Friday, March 31, 2023

Politisi Sesumbar Korbankan Timnas U-20





 Ketika kenikmatan, gelimang harta, puj puji jadi tujuan, tangisan, tetesan airmata, jerit kesakitan, penderitaan orang lain hanya layak jadi cerita fiksi untuk membungkam karya, dan terus berenang di atas penderitaan rakyat, tanpa rasa sesal.

Bencana covid belum juga tuntas, korban covid yang terus menurun, membuat banyak kita lupa bunyi sirene yang kita kerap dengar pada hari-hari Covid melanda negeri ini dan dunia seperti tak pernah ada. Kita cepat lupa, atau kita memang sengaja melupakan?

Mengapa kita lupa untuk hidup untuk saling menyenangkan yang lain, hidup menjauhi tindakan merugikan orang lain, berupaya merawat kehidupan bersama, karena dengan karya bersama kita memelihara kehidupan.

Indonesia gagal menjadi penyelenggara piala dunia U-20, kata mereka yang biasa tampil di media massa itu karena sesumbar politisi. Sepak Bola rupanya tak lolos jadi alat politik, untuk memuaskan birahi para politisi sesumbar. Korbannya adalah Timnas U-20, dan tentu juga banyak rakyat di negeri ini.

Apakah para politisi sesumbar itu tak takut balasan yang akan mereka terima? Mereka yang menyengsarakan rakyat, mengubur mimpi indah rakyat, Waspadalah kebahagian kalian akan direnggut yang maha kuasa, apakah mereka tidak takut dengan sumpah serapah rakyat miskin, apalagi rakyat yang berdoa agar Tuhan menghukum mereka?

Para politis sesumbar bukan hanya menggunakan konstitusi sebagai instrumen untuk membenarkan sesumbar mereka, tak jarang menggunakan agama untuk tampil mulia. Tapi, kemuliaan tak pernah betah pada kejahatan. Penghakiman akan membuktikan itu.

 Bertobatlah Tuhan tak akan membenarkan kejahatan, tetapi Tuhan akan datang menghakimi bumi!



https://www.bhi.binsarhutabarat.com/2023/03/politisi-sesumbar-korbankan-timnas-u-20.html

Saturday, March 25, 2023

Beda Dosen Home Base dan Dosen Tetap





Salah satu persoalan yang menyebabkan beberapa Pendidikan Tinggi Keagamaan Kristen di Indonesia Tidak Memenuhi Standar Peringkat Akreditasi adalah tidak mampu membedakan dosen home base dan dosen tetap, khususnya untuk PTKK/STT yang memiliki program studi magister.

Kualifikasi dosen tetap pada sebuah program studi menjadi salah satu komponen penting dalam penilaian peringkat akreditasi sebuah perguruan tinggi. Untuk mendapatkan Standar dosen di atas Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) dosen sebuah program studi sarjana perlu memiliki dosen bergelar doktor, tentu saja dengan jabatan fungsional minimal lektor.

Apabila sebuah program studi Sarjana hanya memiliki dosen bergelar magister apalagi dengan jabatan Asisten ahli, maka prodi sarjana itu dapat dikatakan belum melampaui SNPT untuk prodi Sarjana. 

Pada program studi sarjana yang Tindak Memenuhi Standar Peringkat atau dicabut akreditasinya salah satu penyebabnya adalah adanya dosen yang tidak memiliki jabatan fungsional. Dapat dikatakan kualifikasi dosen perguruan tinggi itu berada di bawah standar nasional pendidikan tinggi. 

Saya masih menemukan sebuah perguruan tinggi hanya memiliki dosen tetap 6 orang, sesuai persyaratan pendaftaran ijin pembukaan program studi di Dirjen Bimas Kristen, Kementerian Agama RI meski memiliki Prodi Magister. Repotnya lagi, dosen tetap yang hanya sejumlah persyaratan minimal itu ketika mengajukan akreditasi program studi belum memiliki jabatan fungsional. Memang persyaratan lulus akreditasi juga ditentukan dengan pelaksanaan penjaminan mutu. Mengenai hal ini saya akan bahas pada tulisan lain.


Beda Dosen Home Base dan Dosen Tetap Program Studi

Dosen pada pendidikan tinggi di Indonesia berada pada institusi, bukan program studi. Artinya, institusi dapat menempatkan dosen pada home  base program studi tertentu, dan dosen yang ditempatkan menjadi home base pada prodi tertentu itu, tidak dapat ditempatkan pada menjadi home base pada program studi lain pada sebuah institusi. 

Berbeda dengan pengaturan Dosen Tetap Program Studi (DTPS), Dosen tetap program Studi sarjana bisa berasal dari dosen home base sarjana yang mengajar mata kuliah wajib di prodi, dan juga bisa berasal dari dosen home base Pascasarjana, dan tentunya juga mengajar mata kuliah wajib. Artinya, dosen Tetap Pascasarjana bisa menjadi dosen tetap pada program sarjana, asalkan mengajar mata kuliah wajib pada program sarjana. Tentunya dengan keahlian yang sesuai dengan dosen itu.

Apabila sebuah Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen memliki prodi sarjana dan pasacasarjana mestinya prodi sarjana itu tidak memiliki kesulitan untuk mendapatkan peringkat akreditasi. Setidaknya tidak ada prodi sarjana yang Tidak Memenuhi Peringkat Akreditasi apabila mampu membedakan dosen home base dan dosen tetap. 

Tentu saja ada standar-standar lain yang perlu dipenuhi untuk mendapatkan peringkat akreditasi. Namun, dengan adanya dosen dengan kualifikasi Doktor dengan jabatan minimal lektor tugas pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat telah melampaui standar dikti, diharapkan output dan outcome memiliki peningkatan mutu.

Untuk mendapatkan peringkat akreditasi lebih baik tentu saja tata Kelola, Kerjasama antar pendidikan tinggi, atau 9 standar akreditasi perlu ditingkatkan. Kehadiran Asosiasi Program Studi Teologi dan Pendidikan Agama Kristen (ASPROTEPAK) menjadi sangat penting.

Silahkan menghadiri acara-acara ASPROTEPAK untuk meningkatkan mutu Pendidikan Tinggi Keagamaan Kristen Indonesia. 

Dr. Binsar Antoni Hutabarat

Asesor Lembaga Akreditasi Mandiri (LAMDIK) dan BAN-PT

NIRA LAMDIK 220691

NIRA BAN-PT: 2022-02288-2


https://www.binsarhutabarat.com/2023/02/beda-dosen-home-base-dan-dosen-tetap.html


Friday, March 24, 2023

Melewati Pernikahan Perak

https://www.binsarhutabarat.com



Dua puluh tujuh tahun lalu dalam kesederhanaan dan tekad yang murni dilandasi keinginan Bersama secara sukarela kami mengikrarkan untuk membangun sebuah keluarga baru dalam anugerah Tuhan. Keluarga, handai tolan memberikan sokongan, dukungan yang tak bisa disebutkan satu persatu. Singkatnya rumah tangga yang kami bangun adalah untuk kebaikan Bersama, sebagai sesama ciptaan Tuhan.

Melewati waktu yang cukup Panjang, kata orang kami telah melewati penikahan perak, kami memahami menjadi satu adalah sebuah kemustahilan, tapi itu merupakan sebuah proses yang perlu dijalani sebagai sebuah kenyataan. Artinya perjalanan menjadi satu perlu terus diusahakan, dan tak ada kata selesai, proses itu pun bisa berlangsung karena anugerah Tuhan.

Bagaimana mungkin manusia berdosa, yang terus harus mengalami penyucian dosa, karena lumuran dosa tak berhenti mengguyur setiap manusia, kegelapan kerap berusaha menghadirkan kabut untuk manusia tak mampu melihat cahaya terang kemuliaan Tuhan,  dan pasa saat yang sama kita perlu terus maju menapaki jalan yang sering kali licin, bebatuan, dan adanya berbagai rintangan.

Syukurlah anugerah Tuhan memampukan kami menapaki jalan yang tidak mudah itu, tapi jalan-jalan sulit yang masih harus kami jalani masih saja ada, padahal tenaga kian menurun, dan kaca mata kian menebal. Berharaplah kepada Tuhan, berharaplah untuk anugerah Tuhan.



https://www.bhi.binsarhutabarat.com/2023/03/melewati-pernikahan-perak.html


Pilkada Jakarta: Nasionalis Vs Islam Politik

  Pilkada Jakarta: Nasionalis Vs Islam Politik Pernyataan Suswono, Janda kaya tolong nikahi pemuda yang nganggur, dan lebih lanjut dikat...