Podcast Rukun Beragama

Video

Sunday, June 2, 2024

Pelatihan review jurnal

 

Pelatihan Review Jurnal


Belajar review naskah jurnal bukan hanya penting untuk memahami bagaimana strategi review jurnal yang baik, tetapi juga memastikan apakah tulisan yang kita siapkan untuk di muat di jurnal ilmiah itu memenuhi syarat atau tidak.

Dr. Binsar Antoni Hutabarat, dan Dr. Togardo Siburian adalah dua orang penulis dan reviewer yang kerap memberikan pelatihan penulisan serta review jurnal ilmiah. Pengalaman itu membuat keduanya dipercaya Asosiasi Program Studi Ilmu Keagamaan (APSIK) untuk mempersiapkan banyak penulis dan reviewer agar dosesn-dosen STT dapat menulis artikel ilmiah dan menjadi reviewer sebagai peunaian amanat tridharma pendidikan tinggi. Hadiri dan bergabunglah bersama penulis dan reviewer jurnal APSIK


Saturday, May 25, 2024

Mengarus Utamakan Pendidikan Keagamaan

 

 


 

Mengarus Utamakan Pendidikan Tinggi Keagamaan

 

Pendidikan tinggi keagamaan kerap mendapatkan lebel negatif sebagai pendidikan yang tidak ilmiah, pendidikan tak menggunakan nalar.

Mungkin saja banyak kita tidak setuju dengan pernyataan itu, tapi faktanya pendidikan tinggi keagamaan, secara khusus pendidikan tinggi keagamaan Kristen kerap dilebelkan tidak bermutu, bahkan seorang tokoh pernah mengatakan, bahwa lulusan Sarjana Pendidikan Agama Kristen menurutnya tidak bermutu!

Jika mengacu pada level akreditasi, pada umumnya pendidikan tinggi keagamaan Kristen hanya mampu terakreditasi, dan banyak yang terseok-seok bekerja berbulan-bulan hanya untuk lolos akreditasi. 

Pasalnya, tanpa akreditasi tak ada pendidikan tinggi yang boleh menggelontorkan ijazah, itulah sebabnya pendidikan tingi keagamaan itu berharap pada akreditasi, bukannya pada usaha peningkatan mutu berkelanjutan.

Jika pendidikan tinggi keagamaan dibiarkan tanpa mutu, maka akibatnya pengguna atau penerima luaran pendidikan tinggi keagamaan yang dirugikan.

Hal yang sama juga dengan lulusan perguruan tinggi keagamaan yang kerap kesulitan memenuhi kebutuhan hidu[. Luaran tanpa kreatifitas, kemampuan inovasi, kompetensi tentu saja tak mampu bersaing dalam dunia yang cepat berubah.

Terlepasa setuju atau tidak setuju terhadap lebelisasi pendidikan tinggi keagamaan tidak bermutu, sebaliknya kita semua yang berada dalam lingkungan pendidikan tinggi keagamaan perlu menjawabnya.

Salah satu upaya saya menepis bahwa pendidikan tinggi keagamaan tidak bermutu adalah dengan mengambil program doktor pada pendidikan tinggi di luar rumpun ilmu agama.

Bersyukur saya berhasil lulus dengan nilai yang sangat baik dan dalam waktu yang cepat, tiga tahun. Itu artinya dosen pendidikan tinggi keagamaan tidak boleh dipandang sebelah mata.

Selanjutnya, menurut saya kita perlu bergerak lebih jauh, yaitu untuk mengarusutamakan pendidikan tinggi keagamaan yang sangat penting itu. Jika pendidikan tinggi keagamaan tak bermutu apa jadinya pembinaan iman pada masyarakat Indonesia?

Pendidikan tinggi keagamaan perlu berbenah diri untuk hadir sejajar dengan pendidikan tinggi lain, dan memberikan peran strategis bagi pembangunan bangsa. 

Jangan remehkan pembangunan mental spiritual, karena itu adalah kekuatan utama suatu bangsa untuk hadir sebagai bangsa yang kuat, adil, sejahtera dan dapat menghadirkan damai dalam kehidupan bersama.

https://www.binsarinstitute.id/2024/05/mengarus-utamakan-pendidikan-keagamaan.html


 

Teologi Gereja Versus Teologi Jemaat

                                     Teologi Gereja Versus Teologi Jemaat   Teologi gereja yang dinyatakan dalam pengakuan iman sebuah den...