Podcast Rukun Beragama

Video

Tuesday, April 4, 2023

Memperingati Kenaikan Yesus Ke Surga

 

 

 Memperingati Kenaikan Yesus Ke Surga

 

Memperingati kenaikan Yesus ke Surga secara bersamaan juga berarti  mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan Yesus kembali.
 

Injil Lukas menjelaskan, “Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicata kepada mereka tentang Kerajaan Allah.”(Kisah Para Rasul 1:4)

 

Setelah kebangkitan, Yesus menampakkan diri kepada murid-muridnya secara berulang-ulang. Artinya, murid-murid Yesus tidak melihat Yesus secara sekilas, tetapi dalam waktu yang cukup lama, dan murid-murid melihat Yesus secara berulang-ulang selama empat puluh hari sebelum kenaikan Yesus ke Surga. Kebangkitan Yesus benar-benar nyata, murid-murid Yesus adalah saksi-saksi hidup.

 

Yesus menjelaskan bahwa kedatangan-Nya adalah membawa Kerajaan Allah, dan kerajaan Allah yang dibawa oleh Yesus itu telah mengalahkan kerajaan kegelapan. Melalui kematian Yesus dikayu salib, kegelapan, Iblis, dosa tidak lagi berkuasa atas mereka yang percaya. Mereka yang percaya kepada Yesus dipindahkan dari kerajaan kegelapan untuk masuk dalam kerajaan Allah.

 

Murid-murid Yesus sempat bertanya kepada Yesus, “Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi israel?”(Kisah Para Rasul 1:7). Yesus menjawab, :Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya.”

 

Bagaimanakah manifestasi kerajaan Allah yang dihadirkan Yesus, dan mengapa murid-murid Yesus masih berharap agar Yesus memulihkan kerajaan bagi Isarel?

 

Kerajaan Allah

 

Yesus berkata, “ Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.” (Matius 28: 18).  Selanjutnya, Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk menjadikan segala bangsa Murid Yesus. Sebagai jaminan atas perintah itu  Yesus menjanjikan penyertaan-Nya sampai akhir zaman.

 

Manifestasi kerajaan Allah secara wilyah belum nampak secara nyata, kejahatan, dosa masih merajalela. Orang-orang benar hidup menderita, orang-orang fasik bertindak semena-mena dan mengalami keberuntungan. Pertanyaannya kemudian, dimanakah kerajaan Allah yang dibawa Yesus ke bumi?

 

Yesus memang telah datang membawa kerajaan Allah dengan mati di kayu salib, memindahkan mereka yang percaya kedalam kerajaan Allah, serta memberikan Roh Kudus kepada mereka yang percaya untuk menolong orang percaya hidup secara benar sebagai warga kerajaan Allah.

 

Namun, kerajaan kegelapan masih ada di dunia. Iblis dengan pengikut-pengikutnya belum dibuang ke dalam api yang kekal. Itulah sebabnya mereka yang rohani, hidup sebagai warga kerajaan Allah mengalami pergumulan hidup didunia, Mengalami perlawanan dari mereka yang menjadi alat kegelapan, iblis yang masih diijinkan Tuhan hadir di dunia.

 

Pada saat kedatangan Yesus yang kedua, Yesus akan datang sebagai hakim untuk memisahkan mereka yang menjadi warga kerajaan Allah dari mereka yang hidup sebagai warga kerajaan kegelapan. Itulah sebabnya kedatangan Yesus yang kedua, merupakan sukacita besar bagi warga kerajaan Allah yang sedang menantikan kedatangan Raja mereka.

 

Sebaliknya bagi mereka yang hidup dalam kerajaan kegelapan, kedatangan Yesus yang kedua sebagai hakim, merupakan peristiwa yang amat menakutkan, karena pada waktu itu Yesus akan melemparkan kerajaan kegelapan kedalam api yang kekal.

 

Bagi orang percaya, memperingati kenaikan Yesus adalah sebuah sukacita besar, karena Yesus yang mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosa manusia itu benar-benara hidup. Selama empat puluh hari berulang-ulang dan banyak murid Yesus menyaksikan Yesus yang bangkit dari kematian.

 

Pada peristiwa kenaikan, murid-murid menyaksikan kenaikan Yesus. Malaikat Tuhan menjelaskan,  bahwa Yesus yang naik kesurga itu akan datang kembali dengan cara yang sama. Perkataan malaikat itu memastikan bahwa kedatangan Yesus juga merupakan peristiwa nyata. Kebenaran itu diteguhkan ketika murid-,murid menerima Roh Kudus yang dijanjikan Yesus setelah kenaikan Yesus ke surga.

 

Kerajaan Allah itu sudah datang dibawa Yesus, dan kerajaan Allah telah menaklukan kerajaan kegelapan, dan manifestasi kerajaan Allah itu secara sempurna akan terjadi pada waktu kedatangan Yesus kembali sebagai raja.

 

Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan.

 

Dr. Binsar A. Hutabarat


https://www.bhi.binsarhutabarat.com/2021/05/memperingati-kenaikan-yesus-ke-surga.html

Friday, March 31, 2023

Politisi Sesumbar Korbankan Timnas U-20





 Ketika kenikmatan, gelimang harta, puj puji jadi tujuan, tangisan, tetesan airmata, jerit kesakitan, penderitaan orang lain hanya layak jadi cerita fiksi untuk membungkam karya, dan terus berenang di atas penderitaan rakyat, tanpa rasa sesal.

Bencana covid belum juga tuntas, korban covid yang terus menurun, membuat banyak kita lupa bunyi sirene yang kita kerap dengar pada hari-hari Covid melanda negeri ini dan dunia seperti tak pernah ada. Kita cepat lupa, atau kita memang sengaja melupakan?

Mengapa kita lupa untuk hidup untuk saling menyenangkan yang lain, hidup menjauhi tindakan merugikan orang lain, berupaya merawat kehidupan bersama, karena dengan karya bersama kita memelihara kehidupan.

Indonesia gagal menjadi penyelenggara piala dunia U-20, kata mereka yang biasa tampil di media massa itu karena sesumbar politisi. Sepak Bola rupanya tak lolos jadi alat politik, untuk memuaskan birahi para politisi sesumbar. Korbannya adalah Timnas U-20, dan tentu juga banyak rakyat di negeri ini.

Apakah para politisi sesumbar itu tak takut balasan yang akan mereka terima? Mereka yang menyengsarakan rakyat, mengubur mimpi indah rakyat, Waspadalah kebahagian kalian akan direnggut yang maha kuasa, apakah mereka tidak takut dengan sumpah serapah rakyat miskin, apalagi rakyat yang berdoa agar Tuhan menghukum mereka?

Para politis sesumbar bukan hanya menggunakan konstitusi sebagai instrumen untuk membenarkan sesumbar mereka, tak jarang menggunakan agama untuk tampil mulia. Tapi, kemuliaan tak pernah betah pada kejahatan. Penghakiman akan membuktikan itu.

 Bertobatlah Tuhan tak akan membenarkan kejahatan, tetapi Tuhan akan datang menghakimi bumi!



https://www.bhi.binsarhutabarat.com/2023/03/politisi-sesumbar-korbankan-timnas-u-20.html

Saturday, March 25, 2023

Beda Dosen Home Base dan Dosen Tetap





Salah satu persoalan yang menyebabkan beberapa Pendidikan Tinggi Keagamaan Kristen di Indonesia Tidak Memenuhi Standar Peringkat Akreditasi adalah tidak mampu membedakan dosen home base dan dosen tetap, khususnya untuk PTKK/STT yang memiliki program studi magister.

Kualifikasi dosen tetap pada sebuah program studi menjadi salah satu komponen penting dalam penilaian peringkat akreditasi sebuah perguruan tinggi. Untuk mendapatkan Standar dosen di atas Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) dosen sebuah program studi sarjana perlu memiliki dosen bergelar doktor, tentu saja dengan jabatan fungsional minimal lektor.

Apabila sebuah program studi Sarjana hanya memiliki dosen bergelar magister apalagi dengan jabatan Asisten ahli, maka prodi sarjana itu dapat dikatakan belum melampaui SNPT untuk prodi Sarjana. 

Pada program studi sarjana yang Tindak Memenuhi Standar Peringkat atau dicabut akreditasinya salah satu penyebabnya adalah adanya dosen yang tidak memiliki jabatan fungsional. Dapat dikatakan kualifikasi dosen perguruan tinggi itu berada di bawah standar nasional pendidikan tinggi. 

Saya masih menemukan sebuah perguruan tinggi hanya memiliki dosen tetap 6 orang, sesuai persyaratan pendaftaran ijin pembukaan program studi di Dirjen Bimas Kristen, Kementerian Agama RI meski memiliki Prodi Magister. Repotnya lagi, dosen tetap yang hanya sejumlah persyaratan minimal itu ketika mengajukan akreditasi program studi belum memiliki jabatan fungsional. Memang persyaratan lulus akreditasi juga ditentukan dengan pelaksanaan penjaminan mutu. Mengenai hal ini saya akan bahas pada tulisan lain.


Beda Dosen Home Base dan Dosen Tetap Program Studi

Dosen pada pendidikan tinggi di Indonesia berada pada institusi, bukan program studi. Artinya, institusi dapat menempatkan dosen pada home  base program studi tertentu, dan dosen yang ditempatkan menjadi home base pada prodi tertentu itu, tidak dapat ditempatkan pada menjadi home base pada program studi lain pada sebuah institusi. 

Berbeda dengan pengaturan Dosen Tetap Program Studi (DTPS), Dosen tetap program Studi sarjana bisa berasal dari dosen home base sarjana yang mengajar mata kuliah wajib di prodi, dan juga bisa berasal dari dosen home base Pascasarjana, dan tentunya juga mengajar mata kuliah wajib. Artinya, dosen Tetap Pascasarjana bisa menjadi dosen tetap pada program sarjana, asalkan mengajar mata kuliah wajib pada program sarjana. Tentunya dengan keahlian yang sesuai dengan dosen itu.

Apabila sebuah Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen memliki prodi sarjana dan pasacasarjana mestinya prodi sarjana itu tidak memiliki kesulitan untuk mendapatkan peringkat akreditasi. Setidaknya tidak ada prodi sarjana yang Tidak Memenuhi Peringkat Akreditasi apabila mampu membedakan dosen home base dan dosen tetap. 

Tentu saja ada standar-standar lain yang perlu dipenuhi untuk mendapatkan peringkat akreditasi. Namun, dengan adanya dosen dengan kualifikasi Doktor dengan jabatan minimal lektor tugas pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat telah melampaui standar dikti, diharapkan output dan outcome memiliki peningkatan mutu.

Untuk mendapatkan peringkat akreditasi lebih baik tentu saja tata Kelola, Kerjasama antar pendidikan tinggi, atau 9 standar akreditasi perlu ditingkatkan. Kehadiran Asosiasi Program Studi Teologi dan Pendidikan Agama Kristen (ASPROTEPAK) menjadi sangat penting.

Silahkan menghadiri acara-acara ASPROTEPAK untuk meningkatkan mutu Pendidikan Tinggi Keagamaan Kristen Indonesia. 

Dr. Binsar Antoni Hutabarat

Asesor Lembaga Akreditasi Mandiri (LAMDIK) dan BAN-PT

NIRA LAMDIK 220691

NIRA BAN-PT: 2022-02288-2


https://www.binsarhutabarat.com/2023/02/beda-dosen-home-base-dan-dosen-tetap.html


Teologi Ilmiah Versus Teologi “Membeo”

                Teologi Ilmiah Versus Teologi “Membeo”   Teologi ilmiah itu berjarak dari Alkitab. Jaraknya sejauh apa, tentu saja kit...