu perlu digantikan alternative lain, seperti dialog damai agama yang tidak saling mengalahkan.

Jikalau debat-debat agama itu dilandasi semangat damai agama mestinya debat-debat itu tidak berisi hujatan atau penghinaan terhadap agama, tetapi disampaikan dengan kata-kata santun dan kesediaan untuk saling belajar.

Klaim-klaim agama yang absolut jika disampaikan dalam bentuk debat, maka yang terjadi adalah usaha membuktikan ada ketidakkonsistenan pada agama tertentu, dan kemudian memberikan pilihan lain, adanya agama yang lebih konsisten. Debat seperti itu jelas mengarah pada usaha saling mengalahkan.

Ketidakmatangan Debater akan mudah membawa debat kepada usaha-usaha untuk menjelek-jelekkan agama lain, dan berujung pada penistaan agama, apalagi ketika usaha tujuan utamanya mencari keuntungan uang, atau menjadi konten creator yang tersohor, karena debat-debat ekstrim itu membuat video-video mereka menjadi viral, dan secara langsung mempengaruhi pendapatan Debater.

Usaha tukar guling Debater yang disasar undang-undang penistaan agama dari kelompok yang menamakan diri berbeda agama menimbulkan pertanyaan, apakah ada persaingan marketing agama yang memanfaatkan Debater sebagai Buzzer agama?

Menurut saya, Debater agama perlu diganti dengan dialog agama yang tidak saling mengalahkan. Dialog agama terkait dengan sang pencipta yang maha kasih, jika kita semua sama-sama ingin mendapatkan pengetahuan tentang kebenaran, mengapa kita tidak dapat saling belajar?

Bukankah penghakiman agama yang benar itu dari Tuhan? Apalagi saat ini ada 2500 agama di dunia, dan medsos memungkinkan perjumpaan agama-agama itu. Kita perlu menghindari stigma pada agama dan kepersayaan yang berbeda untuk dapat berdialog agama dengan santai tanpa saling mengalahkan.

 

https://www.binsarinstitute.id/2024/10/moderasi-beragama_01302025827.html 

Tuesday, October 15, 2024

Kebenaran baru dan Buzzer

 

Dahlan Iskan: Kebenaran baru dan Buzzer

 Dahlan Iskan yang kini menjadi pembicaraan publik terkait isu pindah agama berkomentar, saat ini kebenaran bukanlah fakta. Kebenaran yang disebutnya kebenaran baru ini bukan fakta, tapai persepsi.

Dengan persepsi atau framing yang digunakan untuk membaca realitas, maka yang penting bukan realitas, tapi persepsi, karena kebenaran baru berpusat pada persepsi, maka fakta menjadi tidak penting, analisis fakta mulai ditinggalkan.

Jika fakta bukan yang utama, maka pencarian kebenara berdasarkan fakta tidak lagi popular, tetapi unsur utama penciptaan kebenaran adalah framing. Menurut Dahlan Iskan, saat ini dunia medsos tidak lagi mencari fakta atau mencari kebenaran, tetapi dunia medsos kerap menciptakan kebenaran baru.

Lebih lanjut dikatakan oleh Dahlan Iskan, untuk mempromosikan kebenaran baru maka Buzzer menjadi utama,  bukan dakwah atau khotbah yang berdasarkan fakta.

Buzzermembuat  kebenaran baru itu menjadi tranding. Buzzer adalah orang yang memanfaatkan akun media sosial untuk menyebarluaskan informasi atau mendengarkan suatu topik atau melakukan suatu promosi maupun iklan dari suatu produk atau jasa pada perusahaan atau instansi.

Jadi pemberitaan kebenaran agama yang mengacu pada fakta melalui dakwah dan khotbah menjadi tidak penting. Sebaliknya, buzzer memegang peran penting untuk menjadikan kebenaran baru menjadi tranding.

Buzzer itu sendiri artinya berdengung, dengungan, desas-desus, atu rumor. Untuk menjangkaui auidiens yang lebih luas. Buzzer merupakan alat untuk menghasilkan suara bising sehingga dapat menarik perhatian. Buzzer bertugas untuk menyampaikan informasi secara berulang untuk menyampaikan informasi secara berulang dengan tujuan menjadikan kebenaran baru itu menjadi tranding. Buzzer mendapatkan penghasilan dengan mempromosikan,  produk tertentu.

Fungsi utama seorang Buzzer adalah untuk menciptakan fenomena dari mulut ke mulut di media sosial untuk meningkatkan kesadaran konsumen tentang suatu produk.

Dengan mengkampanyekan suatu hal secara terus menerus, buzzer bisa membuat jangkauan suatu brand menjadi lebih luas. Terlebih lagi dengan bantuan media sosial yang bisa diakses tanpa terbatas uang dan waktu.

Selain itu Buzzer dapat mempengaruhi opini publik melalui berbagai kampanye yang mereka suarakan di media social. Layanan buzzer ini biasanya digunakan dalam bidang pemasaran bisnis, dan berbagai kepentingan lainnya.

Aspek negatifnya, Buzzer bisa menggunakan informasi yang keliru, melakukan manipulasi di media sosial, terutama buzzer yang mengkampanyekan isu-isu politik. Apalagi jika mengkampanyekan nilai-nilai eksklusif agama dengan memberikan label bidat pada yang lain.

Dahlan Iskan selanjutnya juga bertanya apa fungsi perguruan tinggi apabila kebenara baru diciptakan oleh persepsi?

Pencarian kebenaran berdasarkan data sebenarnya biasa dilakukan melalui metode penelitian dengan paradigma induktif, yang terkenal dengan istilah Grounded Theory, kebenaran berdasarkan fakta, atau teori yang dibangun berdasarkan data dan fakta.

Disamping paradigma induktif pencarian kebenaran bisa juga dengan cara deduktif, biasa disebut menguji theory, pengujian teori ini juga didasarkan data atau fakta.

Apabila kebenaran baru diciptakan berdasarkan persepsi, maka fakta menjadi tidak penting. Tetapi dalam sebuah penelitian kita bisa memahami bahwa realitas itu tidak dapat kita baca tanpa teori.

Mengapa kebenaran baru menjadi popular, menurut saya karena begitu luas nya penyebaran data yang dapat diakses, demikian juga dengan teori. Karena  data dan fakta dapat ditemukan secara mudah, tetapi memahami relasi teori dan fakta sebaliknyamenjadi tidak mudah, maka cara cepat dan mudah adalah menempatkan persepsi sebagai sesuatu yang mutlak, dan analisis data atau fakta menjadi tidak penting, karena persepsi menjadi utama.

 

https://www.binsarinstitute.id/2024/10/kebenaran-baru-dan-buzzer.html 

Monday, October 14, 2024

Dahlan Iskan pindah agama?

 

Jawaban Dahlan Iskan, Soal pindah agama

Heboh terkait isu pindah agama Dahlan Iskan menjadi pokok bahasan KBN Nusantara. Tayangan Pidato Dahlan Iskan di Al Zaitun terkait aktivitasnya sebagai anggota Budha Tzu chi, sebuah organisasi sosial agama Budha yang tidak menyelenggarakan doa, sembahyang, rumah isu penting yang ditayangkan berbagai medsos.

Berita mengenai pernyataan bahwa Dahlan Iskan sudah bertemu dengan pimpinan tertinggi dari Budha Tzu chi di Taiwan yang berprinsip  tidak boleh punya tempat ibadah, tidak ada doa, tidak ada rumah ibadah serta pernyataannya sebagai anggota aktif langsung saja beredar sebagai isu bahwa Dahlan Tskan telah pindah agama ke Budha Tzu chi.

Dahlan Iskan menjadi anggota aktivis Budha Tzu chi dan terlibat dalam aksi sosial kelompok itu. Menurut Dahlan Iskan mengapa Budha Tzu chi tidak mendirikan rumah ibadah dan tidak ada sembahyang, karena jangan jangan rumah ibadah menjadi symbol marketing persaingan antaragama, banyak-banyakan rumah ibadah, Adu besar dan megah rumah ibadah, persaingan rumah ibadah yang menimbulkan koflik. Jadi pimpinan Budha Tzu chi berprinsip Tidak boleh ada sembahyang, rumah ibadah dan doa.

Ibadah dan doa Budha Tzu chi  adalah membantu orang lain. Di Jakarta Budha Tzu chi menurut dahlan Iskan antara lain, menyantuni anak anak telantar, dan dimasukkan ke sekolah yang harus pakai jas dan pakai dasi.  Ana-anak yang terpinggirkan itu mengalami perubahan luar biasa.

KBN Nusantara dalam Videonya yang berjudul “Yang ditunggu! Ini jawaban Dahlan Iskan soal pindah agama!” Belum dapat memastikan apakan benar Dahlan Iskan sudah pindah agama atau tidak. Saya pun tak melihat ada indikasi bahwa Dahlan Iskan pindah agama. Budha Tzu chi adalah aliran sosial.

Hebohnya soal pindah agama Dahlan Iskan mengindikasikan bahwa pindah agama di negeri ini ternyata masih menjadi kontroversi, padahal pindah agama adalah hak asasi manusia. Tapi persoalannya adalah, apakah masih hebohnya isu pindah agama itu terkait dengan apa dikatakan Dahlan Iskan mengutip pimpinan Tzu chi bahwa  pendirian rumah ibadah dan juga pindah agama menjadi isu persaingan marketing agama.

Artinya tidak menutup kemungkinan ada  praktek ibadah dan pendirian rumah ibadah terkait symbol persaingan marketing agama. tokoh agama yang berusaha memindahkan mereka yang beragama lain pindah ke agama tertentu perlu mewaspadai isu itu.

Bisa jadi, Isu itu juga terjadi pada polemik Protestan dengan katolik, demikian juga Antar gereja Protestan, secara khusus Protestan dengan denominasi Protestan lain.

Kontroversi terkait perpuluhan, dan pengelolaan perpuluhan bisa jadi merupakan salah satu indikasi adanya persaingan marketing agama. Semoga saja hal itu tak terjadi di negeri ini.

Berdasarkan Deklarasi hak-hak asasi manusia,pasal 1 dan 18, pindah agama adalah hak asasi manusia, karena itu negara wajib melindungi hak asasi setiap warga negara.

 

https://www.binsarinstitute.id/2024/10/dahlan-iskan-pindah-agama.html 

Sunday, October 13, 2024

Moderasi beragama

 

Menjadi moderat: Menguatkan moderasi beragama di Indonesia

Semakin seseorang mempelajari agamanya dengan sungguh-sungguh, dan sedia belajar dari agama-agama yang beragam dan berbeda, maka saya percaya pilihan tepat adalah menjadi moderat dalam ruang publik agama-agama.

Mereka yang belajar sungguh-sungguh tentang agama akan tahu bahwa tak ada individu yang dapat selesai mempelajari agamanya. Bahkan menurut saya semua rumusan dogma agama itu hanya absolut atau final untuk diri agama itu.

Apa yang agama katakan final untuk dogma tertentu adalah final dalam bahasan dogma dengan dukungan data-data yang tersedia.

Keyakinan bahwa semua data-data sudah tersedia dalam mendukung kebenaran dogma merupakan sebuah keyakinan. Berbeda dengan penelitian ilmiah yang tak pernah final, dan terus berkembang.

Pada sisi yang lain, kesedian belajar dari agama-agama yang berbeda, kita akan tahu bahwa kebenara tidak terpenjara pada agama tertentu, kebenaran bukan milik agama tertentu, tapi kebenaran adalaah milik Tuhan.

Kemudian kita tentu bertanya, darimanakah nilai-nilai kebenaran agama-agama yang inklusif itu, tentu saja dari Tuhan. Karena Tuhan dapat memberikan kebenaran menurut sara Tuhan sendiri, dan melalui berbagai cara Tuhan.

Bisakah kita meng-klaim agama kita adalah jawaban tunggal untuk Indonesia? Apalagi jika kita percaya kebenaran itu tidak terpenjara pada agama tertentu.

Mengakui keterbatasan rumusan agama, tidak berarti menyangkali keberadaan Tuhan, tapi menjadi dasar untuk sedia belajar dari agama-agama yang berbeda. Menurut saya Menjadi moderat adalah pilihan bijak.

Menjadi moderat memungkinkan agama-agama berada dalam ruang publik untuk membrika kontribusi positifnya. Jangan lupa dalam negara sekuler agama dianggap tak memiliki kontribusi positif, karena ini dikerangkeng hanya boleh ada dalam ruang privat.

Sebagai manusia Indonesia yang menerima Pancasila, baik sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan sila-sila lainnya, maka menjadi moderat merupakan komitmen untuk tetap merawat rumah bersama Pancasila, rumah bersama agama-agama.

https://www.binsarinstitute.id/2024/10/moderasi-beragama.html 

Pilkada Jakarta: Nasionalis Vs Islam Politik

  Pilkada Jakarta: Nasionalis Vs Islam Politik Pernyataan Suswono, Janda kaya tolong nikahi pemuda yang nganggur, dan lebih lanjut dikat...