Podcast Rukun Beragama

Wednesday, September 18, 2024

#satutuhan, #banyakagama #plural #pluralisme




http://dlvr.it/TDMgd4

Pluralisme agama

 young boy learng piano with beginners piano lessons

 KLIK DISINI!

Memahami pluralisme agama secara baru

 

Pluralisme agama menurut saya lebih baik dipahami sebagai pengakuan bahwa agama-agama itu pada realitasnya berbeda, tetapi sama-sama mengakui adanya Tuhan yang satu, untuk Indonesia istilah Pluralisme agama itu dinyatakan dalam pernyataan sila pertama, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.

Agama-agama yang berbeda itu berjalan bersama di atas dasar niai-nilai agama yang eksklusif dan inklusif, dan terus memperkaya diri dalam perjumpaan-perjumpaan yang saling memperkaya diri dengan berpegang pada nilai-nilai inklusif agama, dan secara bersamaan menguatkan nilai-nilai eksklusif agama yang berbeda itu.

Perjumpaan agama-agama yang jujur menurut saya adalah keterbukaan akan adanya nilai-nilai eksklusif agama, dan secara bersamaan juga dapat bergaul dengan jujur dengan agama-agama yang berbeda karena semua agama-agama itu pada realitasnya memang memiliki nilai-nilai inklusif.

Nilai-nilai eksklusif agama perlu diakui dengan jujur, karena itu adalah perjumpaan khusus individu atau komunitas agama tertentu dengan Tuhan. Namun perlu diakui bahwa nilai-nilai itu absolut untuk diri individu atau komunitas agama itu , dan tidak perlu dipaksakan kepada yang lain.

Nilai-nilai agama itu absolut relative, absolut karena merupakan pengalaman nyata perjumpaan individu ata komunitas agama itu, tapi tak dapat digeneralisasi apalagi dipaksakan untuk semua. Pengalaman subyektif hanya benar untuk mereka yang mengalaminya, namun agama yang berbeda tidak perlu menjadi hakim mana agama yang benar dan mana yang salah.

Biarlah Yang Maha Kuasa itu yang akan menghakimi mana agama yang benar, bukan manusia yang terbatas. Cerita Natan yang bijaksana mungkin perlu diangkat kembali untuk memperkaya perjumpaan agama-agama pada saat ini.

Menurut saya pemahaman terkait pluralism agama menjadi penting untuk menghadirkan perjumpaan agama-agama dalam menghadirkan nilai-nilai bersama yang menjadi pijakan bersama agama-agama yang berbeda itu untuk bergaul dengan saling menghargai sebagai sesama ciptaan Tuhan.

Dr. Binsar Antoni Hutabarat

 

 https://www.binsarinstitute.id/2024/09/pluralisme-agama.html

Tuesday, September 17, 2024

dialog antar agama memperkaya agama agama




http://dlvr.it/TDKw6Y

Menghargai keragaman agama tanpa menghakimi




http://dlvr.it/TDKcPv

Kemampuan berpikir kritis

 


Kemampuan berpikir kritis dalam mata kuliah critical thinking perlu diberikan bobot khusus pada sekolah-sekolah keagamaan. Kemampuan berpikir kritis itu penting dalam menempatkan Absolutisme relatif agama-agama dalam diskusi dan perjumpaan agama-agama.

Salah satu persoalan yang kerap menimbulkan perdebatan bahkan tidak jarag menimbulkan konflik adalah klaim agama-agama bahwa agama tertentu adalah absolut dan berasal dari Tuhan yang benar. Padahal, apapun klaim tentang absolutisme agama adalah klaim yang didasarkan dengan fakta atau data yang terbatas.

Klaim dikatakan benar, sebatas apabila klaim itu didukung atas data-data atau argumentasi memadai yang mendukung klaim itu. Itulah sebabnya kritik terhadap agama-agama yang berbeda sejatinya hanya boleh menunjuk pada persoalan koherensi antara klaim agama dan data-data pendukung yang terbatas. Pada kondisi ini peru kemampuan berpikir kritis untuk menganalisis klaim agama-agama itu.

Jika diskusi ataupun perdebatan agama berada pada tataran implementasi berpikir kritis, maka agama-agama bisa saling belajar, dan mendapatkan data-data yang lebih baik untuk mendukung klaimnya.

Itulah sebabnya tidak jarang kita mendengar bahwa dialog antar agama bukan hanya akan membuat kita makin mengenal agama-agama lain, tetapi juga pemeluk masing-masing agama agama memiliki pemahaman yang mendalam tentang agamanya melalui perjumpaan dengan yang berbeda agama.

Kemampuan berpikir kritis juga akan menolong mahasiswa tidak menerima begitu saja apa yang disampaikan dosen ataupun tokoh-tokoh agama. Apalagi pada sekolah-sekolah keagamaan yang didirikan oleh lembaga agama tertentu dan bertujuan untuk melindungi doktrin agama, atau untuk menjalankan misi agama.

Apabila mahasiswa sekolah keagamaan mampu berpikir kritis, maka doktrin-doktrin agama rumusan masa lampau yang eksklusif itu tidak akan dipaksakan, apalagi menuduh yang berbeda itu sesat. Bukankah mereka bisa saling belajar untuk mengembangkan doktrin agama yang lebih baik?

Pengembangan doktrin agama pada perguruan tinggi keagamaan itu akan membuat komunitas agama atau lembaga-lembaga keagamaan itu bisa menyelesaikan konflik masa lampau, dan menghadirkan kehidupan antaragama yang lebih baik.

Penelitian-penelitian pada perguruuan tinggi keagaman yang memiiki kemampuan kritis tentu akan sarat dengan hasil-hasil penelitian untuk membangun hidup antaragama yang lebih baik.

Tidak salah mengklaim memiliki pengalaman nyata keagamaan. Namun, karena itu pengalaman subyektif individu, jangan memaksakan pengalaman itu  perlu berlaku pada semua agama, ini sama saja menihilkan kemampuan berpikir kritis.

 

Dr. Binsar A. Hutabarat

 

 https://www.binsarinstitute.id/2024/09/kemampuan-berpikir-kritis.html


Contoh Penulisan Metodologi Penelitian

  METODOLOGI PENELITIAN   A. Tujuan Penelitian Penelitian evaluasi kebijakan ini secara umum memiliki tujuan sesuai dengan apa...