Podcast Rukun Beragama

Video

Saturday, February 3, 2024

Panggung Sandiwara Pilpres 2024

 Panggung Sandiwara Pilpres 2024






Drama politik yang terjadi menjelang pilpres 2024 ini sesuai dengan isi sair lagu “Panggung Sandiwara” yang dinyanyikan Ahmad Albar, vokalis band “God Bless”yang pernah tersohor, “Dunia ini panggung sandiwara, ceritanya mudah berubah…”

Popularitas Jokowi tiba-tiba menukik tajam, para pendukung yang dulu berjanji berjuang bersama Jokowi untuk menghadirkan pemerintahan yang berpihak kepada rakyat tiba-tiba menjadi lawan Jokowi. 

Dengan alasan ketakutan kembalinya kekuatan orde baru yang absolutis melalui dinasti Jokowi yang kini menjadi berita utama diberbagai media, baik dalam negeri maupun luar negeri, secara khusus ketika keputusan MK, dan keputusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK), suara kekecewaan, marah, benci memenuhi ruang publik.

Cinta dan Benci

Cinta dan Benci menjadi pesan drama yang kita tidak tahu siapa sutradarnya. Serangan terhadap Jokowi tiba-tiba saja muncul secara berantai, rupanya cinta berlebihan terhadap Jokowi berbalik meluap menjadi kebencian. Ungkapan kemarahan, kekecewaan menggantikan pujian selangit yang pernah dikumandangkan untuk Jokowi.

Hubungan PDIP dan Jokowi yang mulai retak  membuat serangan terhadap Jokowi kian bertubi-tubi. Apalagi Tim pemenangan partai melibatkan para presenter kondang yang terbiasa menggelar press release untuk memengaruhi massa, membentuk opini publik. Disana juga ada figur yang pernah mendapat julukan "peternak LSM", yang memberikan bantuan dana dalam dan luar negeri untuk mereka yang menyebut diri pejuang demokrasi. 

Kita tentu berharap kerja keras mereka bukan hanya untuk tampil untuk mendapatkan peluang menikmati kue kekuasaan dari capres yang mereka dukung.

Youtuber-youtuber kondang pencinta Jokowi, kini banyak yang beralih menjadi pembenci Jokowi, dengan Jargon politik dinasti, maka seluruh keluarga dan kerabat dekat Jokowi menjadi sasaran tembak. 

Apakah dengan alasan mereka mewakili suara publik, suara mayoritas mereka bisa berbuat semaunya? Jangan terjebak cinta buta, dan kemarahan buta, tataplah Indonesia dengan ratusan juta orang di dalamnya, kita berharap tujuan bersama Indonesia menjadi tujuan utama, bukannya sekadar menghabisi mereka yang dibenci, apalagi mereka juga pernah dicinta.

Tidak tanggung-tanggung  beberapa tokoh yang menyebut diri tokoh nasional berkumpul menyampaikan kekuatirannya baru-baru ini di Rembang, Peristiwa seperti ini jamak terjadi sebelum pernyataan dukungan para aktifis dan tokoh-tokoh nasional itu terhadap pemerintahan Jokowi.

Kita tentu prihatin dengan kata-kata kasar yang diutarakan kepada orang nomor satu di Indonesia, ada banyak sindiran dan kata-kata kotor yang tak patut diutarakan kepada orang nomor satu di negeri ini. 

Kita berharap mereka yang kecewa, marah terhadap pemerintahan saat ini juga bertindak sesuai aturan yang berlaku. Jangan kalap mengungkapkan kekuatiran, kemarahan dan kekecewaan, utarakanlah dengan bijak dengan tujuan untuk kebaikan Indonesia.

Pada satu sisi saya berbesar hati, karena banyaknya orang yang sadar perlunya mengawal pemerintahan Jokowi agar pemerintahan Jokowi dapat berakhir sesuai mandat rakyat. 

Masyarakat perlu mengawal pemerintahan Jokowi agar pemerintah yang memiliki pedang itu menggunakan pedangnya untuk menegakkan keadilan, yang bermuara pada kesejahteraan rakyat Indonesia.

Rakyat perlu menjaga agar pemerintahan saat ini berhat-hati menjalankan amanat rakyat. Namun, pengungkapan kemarahan, kekecewaan, kebencian jangan menjadi lebih utama dibanding tugas mengawal agar demokrasi di Indonesia tidak terkubur dan menjelma menjadi politik dinasti, meskipun politik dinasti itu tidak pernah ada, karena pemilu ditentukan di kotak suara.

Drama politik yang terjadi saat ini tidak boleh dilihat hanya dari satu sisi saja, boleh saja individu atau kelompok memandang bahwa drama politik saat ini tidak lagi menghadirkan nurani, meski nurani yang dimaksud tentu saja perlu diinterpretasikan secara hati-hati, karena suara nurani itu sendiri sangat subyektif, dan dipengaruhi banyak kepentingan serta ikatan-ikatan politik. 

Secara legal formal pencalonan Presiden dan wakil Presiden sudah memenuhi persyaratan KPU, dan mestinya secara legal formal tiga pasangan capres itu telah memenuhi ketentuan yang berlaku di KPU. Boleh-boleh saja ada kelompok yang ingin menuntut Jokowi, Anwar Usman dan KPU, tentunya perlu melewati jalur hukum yang berlaku. Vonis-vonis yang dilontarkan di publik perlu mengacu kepada ketetapan pengadilan.

Politik pemenangan pilpres itu banyak variabelnya, jangan cepat-cepat mengutarakan bahwa negara ini sedang menuju kehancuran, demikian juga jangan cepat-cepat mengatakan demokrasi telah mati di negeri ini. 

Bukankah suara-suara yang secara tidak sopan menyerang orang nomor satu dinegeri ini secara bersamaan juga menyakiti hati seluruh rakyat Indonesia?

Boleh-boleh saja melontarkan tuduhan Jokowi membangun politik dinasti, tetapi tidak perlu menyatakan bahwa tuduhan itu mutlak benar. Jangan lupa masih banyak orang dinegri ini yang mendukung Jokowi, dan mereka juga Indonesia.

Friday, February 2, 2024

Apa Kabar Joki Jurnal Scopus?




Kabar merajalelanya Joki Jurnal terindeks Scopus, jurnal bereputasi internasional, jurnal nasional terindeks Sinta jika dibiarkan akan merugikan pendidikan tinggi di Indonesia, dan membuat pendidikan tinggi tak memiliki kemampuan melaksanakan tridharma pendidikan tinggi.


Pada awal saya menyelesaikan Doktor Penelitian dan Evaluasi Pendidikan saya bergairah menulis artikel ilmiah, kebetulan sejak tahun 2014 saya menjadi editor eksekutif Jurnal Societas Dei: Jurnal Agama dan Masyarakat, juga reviewer di beberapa jurna ilmiah dan jurnal pengabdian masyarakat.

Dalam waktu singkat lebih seratus dosen telah mengikuti pelatihan Penelitian dan penulisan karya ilmiah, baik pelatihan gratis yang saya lakukan di kantor saya, maupun pelatihan di kampus-kampus yang mengundang saya, secara khusus penulisan untuk publikasi jurnal ilmiah. Herannya prosentasi mereka yang bergairan menulis sangat kecil, tidak sampai 10 %.

Saya tercengang, bangga sekaligus heran ketika peringkat publikasi ilmiah Indonesia di Asia Tenggara meningkat menjadi peringkat ke-21, padahal sepuluh tahun sebelumnya di berada di urutan ke-54. Negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura mengalami penurunan, Malaysia dari peringkat ke-23 menurun ke peringkat 24, sedang Singapura dari peringkat 40 menurun menjadi peringkat 41.  Lihat, Scientifik-Journal Rangking (SJR). 

Peningkatan publikasi ilmiah juga terjadi pada Pendidikan Tinggi Keagamaan Kristen. Untuk mendapatkan jabatan fungsional yang lebih tinggi, secara khusus lektor kepala dan Professor, dosen berlumba-lumba memiliki artikel yang di publikasikan di jurnal internasional khususnya yang terindeks scopus. 




Biaya yang digelontorlan tentu saja tidak sedikit. Malangnya, ada kabar dosen yang telah berhasil, menembus lektor kepala dengan syarat kecukupan publikasi artikel jurnal internasional, setelah meraih jabatan lektor kepala jurnalnya tidak ditemukan. Bisa jadi publikasinya pada jurnal predator yang kerap diumumlan scopus. 

Sebagai seorang editor eksekutif yang pernah mengikuti percepatan akreditasi jurnal nasional tentu saja saya paham, peringkat jurnal utmanya bukan pada kualitas isi artikel, tapi pada tata Kelola jurnal. Pada kondisi ini joki mengambil kesempatan, apalagi joki tersebut tentu mampu membangun hubungan dengan pengelola jurnal. Hadirlah publikasi pada jurnal scopus dan jurnal bereputasi minim kontribusi keilmuan, karena memang tanpa Penelitian mendalam.

Kita tentu prihatin, karya-karya penelitian di publikasikan pada jurnal OJS dengan tujuan agar karya-karya ilmiah itu berkontribusi bagi pengembangan keilmuan, yang akhirnya berguna memberikan solusi bagi persoalan masyarakat. Realitanya, meningkatnya publikasi ilmiah tidak berbanding lurus dengan meningkatnya kemampuan dosen menulis karya ilmiah, apalagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Keheranan saya terjawab, rupanya perjokian berperan penting dalam meningkatkan publikasi ilmiah pada perguruan tinggi di Indonesia, termasuk juga pada Pendidikan Tinggi Keagamaan Kristen. Secara khusus pengamatan saya adalah pada Prodi Pendidikan Agama Kristen yang memaksakan Penelitian kuantitatif tanpa mengajarkan statistik dengan baik. Saya menjumpai, ada kampus yang menekankan penguasaan aplikasi SPSS jauh lebih penting daripada penguasaan prosedur Penelitian.Apalagi ada yang menggunakan “Mix Methode” Penelitian R&D. 

Untuk melihat keanehan Penelitian di Prodi Pendidikan Agama Kristen silahkan menelusuri Tesis dan Disertasi di kampus-kampus itu. Ironisnya banyak dari mereka mengatakan itu arahan dari pemerintah. Dirjen Bimas Kristen, Kementerian Agama RI mungkin perlu memberikan klarifikasi atas kesalahan ini. Pendidikan Tinggi Keagamaan Kristen rupanya belum paham Otonomi Pendidikan Tinggi, dan mungkin juga pada beberapa tempat sulit dijumpai kebebasan akademik.

Hal lain yang mengerikan adalah kemajuan aplikasi yang membantu penulisan karya ilmiah, mulai dari alat bantu paraphrase, sampai pada Chat GPT yang bisa membuatkan karya ilmiah yang diminta, dan karya ilmiah itu tak terdekteksi Check Plagiarism. Jurnal terindeks Scopus dan Jurna terindeks Sinta yang menggunakan Bahasa Inggris dengan mudah ditembus karya-karya hasil Chat GPT.

Apakah pemerintah Indonesia masih tetap berkeras mempertahankan publikasi jurnal terindeks scopus dan jurnal terindeks Sinta 1dan 2 yang menggunakan Bahasa Inggris? 




Pemerintah perlu berpikir ulang, kebijakan syarat kecukupan publikasi jurnal terindeks sopus untuk kenaikan jabatan lektor kepala dan Professor . Pemerintah tidak boleh membiarkan perjokian merajalela. 

Publikasi Ilmiah yang tidak dihadirkan melalui penelitian-penelitian  mendalam tidak layak dipublikasikan pada jurnal bereputasi. Apalagi yang disebut jurnal bereputasi hanyalah tata Kelola jurnal yang tidak terkait langsung dengan kualitas artikel jurnal.

Dr. Binsar Antoni Hutabarat

Dosen, Peneliti, Asesor Akreditasi Lamdik

https://www.binsarinstitute.id/2023/02/apa-kabar-joki-jurnal-scopus.html

Wednesday, January 31, 2024

Teologi Ilmiah vs Klaim Absolut

 Apa yang saya maksudkan dengan teologi ilmiah? Tentu saja yang saya maksudkan dengan teologi ilmiah adalah segala usaha berteologi dengan menggunakan metode ilmiah. 

Tapi, teologi ilmiah itu saya tidak masukan dalam ranah sains semata, karena teologi ilmiah yang saya maksudkan ini adalah bersumber pada Alkitab.





Pada waktu kita membaca Alkitab, kita menemukan fakta-fakta(data), Konsep (hubungan antar fakta/data), dan prosedural, misalnya bagaimana tahapan atau prosedur seorang bisa percaya kepada Allah.

Pada saat seseorang mengerjakan teologi ilmiah, maka pencarian kebenarannya perlu didasarkan pada data-data dalam Alkitab. 

Persoalannya kemudian adalah pada waktu kita membangun konsep tentang hubungan fakta-fakta dalam Alkitab itu kita tidak bisa bergantung pada data-data hasil riset Alkitab kita yang terbatas, sehingga untuk merumuskan sebuah konsep Alkitab berdasarkan data-data Alkitab itu kita perlu membandingkannya dengan pengakuan-pengakuan iman sepanjang sejarah, dan juga pada pandangan pakar-pakar Alkitab sepanjang zaman. 

Berdasarkan apa yang saya jelaskan di atas dapat dipahami, bahwa doktrin, atau konsep yang kita bangun dari data-data Alkitab itu tidak absolut. 

Jika kita mengatakan teologi yang sedang kita kerjakan adalah teologi ilmiah, maka kita tidak boleh mengatakan hasil penggalian Alkitab itu absolut, tapi kita mesti sedia membandingkannya dengan pandangan orang lain, dan juga bersedia untuk temuan-temuan itu di uji oleh siapapun.

Mereka yang membaca Alkitab dari sudut pandang disiplin filsafat mesti hati-hati, karena filsafat itu sendiri merupakan metafisika, itulah sebabnya perdebatan filsafat hanya bergenit-genit pada teori.

 Jika kita membuat penelitian filsafat, pertanyaan penelitiannya itu bersifat metafisika, jadi tidak bisa diuji dengan data-data. Itulah sebabnya menurut saya, mereka yang belajar fiisafat juga perlu belajar penelitian empiris.

Kembali kepersoalan teologi ilmiah, apabila seseorang membangun teologi berdasarkan pada sudut pandang filsafat yang metafisik itu, maka bisa jatuh pada otonomi manusia, bukan otonomi Allah. 

Itulah sebabnya para apologet Kristen yang berlandaskan pada filsafat kerap merasa pandangannya paling rasional, yang lain dianggap tidak rasional, menurut mereka, karena tidak rasional itu pasti salah.

Jika kita belajar tentang logika sederhana, kita perlu menyadari bahwa semua premis mayor yang dirumuskan itu reduksi, karena generalisasi adalah reduksi. Karena itu semua turunan dari premis mayor, yaitu premis minor dan silogisme, itu relatif.

Menurut saya sudah waktunya kita perlu belajar dari yang lain, perlu menghargai domain ilmu yang berbeda. Usaha interdisiplin, transdisiplin, dan tidak boleh meminggirkan ilmu yang lain.

Dr. Binsar Antoni Hutabarat
 

Perlunya menguatkan kebersamaan

 


Kabar hadirnya badai di penghujung tahun baru 2023 tentu saja mendebarkan, banjir tahunan yang menjadi rutinitas tahunan kian meresahkan, khususnya para ibu yang tentunya terbayang betapa lelahnya membersihkan rumah dan peralatan rumah tangga setelah surutnya banjir.

Syukur badai yang di prediksi hadir tanggal 28 Desember tahun ini tidak terjadi. Apalagi BMKG memberitahukan bahwa yang terjadi hujan ekstrim, dan puncaknya pada 30 Desember. Repotnya di prediksi curah hujan ekstrim itu terjadi pada dini hari saat orang tidur nyenyak.

Kabar akan adanya hujan ekstrim bukan badai seperti yang dikabarkan peneiti BRIN memang cukup melegakan, tapi hujan ekstrim yang diprediksi turun pada beberapa daerah tetap saja menguatirkan, apalagi untuk daerah yang biasa terendam banjir.

Kami pun sudah mempersiapkan barang barang elektronik tertentu pada tempat yanf aman, seperti kulkas misalnya.

Pintu bagian depan dan belakang yang menjadi pintu masuk banjir ke dalam rumah telah kami buat tanggul, tanggul yang kurang kokoh kami periksa. Singkatnya antisipasi banjir sudah disiapkan.

Kalau hujan ekstrim terjadi malam hari, kami perlu menyiapkan tempat aman untuk kendaraan, ini salah satu persoalan yang tidak mudah, jika tidak dipersiapkan busa berebut lahan parkir kendaraan bermotor.

Menyambut tahun baru kali ini ternyata tidak mudah, setelah ibadan kehadiran Natal 100 persen diijinkan, kini kita perlu antisipasi datangnya banjir.

Harap saja pemerintah dan aparat terkait responsif dengan kabat BMKG, dan masyarakan perlu menguatkan kerja sama untuk mengantisipasi hujan ekstrim.

Kiranya kemanusiaan kita tergugah untuk menguatkan kebersamaan untuk kesejahteraan dan kedamaian bersama.


https://www.binsarinstitute.id/2022/12/menyambut-tahun-2023-dalam-badai.html

Tuesday, January 30, 2024

Salam Duka Untuk Sepak Bola Indonesia



Aku mengerti betapa pedihnya hati kalian ketika gagal tampil di piala dunia U-20. Aku tahu kerja keras kalian berlatih beberapa tahun, kalian menyebutnya berlatih mati-matian. Kalian memberikan dedikasi
  tanpa batas untuk kebesaran Indonesia, keluarga dan sanak saudara, serta sesama.

Aku paham, kalian memiliki hati yang tulus untuk membahagiakan keluarga lewat sepak bola, membanggakan rakyat Indonesia untuk hadir setara  bangsa-bangsa lain pada pesta Piala dunia.

Kalian tahu, aku juga marah dengan sesumbar politisi itu, mereka yang tak becus mengayomi rakyat, apalagi memberikan kesejahteraan pada masyarakat. Politisi sesumbar itu tak paham konstitusi, meski mereka kerap meneriakan konstitusi, dan merasa penafsir ulung atas konstitusi. Menurutku kalau mereka paham konstitusi tentu mereka tak akan berani berlama-lama menjadi pejabat publik.

Presiden Soekarno juga mengatakan, jika rakyat di negeri ini menggelandang, mengemis, kelaparan pejabat publik telah gagal memimpin di negeri ini. Tapi pejabat publik negeri ini tak pernah punya perasaan itu, bahkan tega-teganya membunuh mimpi kalian. Banyak pejabat publik itu terlibat korupsi, mereka adalah penjajah sejati.

Aku mengucapkan Salam Duka untuk Sepak Bola Indonesia!

Aku setuju, pejabat publik itu perlu menerima imbalan atas sesumbarnya, mereka yeng membunuh mimpi kalian perlu mendapatkan sanksi berat atas sesumbar mereka yang menyakitkan itu. Mungkin gelimang harta dan puja puji membuat mereka abai terhadap penderitaan rakyat di negeri ini.

Timnas U-20, kalian masih punya masa depan, paling tidak kami terus berdoa untuk kalian agara prestasi kalian membungkam sesumbar politisi itu, dan kita tentu menantikan mereka mundur dari jabatan publik itu karena gagal mensejahterakan rakyat, dan juga membunuh mimpi Timnas U-20.

Pemimpin publik sejatinya berlaku bijak dan berjuang untuk kesejahteraan rakyat. Kata sesumbar, tanpa analisis mendalam tak patut keluar dari mulut pejabat publik, apalagi ketika sesumbar mereka itu membunuh mimpi kalian Timnas U-20, juga mimpi anak-anak muda di negeri in, bahkan mimpiku, anak-anakku, serta rakyat negeri ini.

Aku mengucapkan Salam Duka untuk Sepak Bola Indonesia!


https://www.binsarinstitute.id/2023/03/salam-duka-untuk-sepak-bola-indonesia.html


Anti Kristus Jaman Now

  Anti Kristus Jaman Now: PGI, PGLII, PGPI, Aras Nasional Gereja Perlu Waspada!   Gereja pada awalnya adalah sebuah komunitas misioner...