Podcast Rukun Beragama

Video

Monday, July 21, 2025

Napak Tilas

 

 


Mengunjungi Landak, Pontianak, Kalimantan Barat bagiku seperti membuka kembali lembaran perjuangan masa lampau. Perjalanan Napak Tilas yang bermanfaat untuk membuat proyeksi lembaran baru sebuah periode masa.

Berbeda dengan 23 tahun yang lampau, Pontianak kini menjadi kota yang biasa dengan kemacetan, tapi perjalanan menuju Landak ternyata tak banyak berubah, maksud saya sempit nya jalan, meski jalan terbilang baik, tetap saja perlu hati hati, apalagi jika mobil berukuran besar melintas.

Untuk efektifitas kerja, secara khusus antisipasi perjalanan darat yang cukup jauh, maka saya menginap di Bengkayang. Hotel Lala Golden jadi pilihan, dan menginap di hotel ini cukup menyenangkan. Dari hotel tempat saya menginap perlusatu jam untuk ketempat tugas. Sedangkan perjalanan Pontianak Bengkayang semalam memerlukan waktu empat jam. Karena saya mendarat sekitar jam enam di Pontianak, dan sempat makan malam, maka sekitar jam dua belas malam saya tiba di Hotel Lala Golden Bengkayang.

Hari ini saya berharap bisa lagi membaca jejak perjuangan masa lampau, tahun 2003-2006 saya kerap berkunjung ke Landak. Harap ada cerita indah dari  dari teman teman yang bertugas di Landak, Pontianak.

https://www.binsarinstitute.id/2025/07/napak-tilas.html

Sunday, July 20, 2025

Obral Gelar Doktor

 Memiliki gelar doktor tampaknya telah jadi kebutuhan, tak peduli apakah gelar menunjuk pada kompetensi atau tidak, yang penting bisa menyandang gelar doktor.

Apalagi bagi mereka yang gemar tebar pesona di ruang publik. Akibatnya, obral gelar doktor marak di negri ini. Alhasil, kita tidak bisa lagi membedakan kualifikasi sarjana, magister atau doktor , secara khusus ketika kita melongok media sosial. 

Produk medsos jadi sulit untuk bahan ajar. Bukannya pencarian pengetahuan yang utama, tapi siapa saja bisa menciptakan kebenaran berdasarkan framing.

Pemerintah Indonesia tampaknya mengintip bahaya itu, khususnya kementrianpendidikan yang menawarkan kebijakan deep learning. 

Generasi muda korban medsos memiliki kedangkalan pengetahuan, banyak informasi tapi analisis rendah, segalanya di telan, tanpa dikunyah.

Apa jadinya dengan masa depan pendidikan tinggi di negri ini, Akses masyarakat terhadap pendidikan masih sangat rendah, dan pengangguran lulusan pendidikan tinggi kian menggunung.

Masih mungkinkah kita meningkatkanmutu pendidikan tinggi pada era generasi instan masa kini? 

Semuanya tergantung kita semua. 


 

 https://www.binsarinstitute.id/2025/07/obral-gelar-doktor.html

Mencari Tuhan?

 


Mencari Tuhan

 

Manusia yang mencari Tuhan akan menemukan Tuhan, tapi pada sisi lain manusia yang mencari Tuhan itu sedang meninggalkan Tuhan. Bukankah Adam dan Hawa menyembunyikan diri dari Tuhan yang mencari manusia berdosa. Ini tentulah sebuah paradoks menurutku.

Bagaimana mungkin manusia yang menyembunyikan diri dari Tuhan itu berkeinginan mencari Tuhan? Sebuah paradoks  yang tak mudah memahaminya.

Sejak kecil aku dibimbing orang tua untuk mencari Tuhan, atau setidaknya belajar mengenal Tuhan, itu sebabnya aku di bawa orang tua ke gereja. 

Tapi herannya, Ayah tak rajin ke gereja, beliau pergi ke gereja pada hari-hari tertentu, biasanya pada acara Natal dan Tahun Baru. Tapi aku belajar banyak terkait idealisme dan dedikasi pada pekerjaan yang tak banyak kujumpai dari mereka yang rajin beribadah sekalipun.

Pada tahun 1986 saat itu aku berada pada semester akhir perkuliahan, aku sedang gundah gulana, karena tak tahu apa yang menjadi capaian masa depan. Pada saat genting itu hadirlah beberapa teman SMA yang sangat bergairah bersaksi bahwa mereka telah menemukan Tuhan yang sejati.

Beberapa teman yang bersaksi itu tak memiliki pengetahuan agama yang luar biasa, tapi mereka mengatakan telah menemukan Tuhan yang sejati, dan menerimanya dalam hati mereka. 

Lagi-lagi sebuah paradoks, Allah hadir dimana-mana, karena dia maha hadir, menurutku wajar saja jika Allah itu hadir pada hidup temanku itu, tapi sebelumnya dia mungkin tak menyadari kehadiran Yang Maha Hadir. 

Ketika pertama kali mendengar istilah menemukan Tuhan itu aku juga bingung, apalagi ketika mereka menyaksikan pengalaman-pengalaman baru yang membahagiakan hidup mereka.

Karena ingin menghargai teman-teman yang baik dan rajin mendoakan agar aku menemukan Tuhan seperti mereka, dalam arti mengalami perubahan hidup, aku ikut saja apa yang mereka katakan, jadilah aku layaknya murud mereka.

Kesaksian mereka aku telan bulat-bulat dalam arti aku percaya mereka jujur, tapi aku bingung karena itu kan pengalaman pribadi, Sering aku berpikir, apa perlu dipaksakan pada yang lain, atau tepatnya, apa perlu semua orang mengalami hal yang sama dengan teman ku itu?

Beberapa bulan kemudian, aku pun mengalami pengalaman seperti mereka, aku merasa ada perubahan hidup yang dapat ku lihat secara nyata, dari orang yang biasa minum-minuman keras, merokok dan beberapa kebiasaan buruk, aku bisa terbebas. Aku menemukan Tuhan!

Perjalanan menemukan Tuhan ternyata tidak pernah final, aku terus menyusuri jejak Tuhan, dan jejak Tuhan itu kerap kulihat hilang dari mereka yang menyaksikan menemukan Tuhan. 

Aku mulai berpikir, mengapa jejak-jejak Tuhan itu tidak semakin jelas, bahkan pada kebanyakan mereka yang bersaksi menemukan Tuhan jejak Tuhan tidak lagi terlihat.

Dengan belajar teologi aku mulai mencari jawab, bukan manusia yang mencari Tuhan, tetapi Tuhan yang mencari manusia. Tapi bukankah Tuhan tidak pernah meninggalkan ciptaanNya? 

Bukankah Tuhan menyatakan diri secara umum kepada semua manusia, dan juga secara khusus kepada siapapun yang Tuhan ingin jumpai? 

Siapa yang menjamin Tuhan hanya akan menjumpai orang-orang tertentu, atau orang-orang dalam agama tertentu?

Perjumpaan Tuhan secara khusus itu kerap diklaim sebagai perjumpaan yang nyata, obyektif, dan berarti absolut. Padahal, jika manusia tidak tahu segala sesuatu, maka manusia tidak bisa mengklaim pernyataannya adalah benar, tanpa salah. Klaim kita hanya benar sebatas argument atau data serta fakta yang mendasari argument itu.

Aku mencari Tuhan, semua agama mencari Tuhan, tapi bagaimana yang transenden bisa dijumpai manusia? Bagaimana manusia yang terbatas bisa mengklaim perjumpaan dan pengalamannya dengan Tuhan adalah pengalaman yang sempurna? 

Bukankah kita masih berada dalam perjalanan mencari Tuhan, dan secara bersamaan mendapatkan pengetahuan tentang Tuhan melalui anugerah penyingkapan diri Tuhan?

Jangan menghakimi!

https://www.binsarinstitute.id/2024/09/mencari-tuhan.html 

Saturday, July 19, 2025

Apologetika untuk kemuliaan Tuhan

 


Apologetika untuk kemuliaan Tuhan, Katolik VS Protestan Perlu Tahu

 

Apologet-apologet Protestan Tentu akan mengatakan bahwa  penjelasan mereka tentang doktrin yang digugat oleh lawan mereka adalah untuk kemuliaan Tuhan. Pertanyaannya, kemudian mengapa Pertarungan apolet Protestan itu tidak jarang saling menghakimi dan menhina para lawannya?

Benarkah bahwa usaha apologet Protestan dan Katolik itu untuk kemuliaan Tuhan?

1. Jika apologet-apologet itu memberitakan kebenaran doktrin itu untuk kemuliaan Tuhan, tentu mereka akan menggunakan cara-cara yang memuliakan Tuhan. Jika pertarungan apologetika Katolik dan Protestan itu untuk kemuliaan Tuhan, maka kita akan melihat cahaya kemuliaan Tuhan dalam diskusi mereka. Youtube bukan dipenuhi penghakiman untuk saling menjatuhkan satu sama lain, karena yang diungkapkan mereka adalah kemuliaan Tuhan.

2. Apologetika bagi kemuliaan Tuhan tidak akan menggunakan cara-cara yang tidak baik, apalagi sekadar membela diri dari ketidaktahuan untuk menjawab pertanyaan lawan. Segala cara yang tidak memuliakan Tuhan, dan menistakan martabat kemanusian pasti dihindari.

3. Apologet Katolik dan Protestan tentu bukan sedang membela Tuhan, apalagi secara bersamaan kemudian menghina sesamanya, tapi apologet Protestan dan katolik menjawab apa yang mereka Imani dengan mengharapkan pembelaan Tuhan, mengharapkan kemuliaan Tuhan dinyatakan, serta memuliaan sesama manusia.

4.Apologetika Kristen dan Protestab perlu menujukkan kelemahlembutan dan hormat terhadap sesama, bukannya sikap arogan yang menghina sesama. Aploget Katolik dan Protestan perlu menjawab apa yang mereka percaya dan mengapa mereka percaya dengan cara-cara Kasih, untuk Apologet Katolik dan Protestan bersama-sama memuliaka Tuhan, dan makin mengenal Tuhan.

Apabila apologet Katolik dan Prrotestan memiliki tujuan untuk kemuliaan Tuhan, Maka ruang apologet di Youtube ini akan membawa semua penontonnya melihat kemuliaan Tuhan, dan kemudian membangun kehidupan bersama yang lebih baik. Rukun Beragama. 

https://www.binsarinstitute.id/2024/12/apologetika-untuk-kemuliaan-tuhan.html 

Pernikahan Dini

 


 

 Kabar tentang meningkatnya permohonan pernikahan dini atau pernikahan di bawah umur tentu saja membuat banyak keluarga resah, apalagi pernikahan dini itu diajukan dengan alasan kehamilan.

Lebih parah lagi, anak-anak perempuan dibawah umur yang hamil itu dipaksa menikah dengan laki-laki yang telah berkeluarga. Pernikahan dini yang dipaksakan itu membuat derita anak-anak perempuan dibawah umur itu kian memilukan. Apalagi dengan kondisi ekonomi sulit saat ini, bisa jadi perdagangan orang menggoda para penjahat tak bernurani.

Pemerintah perlu melindungi setiap anak anak perempuan dibawayumur yang dipaksa menikah, dengan alasan apapun. Korban perlu dilindungi. Undang Undang anti kekerasan seksual perlu ditegakkan. Bukan mustahil anak-anak perempuan yang hamil itu korban kekerasan seksual. Apakah korban Kekerasan Seksual itu harus menerima penderitaanyang lebih berat, yakni dicabut dari perlindungan keluarga? 

Teologi Gereja Versus Teologi Jemaat

                                     Teologi Gereja Versus Teologi Jemaat   Teologi gereja yang dinyatakan dalam pengakuan iman sebuah den...